Gerakan Moderasi, Membahayakan Generasi


author photo

25 Jan 2023 - 07.49 WIB


Oleh : Ayu Putri Wandani (Aktivis Muslimah)

Gerakan moderasi secara sistemis terus digencarkan di semua kalangan terutama di kalangan generasi muda. Program-program pun dibuat untuk terus menyebarkan ide moderasi di tengah-tengah umat. Diantaranya adalah peringatan Hari Kerukunan Nasional tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Perlita (Perempuan Lintas Agama), Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur, Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Kalimantan Timur, HKN Kaltim di Aula Siskohat Lantai 2 Kanwil Kemenag Provinsi Kaltim pada Rabu, 11 Januari 2023. Dalam acara ini turut hadir UINSI (Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris) Samarinda yang ikut andil dan berhasil meraih Juara Harapan II dalam Lomba Fashion Show Kebaya Nasional Lintas Agama. 

Guna memperingati Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama ke-77, sejumlah kota di Kalimantan mengadakan berbagai kegiatan. Di Balikpapan, diselenggarakan kegiatan Jalan Sehat Kerukunan dan Penandatanganan Deklarasi Damai Umat Beragama yang dihadiri 5000 orang pada hari Sabtu, 14 Januari 2023. (Kaltimprov.go.id).
Kementerian agama Kota Bontang menggelar upacara yang berlangsung di halaman Rujab Wali Kota Bontang hari Selasa, 3 Januari 2023. Berbagai penghargaan diberikan pada upacara tersebut. Upacara terasa unik karena peserta upacara yang hadir menggunakan pakaian adat nusantara, diikuti oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Bontang, jajaran pegawai dan organisasi masyarakat. (PKTVKaltim.com)
Banyak lagi program-program yang begitu serius dilakukan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal. Menyasar pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi. Juga marak dilakukan melalui berbagai agenda seperti seminar, diskusi, konferensi, dan sebagainya. 

Bila kita cermati, moderasi agama justru menjauhkan umat Islam dari ajaran Islam yang sebenarnya. Mengaburkan pemahaman-pemahaman Islam yang kaffah agar bisa disetir sesuai dengan kemauan kafir Barat. Dengan moderasi beragama ini menjadikan umat Islam mulai dari anak-anak hingga dewasa, orang biasa hingga para terpelajar memiliki agama yang lemah dan phobia dengan agamanya sendiri. Siapa pun yang mengamati pergerakan Islam akan menemukan bahwa gagasan moderasi itu berkembang sejalan dengan tudingan terhadap Islam dan para pejuangnya. Juga sejalan dengan berkembangnya sekularisme, pluralisme dan liberalisme. Moderasi agama hanya narasi lain dari narasi-narasi sebelumnya yang diagendakan untuk menyerang Islam. Pada tahun 1980-an orang yang berpegang teguh pada ajaran Islam disebut sebagai ekstrem kanan. Tuduhan anti Pancasila kepada orang yang berpegang teguh pada ajaran Islam. Berikutnya orang yang terikat pada Al-Quran dan As-sunah dengan sebutan fundamentalis. Lalu mereka yang vokal dalam menyampaikan kebenaran Islam disebut radikal.  Hingga mengkaitkan Islam dengan terorisme.

Moderasi bagian dari upaya penjajah Barat mensekulerkan dunia pendidikan. Mulai dari PAUD sampai Perguruan Tinggi hingga Pesantren disiapkan kurikulum, modul-modul pelajaran, serta program-program terencana. Sehingga menjadikan pemuda Islam kabur dalam ajaran agamanya, lemah akidahnya, ragu dalam mengamalkan hukum-hukum Islam, tidak bangga dengan agama Islam dan sinkretisme dengan pemikiran-pemikiran di luar Islam. 

Demikianlah, moderasi agama mengajarkan kepada para pemuda muslim agar mengambil syariat Islam hanya dalam ranah individu saja, seperti ibadah ritual dan akhlak, tetapi meninggalkan ajaran Islam yang mengatur urusan kehidupan bermasyarakat dan bernegara (politik, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dan sebagainya). Inilah yang disebut dengan sekuler, yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Inilah yang menjadi asas sistem Kapitalisme yang diterapkan saat ini. Sekuler bertentangan dengan Islam. Karena Islam memerintahkan kita untuk menjalankan syariat Islam secara kaffah atau keseluruhan (Lihat QS Al-Baqarah [2]: 208).

Moderasi beragama hakikatnya adalah westernisasi (proses pembaratan atau peniruan budaya Barat) di segala aspek kehidupan. Melalui 4F (fun, fashion, film, food), Barat terus mempropagandakan ideologinya (sistem kapitalisme). Pemuda muslim banyak yang terjebak dalam arus westernisasi ini sehingga membanggakan segala sesuatu dari budaya Barat dan merasa rendah diri dengan budaya Islam. Sehingga sistem Kapitalisme inilah yang menyebabkan ide moderasi terus berkembang.

Untuk itu kita harus tegas menolak moderasi agama dan pemikiran kufur lainnya. Kita harus melindungi generasi dari bahaya moderasi. Kita harus memahamkan kepada mereka bahwa moderasi ibarat racun berbalut madu. Tampak manis diluar dengan membawa kebaikan dan kemashlahatan, tetapi hakikatnya ia adalah racun yang merusak generasi. Dakwah pemikiran tentang hal ini harus selalu disampaikan.

Hanya saja, upaya melindungi generasi pemuda Islam tak cukup dengan dakwah secara individu semata. Harus ada perlindungan secara kompleks. Semua pihak, baik negara, masyarakat, lembaga pendidikan maupun keluarga harus berperan aktif dan turut serta dalam melindungi generasi. Semua ini tidak mungkin terlaksana dalam sistem yang ada saat ini, ketika masyarakat dan negara justru malah berandil besar dalam merusak generasi.

Perlindungan menyeluruh hanya ada jika syariat Islam secara kaffah (menyeluruh) diterapkan dalam institusi Khilafah. Dan sejarah telah membuktikan, selama 13 abad kejayaan Islam , yakni khilafah Islam,   generasi muslim banyak menghasilkan karya yang pada saat ini masih terus dimanfaatkan masyarakat dunia. Seperti pesawat terbang yang ditemukan oleh Abbas Ibnu Firnas, Jabir Ibnu Hayyan yang dikenal sebagai “bapak ilmu kimia’, dan lain sebagainya. Maka sudah selayaknya kita mengganti sistem Kapitalisme yang rusak ini dengan sistem Islam, yakni Khilafah. Wallahualam.
Bagikan:
KOMENTAR