HIV, LGBT, Hingga Moderasi Mengancam Generasi


author photo

4 Des 2022 - 11.15 WIB



Oleh: Lifa Umami, S.HI 
(Pemerhati Masalah Sosial)

Sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat, PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan melakukan edukasi terkait pencegahan dan bahaya penyakit Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di kalangan pelajar, tepatnya dilaksanakan di SMA Negeri 5 Balikpapan pada Selasa (22/11).

Berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Kalimantan Timur, hingga tahun 2019 jumlah pengidap HIV/AIDS di Kaltim mencapai 7.286 orang dengan latar belakang yang beragam, termasuk golongan pelajar. Melihat perkembangan kasus HIV/AIDS yang cukup tajam, Pertamina mengambil langkah untuk turut menjaga generasi muda dari bahaya HIV/AIDS melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi di SMAN 5 Balikpapan pada Selasa (22/11).

Pada kesempatan tersebut Arya Yusa Dwi Candra selaku Area Manager Communication & CSR Regional Kalimantan mengungkapkan kegiatan edukasi ini berawal dari keprihatinan akan perkembangan kasus HIV/AIDS khususnya di kalangan remaja dan pelajar. ( Prokal.co, 22/11/2022 )

Jika dilihat skala nasional, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan laporan bahwa selama periode Januari—Juni 2022, sebanyak 1.188 anak Indonesia positif HIV. Laporan itu juga menyebut kelompok usia 15—19 tahun yang dikategorikan sebagai remaja menjadi kelompok paling banyak terinfeksi HIV, yakni sebanyak 741 remaja atau 3,3%. Baru hitungan bulan saja, angka penularannya sangat fantastis.

Mirisnya, cara penularannya sangat memprihatinkan. Mayoritas penularan HIV pada remaja bisa disebabkan oleh penggunaan narkoba suntik dan seks bebas, terutama dengan sesama jenis. Kasusnya mulai bermunculan di remaja, meskipun memang bukan kasus mayoritas. (Republika.co.id, 03/09/2022)


Sinyal Rusaknya Generasi

Tingginya HIV pada remaja ini dinilai oleh pengamat masalah perempuan, keluarga, dan generasi dr. Arum Harjanti sebagai alarm rusaknya generasi dan peradaban manusia. "Tingginya infeksi HIV pada remaja menjadi alarm rusaknya generasi dan peradaban manusia," tuturnya kepada MNews, Kamis (08/09/2022). Ia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya saat menemukan fakta banyaknya remaja yang tertular infeksi HIV karena penggunaan narkoba jarum suntik dan seks bebas, terutama dengan sesama jenis.

Penelitian menunjukkan bahaya penularan infeksi yang mungkin terjadi di antara para pelaku seks sesama jenis ini. Di AS, diperkirakan risiko tertular infeksi HIV di kalangan LSL adalah 1 : 6, sangat besar risikonya jika dibandingkan dengan lelaki heteroseksual (1 : 524) atau perempuan heteroseksual (1 : 253). Bahkan, WHO mencatat LSL memiliki risiko tertular infeksi HIV 26 kali lebih besar dibandingkan populasi secara umum.

Pembiaran komunitas penyuka sesama jenis telah terbukti secara nyata. Terbukti mereka bisa dengan bebas menyebarkan aktivitas penyimpangan mereka di kanal-kanal media yang mereka miliki. Dan mereka diberikan ruang yang cukup luas untuk mengkampanyekan penyimpangan mereka dimanapun dengan dalih HAM yang tidak boleh dilanggar oleh siapapun. 

Dalam sistem kapitalisme, atas dasar hak asasi manusia, setiap orang bebas memilih orientasi seksualnya, mengabaikan aturan Allah yang menciptakan manusia berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, juga mengabaikan aturan Allah tentang lembaga pernikahan sebagai satu satunya cara dalam menyalurkan naluri melestarikan keturunan.

Dalam dunia pendidikan dan kehidupan bermasyarakat, generasi muslim dicekoki dengan pengarusan ide moderasi beragama.  Para pemuda yang aktif dalam kegiatan keislaman di cap sebagai radikal, mereka yang mendakwahkan Islam dicurigai sebagai teroris. Negara gencar menyerukan deradikalisasi dengan sasaran mereka yang aktif dalam dakwah Islam politik menyeru kepada penerapan Islam secara kaffah. Akhirnya para pemuda malah bangga menjadi "duta gaya hidup sekuler" daripada menjadi duta Islam kaffah. 

