Ramadhan Kesempatan Berubah, Namun Kejahatan Merajalela


author photo

10 Apr 2024 - 01.03 WIB


Oleh: Armayani 

Kebutuhan hidup yang semakin meningkat namun pendapatan semakin menurun membuat beberapa pihak berbuat kriminalisasi ditengah bulan suci Ramadhan.

Dikutip (radarbogor.id) Kamis, Rabu 14/3/24 Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Luthfi Olot Gigantara mengatakan, Jajaran Polresta Bogor Kota sebenarnya sudah mengantisipasi terkait dengan kerawanan kejahatan selama Ramadan. Salah satunya, dengan menyiapkan enam pos penjagaan untuk mengantisipasi adanya kerawanan mulai dari pukul 21.00 sampai 06.00 WIB.

Penghujung bulan Ramadhan ini akan menjadi refleksi bagi orang-orang yang memupuk keimanannya dengan baik. Namun, sayang kesucian bulan Ramadhan telah dinodai oleh beberapa pihak yang melakukan tindak kejahatan ditengah-tengah masyarakat. Dikutip dari laman (mediaindonesia.com) Rabu, 27/3/24 Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai bahwa meningkatnya tren kejahatan pada bulan Ramadan hingga jelang Lebaran disebabkan oleh adanya peningkatan kebutuhan di masyarakat yang tinggi. 

Maraknya kejahatan di bulan Ramadhan ini tak terlepas dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal tentu dipengaruhi oleh keimanan pada diri masing-masing, namun sayang ditengah gempuran sistem Kapitalisme ini membuat keimanan seseorang menjadi lemah dan mudah melakukan kemaksiatan tanpa berfikir dosa dan neraka. Pandangan bahwa setiap perbuatan manusia akan dipertanggungjawabkan diakhirat kelak mulai pudar di masyarakat.

Sistem Kapitalis yang membuat materi diatas segala-galanya telah membuat manusia tidak menampakkan kepribadian Islam dalam perilaku mereka meskipun keyakinannya Islam. Namun, tak bisa dipungkiri faktor internal ini telah dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni penerapan kehidupan Sekularisme-kapitalisme. Sistem Sekularisme yang menolak peraturan agama dalam kehidupan sehari-hari membuat manusia bebas berprilaku tanpa menimbang halal dan haram, baik dan buruk menurut Islam.

Hal inilah yang membuat umat Islam mudah membuat kejahatan, sebab pendidikan agama dalam sistem ini sangat minim bahkan tak heran banyak ditemukan penyelewengan terhadap ajaran agama Islam yang disesuaikan dengan pemikiran Liberal dan Sekuler. Sistem ini juga telah melahirkan kemiskinan yang terstruktur di tengah-tengah masyarakat, sistem ekonomi ini telah merebut hak-hak rakyat, seharusnya mudah mengakses kebutuhan pokoknya tetapi dipersulit oleh mereka yang punya kuasa dan modal.

Sungguh sangat jauh berbeda dengan sistem Islam kaffah. Islam telah mewajibkan negara sebagai pengurus dan pelindung bagi rakyatnya,  yang menjamin kebutuhan rakyat melalui pemenuhan kebutuhan pokok oleh negara serta menjamin terwujudnya keamanan. Islam membangun kehidupan yang aman dan tentram dengan kekuatan tiga pilar yaitu ketakwaan individu, kontrol masyarakat, serta peran negara dalam menerapkan syariat Islam secara Islam.

Pada tatanan individu, negara akan mendidik individu melalui pendidikan yang berbasis akidah Islam sehingga menjadi sosok yang berkepribadian Islam penuh dengan bertakwa . Kedua kontrol masyarakat, akan muncul budaya amar ma'ruf nahi munkar dan sikap saling peduli sehingga terbentuk suasana berlomba-lomba dalam hal kebaikan, baik membantu jika ada kesusahan dalam materi. Ketiga pada tatanan negara. Negara mensejahterakan penduduknya dengan memenuhi kebutuhan dasar berupa pangan, sandang dan papan. Negara juga akan memberikan sanksi yang tegas dan adil terhadap para kriminal, dan fungsi sanksi dalam Islam yakni sebagai penebus dosa dan mencegah bagi yang lain untuk berbuat kejahatan.
Bagikan:
KOMENTAR
 
Copyright @ 2014-2019 - Radar Informasi Indonesia, PT