Ketua SAPA, Fauzan Adami, menuding langkah tersebut ironis. “Kantor Perwakilan BI Lhokseumawe dibentuk untuk memperkuat ekonomi Aceh, mendukung kebijakan moneter, dan mendorong sektor riil serta UMKM. Kalau kegiatan resmi malah dibawa ke Medan, apa arti keberadaannya di Aceh?” ujar Fauzan, Jumat, 12 September 2025.
SAPA menilai pelaksanaan agenda resmi di luar Aceh memperlihatkan seolah daerah ini tak layak jadi tuan rumah. Padahal, Aceh memiliki fasilitas memadai untuk menggelar acara berskala nasional maupun regional.
Lebih jauh, Fauzan menyebut keputusan BI berpotensi merugikan pelaku ekonomi lokal. “Institusi sebesar Bank Indonesia seharusnya peka terhadap nilai strategis sekaligus psikologis masyarakat Aceh yang masih berjuang mengejar ketertinggalan ekonomi. Membawa acara ke luar daerah sama saja menunjukkan kurangnya kepedulian terhadap penguatan ekonomi Aceh,” katanya.
SAPA mendesak BI Lhokseumawe segera mengevaluasi langkah ini dan memastikan setiap kegiatan strategis berikutnya berlangsung di Aceh. “Ini bukan sekadar soal lokasi. Ini menyangkut marwah lembaga dan masyarakat Aceh,” Fauzan menegaskan.(A1)