Ibarat tubuh yang tidak memiliki imunitas, generasi kita rentan dengan paham kebebasan. Ilmu Islam yang seharusnya membentuk imunitas justru dijauhi dan tersingkir dari kehidupan pemuda. Mereka tidak menganggap penting memiliki akhlak yang baik dan harus selalu taat kepada aturan agama. Karena tujuan pendidikan dalam sistem kapitalisme hanya berorientasi pada tercapainya cita-cita mendapatkan pekerjaan bagus dan kesuksesan mendapatkan limpahan materi.

Walhasil, kebebasan bertingkah laku dijunjung tinggi dalam alam sekulerisme. Agama tidak lagi dipakai sebagai rujukan dalam bertingkah laku, akhirnya orientasi seksual menyimpang tak lagi menjadi hal yang buruk di mata mereka. Negarapun seolah membiarkan perilaku ini, padahal pembiaran penyuka sesama jenis akan berisiko terhadap peningkatan penularan infeksi HIV dan bahaya yang jauh lebih besar akan terjadi jika negara sampai melegalisasi perilaku keji ini. Generasi akan terjerumus ke dalam bahaya besar yang akibatnya juga akan menimpa masyarakat secara luas pada masa yang akan datang. 

Rapuhnya mental para remaja seakan tidak mampu menghadapi realitas kehidupan yang begitu sulit. Sistem sekuler kapitalisme yang tidak sesuai dengan fitrah manusia telah memproduksi banyak masalah. Bahkan, gangguan mental menjadi tren baru di kalangan generasi. Lantas, dengan berbagai masalah ini, mengapa penguasa justru sibuk dengan proyek moderasi di kalangan generasi

Sejatinya dunia yang hari ini sedang dalam cengkeraman sekularisme sedang mengalami kebangkrutan dan menanti kehancurannya. Peningkatan penularan HIV melalui berbagai cara, diantaranya penyimpangan seksual, merebaknya narkoba, gaul bebas, ditambah lagi gencarnya pengarusan moderasi beragama oleh negara yang menelurkan remaja yang moderat, membuat dunia diambang kehancuran. Peradaban Islam akan terancam kebangkitannya, karena para pemuda harapan peradaban dirusak dari berbagai sisi.

Islam punya solusi paripurna 

Islam adalah agama yang sempurna, Islam memiliki aturan yang menyeluruh, islampun punya solusi atas semua permasalahan manusia. Islam mampu mencegah penularan HIV dengan aturan pergaulan yang diatur didalamnya,  yakni Islam menetapkan kehidupan laki-laki terpisah dengan perempuan, tidak ada campur baur ataupun berdua-duaan tanpa mahram.

Islam mengharamkan seks bebas dan seks sesama jenis. Islam juga menetapkan lembaga pernikahan (yang dibangun antara laki-laki dan perempuan) sebagai satu-satunya jalan untuk menyalurkan syahwatnya. Islam mengharamkan seks di luar nikah, walaupun dilakukan karena persetujuan kedua belah pihak. Jika zina dilakukan maka perilaku ini masuk dalam Jarimah yang harus dijatuhkan sanksi bagi pelakunya. Jika dia sudah menikah maka akan dihukum rajam sampai mati, dan jika belum menikah maka pelakunya akan dicambuk sebanyak seratus kali. Begitupun bagi para pelaku seks sesama jenis, maka keduanya akan dihukum mati. 

Karena Islam memiliki sanksi tegas atas setiap pelanggaran aturan Allah yang akan membuat pelaku kemaksiatan jera dan mencegah berulangnya perilaku buruk tersebut. Keimanan yang kuat akan membuat setiap individu melaksanakan ketaatan kepada aturan Allah. Dengan penerapan sistem pergaulan Islam dalam semua aspeknya, juga sistem kehidupan lainnya berdasarkan Islam, penularan infeksi HIV dapat dicegah.


Sungguh, Allah adalah sebaik-baik Pembuat Aturan. Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?

Dalam sistem pendidikan, tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk kepribadian Islam. Para remaja akan memiliki pola fikir dan pola sikap yang islami sesuai dengan aturan Islam. Karena pendidikan Islam akan membentuk manusia yang bertakwa, yang senantiasa taat kepada aturan agama. Tidak menganggap agama hanya mengatur terkait dengan ibadah mahdhoh saja, akan tetapi mereka memahami bahwa Islam harus diterapkan menjadi pengatur terhadap seluruh aktivitas hidup mereka, dan aturan Islam juga mampu menjadi solusi bagi semua masalah yang manusia hadapi.

Maka, generasi akan hidup dalam kemuliaannya untuk menjadi calon generasi penerus masa depan peradaban Islam yang mulia dengan penerapan aturan Islam secara kaffah. Wallahu a'lam bissowab
Bagikan:
KOMENTAR