Oleh: Dhea Rahmah Artika, Amd.Keb
(Praktisi Kesehatan)
Dalam perayaan Hari Pendidikan Nasional yang diperingati pada tanggal 2 Mei 2024 ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur (Kaltim) berkomitmen untuk melanjutkan program merdeka belajar, sesuai dengan arahan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Selain itu Sekretaris Disdikbud Kaltim, Yekti Utama menyebutkan bahwa, Pemerintah Provinsi bersama Disdikbud Kaltim tahun ini juga akan melakukan penguatan sarana prasarana sekolah. Dengan adanya program dan penguatan sarpras tersebut, Disdikbud menginginkan pendidikan di Kalimantan Timur akan mengalami kemajuan secara bertahap. Sebagai upaya menghadapi Ibu Kota Nusantara (IKN), dibutuhkan SDM yang berkualitas nantinya.
*Kurikulum Merdeka, Efektifkah?*
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, dimana konten pembelajarannya akan lebih optimal dan harapannya agar siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep belajar dan bisa lebih memperkuat kompetensi yang dimiliki. Merdeka Belajar sendiri merupakan program kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang digagas oleh Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju. Menurutnya Kurikulum Merdeka belajar bertujuan untuk menyederhanakan kurikulum lama yang dianggap rumit dan tak bisa memenuhi capaian kompetensi siswa.
Penggunaan kurikulum merdeka seperti ini, nyatanya tak membawa dampak yang signifikan terhadap tumbuh kembang pendidikan di Indonesia. Faktanya, seiring dengan masifnya penggunaan daripada kurikulum merdeka ini persoalan yang ada seperti pelanggaran hukum, kemaksiatan, bullying bahkan tindakan kriminalitas di kalangan pelaku pendidikan sekalipun semakin tumbuh subur.
Di tengah gencarnya pemerintah menjadikan Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional, sudah selayaknya negara mengevaluasi efek kurikulum ini terhadap generasi. Nyatanya generasi hari ini kian jauh dari generasi yang berkualitas, bertakwa, dan berkarakter mulia. Potensi dan kreativitas generasi terus dikembangkan, namun nilai dari pendidikan agama justru dijauhkan lewat moderasi beragama.
Banyak pihak menganggap bahwa Kurikulum Merdeka ini masih belum memberi kejelasan sebagai sebuah kurikulum pendidikan. Karena peserta didik hanya diarahkan kepada kompetensi/daya saing atas sesuatu yang bersifat materi saja. Namun melupakan aspek pembinaan agama/mental. Maka dari itu, penerapan kurikulum merdeka ini justru akan memperkuat sekularisme dan kapitalisme dalam kehidupan. Dimana sekularisme sendiri merupakan paham yang memisahkan agama dari kehidupan yang segala sesuatunya akan diorientasikan kepada aspek materi. Paham ini jelas akan menciptakan generasi yang berkepribadian buruk serta generasi pembebek budaya barat yang rusak serta merusak.
Pendidikan merupakan sebuah penentu dan menjadi salah satu faktor yang terpenting dalam membentuk generasi penerus suatu bangsa. Penerapan kurikulum pendidikan yang berbasis sekuler tidak akan lepas dari pengaruh ideologi kapitalisme yang dianut saat ini. dan terbukti telah gagal mencetak generasi-generasi penerus cita-cita sebuah bangsa.
*Generasi Berpendidikan Islam*
Pendidikan yang tidak melibatkan peran agama membuat misi dan visi daripada pendidikan itu sendiri tidak lagi mulia. Pendidikan yang selalu berorientasi pada materi, ditambah dengan pengaruh pemikiran barat yang dengan bebas masuk, membuat generasi akan semakin jauh dari agama. Bahkan tidak sedikit dari mereka dengan kesadaran penuh meninggalkan agama. Jelas Dampak dari semua itu berakibat sangat fatal bagi generasi muda. Dekadensi nilai moral yang parah dan maraknya berbagai macam bentuk kejahatan dan kekerasan di kalangan mereka. Padahal justru dengan agama, mereka akan memiliki kehidupan yang sangat terarah, dan dengan agama pula, pola pikir, sikap dan perilaku generasi akan dijamin cemerlang.
Perlu solusi tepat untuk menyelamatkan generasi saat ini, dan satu-satunya solusi adalah dengan menerapkan Kurikulum pendidikan yang berlandaskan pada Akidah Islam. Pendidikan dalam Islam memiliki tujuan untuk membentuk generasi yang beriman, bertakwa, berkualitas, terampil, memiliki jiwa kepemimpinan, serta mampu menjadi problem solver. Akidah Islam akan menjadi dasar pemikiran, karena dalam Islam, generasi tak hanya ditekankan menguasai ilmu kehidupan namun juga diharuskan memiliki keimanan, ketakwaan dan kepribadian Islam. Pendidikan agama akan memberikan pengaruh keterikatan siswa pada syariat dan akan berdampak pada terciptanya masyarakat yang bertakwa.
Islam akan mampu melahirkan generasi cerdas dan beradab. Adapun penerapan kurikulumnya, pendidikan Islam dibangun berdasarkan akidah Islam. Sistem pendidikan tersebut akan dijalankan sepaket dengan sistem lainnya dalam tatanan aturan Daulah Khilafah. Dalam Islam seorang guru dituntut agar dapat melakukan tugasnya dengan baik dan profesional. Para guru akan diberi fasilitas dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi yang mumpuni. Sarana dan prasarana pun akan terpenuhi untuk menunjang metode dan strategi belajar. Serta terjaminnya kesejahteraan guru sebagai tenaga profesional.
Wallahu a'lam bisshawab