KILANG TERBAKAR, SALAH SIAPA?


author photo

24 Nov 2021 - 20.42 WIB


Oleh : Katmiasih

( Pemerhati Sosial )

Bencana kebakaran kilang minyak kembali terjadi di Indonesia. Kilang Minyak Pertamina Cilacap kembali terbakar. Penyebab kebakaran tersebut diduga karena sambaran petir.Dugaan ini muncul berdasarkan keterangan sejumlah saksi dan petunjuk dari CCTV di sekitar lokasi kebakaran.

"Sementara ini, penyidik Polda Jawa Tengah menduga bahwa penyebab kebakaran sesuai keterangan saksi dan dari petunjuk CCTV adalah induksi akibat sambaran petir," kata Kepala Bagian Penerangan Umum dan Divisi Humas Polri Kombes (Pol) Ahmad Ramadhan dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (15/11/2021)
Sementara itu menurut hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, pada periode pukul 17.00 WIB hingga 21.00 WIB terdapat pertumbuhan awan konvektif di wilayah Kabupaten Cilacap dengan suhu puncak awan mencapai kisaran -62.5 hingga -75.1 derajat celcius.

Hal ini mengindikasikan adanya pertumbuhan awan konvektif dengan karakteristik awan colombus yang menyebabkan terjadinya potensi hujan intensitas ringan hingga lebat yang dapat disertai potensi kilat atau petir dan angin kencang. Kompas.com
Peristiwa kebakaran yang terjadi di area Kilang Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah, pada Sabtu (13/11) harus menjadi pintu masuk untuk memeriksa dugaan adanya unsur kesengajaan, kata seorang pengamat energi dan anggota Komisi VII DPR.Sebab kasus kebakaran kilang di Cilacap setidaknya telah terjadi tujuh kali sejak tahun 1995.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan akan melakukan evaluasi dan investigasi atas insiden kebakaran di kilang Cilacap sembari memastikan stok BBM untuk wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat aman, sehingga masyarakat tidak perlu melakukan pembelian berlebihan.

Tapi insiden kebakaran di kilang Cilacap tercatat sudah tujuh kali terjadi sejak tahun 1995 dan mayoritas penyebabnya diklaim karena faktor alam, yakni tersambar petir atau tertiup angin kencang. Dalam peristiwa yang terjadi pada Sabtu (13/11) malam, tangki 36T102 yang terbakar itu berisi 31.000 kiloliter Pertalite. www.bbc.com senin(15/11/2021)
Negara ini sepertinya tidak belajar dari peristiwa-peristiwa sebelumnya sehingga segala bencana selalu datang berulang-ulang. Pemerintah selaku penentu kebijakan hanya bisa menyalahkan alam tanpa membuat tindakan konkrit mengatasi atau mengantisipasi agar peristiwa serupa tidak terulang lagi. 

Sebagai contoh Pertamina. Pertamina adalah salah satu bagian dari BUMN. Pertamina adalah salah satu badan umum yang vital bagi negara ini. Pertamina adalah pemasok BBM terbesar di negeri ini. Maka bisa dipastikan semua Instalasinya harusnya aman dari segala gangguan teknis maupun gangguan yang datangnya dari alam. Sebagai salah satu perusahaan besar di Indonesia, Pertamina atau representasi dari bagaimana negara ini mengelola sumber dayanya. 

Kejadian kebakaran kilang minyak yang terus saja terjadi menggambarkan bagaimana buruknya sistem dan tata kelola sumber daya alam dalam negara demokrasi. Negara hanya memikirkan hasil keuntungan semata tanpa memikirkan tingkat keselamatan bagi pekerja maupun masyarakat di sekitar. Jika terjadi suatu kerusakan cepat-cepat mereka akan berusaha mencuci tangan dengan menyalahkan pihak lain. 

Ada beberapa pihak yang berasumsi bahwa kejadian tersebut merupakan unsur kesengajaan. Agar pemerintah bisa melakukan impor atau meningkatkan impor untuk memenuhi kebutuhan stock BBM di dalam negeri. Karena setiap ada kebakaran kilang minyak, nilai impor BBM akan meningkat. Karena dalam kegiatan impor para pejabat dapat mengambil keuntungan yang besar. Sehingga setiap masalah kekurangan bahan kebutuhan pokok, pemerintah segera melakukan impor sebagai solusi tercepat.  Sungguh kekejaman kaum kapitalis, yang rela mengorbankan rakyat demi kepentingan pribadi maupun demi kepentingan kelompoknya semata. 

Berbeda dengan cara pandang Islam dalam mengatur umatnya. Dalam Islam,  kepemilikan harta menjadi tiga bagian, yaitu kepemilikan individu, umum, dan negara. Adapun kepemilikan umum  artinya  individu tidak boleh memiliki harta benda yang terkategori kepemilikan umum. Akan tetapi, boleh bagi suatu komunitas karena mereka saling membutuhkan. Oleh karenanya, privatisasi atas kepemilikan umum adalah terlarang. Harta yang menjadi kepemilikan umum terbagi menjadi tiga jenis, yaitu barang kebutuhan umum, barang tambang yang besar, dan sumber daya alam yang sifat pembentukannya menghalangi untuk individu miliki. 

Adapun minyak termasuk kepemilikan umum. Minyak merupakan barang tambang yang melimpah sehingga haram dikuasai perorangan. Negara tidak boleh menjualnya pada swasta apalagi kepada pihak asing, apa pun yang terjadi karena semua itu adalah harta umat, negara hanya berhak mengelola. 
Dalam sistem Islam para pejabat yang mengelola tambang harus amanah. 

Mereka bekerja karena mengharapkan ridho Allah. Mereka tidak akan mengambil keuntungan dengan melimbahnya hasil tambang demi kepentingan pribadi. Kholifah sebagai pemimpin umat akan mendorong umat untuk berlomba-lomba melakukan riset agar bisa mengelola sumber daya alam dengan cara terbaik sesuai syariat Allah dan menggunakan sepenuhnya untuk kepentingan umat. 
Wallahu allam beshowab
Bagikan:
KOMENTAR