Aceh Utara — Lubang besar yang menganga di Jembatan Aleu Dua, penghubung vital antara Kecamatan Baktiya Barat dan Baktiya, kembali mengancam keselamatan pengguna jalan. Rabu (22/10/2025), warga menemukan lubang menganga tepat di jalur kiri arah Banda Aceh Medan celah maut yang kini menjadi momok bagi pengendara, terutama roda dua.
Menurut warga Gampong Matang Kumbang, kerusakan ini bukan hal baru. “Bulan lalu saja, ada sembilan motor yang terperosok. Syukurlah belum ada korban jiwa, tapi sampai kapan kita harus menunggu?” keluh seorang warga dengan nada geram.
Lubang di titik strategis antara jalan utama dan badan jembatan itu mencerminkan lemahnya pengawasan dan penanganan infrastruktur di daerah. Kondisi permukaan jalan yang berlubang dalam, ditambah minimnya penerangan, membuat pengendara nyaris tak punya waktu untuk menghindar terutama saat malam atau hujan deras.
Ironisnya, Jembatan Aleu Dua bukan sekadar jalur biasa. Ia merupakan urat nadi ekonomi yang menghubungkan dua kecamatan padat aktivitas. Setiap hari, ratusan kendaraan melintas membawa hasil pertanian, barang kebutuhan, hingga layanan masyarakat. Lubang di jembatan ini bukan hanya ancaman keselamatan, tapi juga penghambat roda ekonomi lokal.
Namun hingga kini, belum ada tindakan berarti dari pihak berwenang. Pemerintah daerah dan Balai Jalan Nasional seolah menutup mata, meski laporan warga telah berulang kali disampaikan.
“Jangan tunggu ada korban jiwa baru diperbaiki,” desak warga Matang Bayu, menegaskan keresahan kolektif masyarakat sekitar.
Kasus Jembatan Aleu Dua kembali menyoroti persoalan klasik: lemahnya sistem pemeliharaan dan pemantauan infrastruktur publik. Ketiadaan inspeksi rutin dan lambannya respon terhadap laporan kerusakan menunjukkan bahwa keselamatan warga belum menjadi prioritas utama.
Jika pola abai ini terus dibiarkan, lubang di Jembatan Aleu Dua hanyalah satu dari banyak titik bahaya yang menunggu korban berikutnya simbol nyata dari infrastruktur yang rapuh dan kebijakan yang tumpul.(M)