Kolaborasi IOG 4.0 dan Transisi Energi dari DEM Aceh


author photo

25 Sep 2022 - 21.37 WIB


"Menyambut Milad Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Aceh yang ke-3 tahun pada tanggal 20 Oktober 2022, DEM Aceh menyelenggarakan kegiatan rutin setiap bulan sebagai kegiatan pembuka yang bernama "Meurunoe Energi" atau yang berarti "Belajar Energi" dalam bahasa Acehnya. Adapun kegiatan ini diawali pada bulan September 2022 hingga triwulan tahun 2023 dengan berbagai sistem yaitu online (webinar), offline (seminar) serta gabungan offline dan online (hybrid system)." sebagai sambutan dari Andrey Revaldi sebagai Presiden DEM Aceh. September tahun ini kegiatan Meurunoe Energi diadakan secara online (webinar) dengan bertemakan "Peran Riset dan Teknologi di Dunia Industri Energi 4.0" dengan narasumber yang hebat-hebat yaitu bapak Muhammad Arfan selaku Head of IDD Project Acceleration Unit SKK Migas dan abang Robi Juandry selaku Sekretaris Jenderal Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Indonesia. 
"Tetap belajar, terus mencari informasi apapun itu khususnya di bidang migas dan selalu adakan kegiatan-kegiatan positive seperti ini (diskusi)." ucap bapak Arfan yang membawakan materi tentang Rencana Strategis Industri Hulu Migas IOG 4.0. Energi menjadi komoditas global yang menjadi kebutuhan semua negara – negara di dunia. Kebutuhan Coal (batubara) pada tahun yang akan datang angka turun drastis mempertimbangkan efek gas rumah kaca guna mencapai Net Zero Emission, berbanding terbalik dengan Natural Gas yang semakin tahun melonjak tinggi serta kebutuhan Oil yang masih tetap stabil di masa yang akan datang. Adapun kebutuhan migas saat ini melambung tinggi karena efek perang Rusia-Ukraina yang membuat supply menjadi sedikit. Energy supply shock berhubungan dengan Domestic Market Obligation (DMO) dimana stock sedikit membuat harga makin tinggi. Program IOG 4.0 ini memiliki 10 pilar dan pendukung, 25 program kunci, lebih dari 80 target serta lebih dari 200 rencana aksi.
Dalam upaya mengurangi volume dan nilai impor Indonesia terhadap migas baik dalam bentuk mentah ataupun produk jadi, transisi energi juga diperlukan guna mempersiapkan itu. Volume impor BBM RI pada tahun 2020 sebanyak 21,93 juta ton dan meningkat 5,5 persen pada tahun 2021 menjadi 29,79 juta ton serta pada tahun 2022 akan meningkat lagi. Semakin banyak Indonesia mengimpor energi maka akan semakin banyak uang yang akan pemerintah kucurkan karena kebutuhan energi betumbuh sejalan dengan perumbuhan penduduk dan ekonomi Indonesia. Bersumber dari LKPP (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat), subsidi energi pada tahun 2020 sebesar Rp, 108,8 T lalu di tahun 2021 subsidi energi sebesar Rp. 140,41 T atau naik 29 persen dan kemudian pada tahun 2022 subsidi bengkak di angka Rp. 502,4 T atau naik 257,8 persen dengan ICP per Juni 2022 sebesar US$ 117,62 per barel. Artinya transisi energi baik dari sektor fosil ke EBT (Energi Baru Terbarukan) serta dari pemanfaatan domestik ke lokal.

Contohnya pembangkit listrik tenaga energi baru terbarukan seperti PLTS, PLTA, PLTP, PLTB dan lain-lainnya serta pemanfataan batubara yang digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan di dalam negeri dan pemanfaatan gas dengan produk LNG sebagai pengganti LPG. "Peran pemuda sangat penting dalam konsep transisi energi ini, bukan 2030, bukan tunggu 2045 tapi harus di mulai dari sekarang sebagai bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi." ujar narasumber Robi Juandry selaku Sekretaris Jenderal DEM Indonesia.
"Urgency dari kegiatan ini adalah mengedukasi dan membangkitkan gairah para masyarakat, kaum pemuda serta mahasiswa/i untuk mengetahui pentingnya energi dan gerakan sadar energi untuk menuju Indonesia di sektor efisiensi, mandiri dan kedaulatan energi." tutup Awaf Wirajaya selaku PIC Meurunoe Energi DEM Aceh.(**)
Bagikan:
KOMENTAR