Kecelakaan Berulang, Negara Abai Menjamin Keselamatan?


author photo

20 Feb 2025 - 14.49 WIB


Oleh : Nadila A., S.P (Aktivis Dakwah Kampus)

Delapan orang meregang nyawa dan 11 lainnya luka-luka dalam tabrakan beruntun di pintu Tol Ciawi di Bogor, Jawa Barat pada Selasa (04/02) malam. Kecelakaan beruntun itu melibatkan enam kendaraan tepatnya di Gerbang Tol (GT) Ciawi arah Bogor-Jakarta.

Dalam video yang beredar, seorang pria yang diduga salah satu korban selamat merekam kejadian menyebutkan bahwa kecelakaan disebabkan oleh rem blong. (BBC, 5/02/24) 

Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, menyoroti kesejahteraan dan standar keselamatan sopir truk sebagai salah satu penyebab berulangnya kecelakaan maut di jalan tol. 

"Profesi sopir adalah pekerjaan yang paling tidak diminati. Banyak dari mereka memilih menjadi sopir karena tidak memiliki pilihan lain. Mereka bahkan sering kali mendapatkan SIM tanpa melalui ujian yang layak," ujarnya.

Agus juga menyoroti kesejahteraan sopir yang masih di bawah ideal. Ia juga mengkritik sistem kerja vendor yang tidak memperhatikan kesejahteraan sopir. (Beritasatu, 6/02/25) 

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad pun angkat bicara, ia menyatakan insiden ini harus menjadi pelajaran penting bagi pemilik kendaraan, baik individu maupun perusahaan, serta instansi pemerintah terkait untuk melakukan pemeriksaan kendaraan secara berkala. (Tempo, 8/02/25) 

Terjadi Berulang Kali
Meski banyak yang berkomentar untuk perbaikannya. Faktanya kecelakaan terus saja terjadi, dan kecelakaan di jalan tol Ciawi bukanlah satu-satunya. Kasus kecelakaan juga terjadi di Km-92 Jalan Tol Cipularang (11 November 2024), Tol Depok-Antasari KM 4+400 di Kelurahan Pangkalan Jati Baru, Kecamatan Cinere (12 Desember 2024), Tol Pandaan-Malang (23 Desember 2024) mengakibatkan empat orang tewas, Tol Cipularang (5 Januari 2025), dan masih banyak lagi. Tentunya kasus kecelakaan tidak hanya terjadi dijalan tol. Korlantas mencatat angka kecelakaan lalu lintas 2024 naik hingga 10 kali lipat dibandingkan tahun lalu. Itu artinya dalam satu jam, sudah ada 3-4 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. 

Berulangnya kecelakaan yang terjadi di jalan tol disebabkan adanya masalah pada person dan sistem, di antaranya adalah kapabilitas sopir, dari soal pemberian SIM hingga pengetahuan tentang kendaraannya, kesadaran untuk melakukan pengecekan kendaraan, hingga beban kerja sopir yang berat, juga tentang mekanisme pengaturan kendaraan di jalan tol. 

Lemahnya Jaminan Keselamatan
Banyaknya kasus-kasus kecelakaan yang terjadi juga terkait dengan lemahnya  regulasi keselamatan, tidak optimalnya pengawasan, dan penegakkan hukum yang masih sangat kurang. Tentu semua itu menunjukkan lemahnya jaminan keselamatan transportasi dan mitigasi ala sistem kapitalisme yang menjadikan negara hanya sebagai operator dan fasilitator.

Akibatnya, negara tidak mampu menyolusi permasalahan transportasi. Ini membuktikan bahwa negara dengan penerapan sistem kapitalisme-sekuler telah gagal dalam peranannya untuk mengurusi masyarakat hingga hari ini. Tentu itu berbeda jauh dengan solusi dalam Islam. 

Islam Solusinya
Islam memandang bahwa jalan adalah kebutuhan publik yang sangat penting untuk diperhatikan secara khusus. Hal ini dicontohkan pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khaththab ra. yang sangat takut akan keselamatan rakyatnya, “Seandainya seekor keledai terperosok di kota Bagdad niscaya Ia (Umar) akan dimintai pertanggungjawabannya, seraya ditanya, ‘Mengapa tidak meratakan jalan untuknya?'” 

Tidak cukup sampai disitu, Negara Islam akan memastikan seluruh wilayah baik di perkotaan, perdesaan, bahkan yang terpencil sekalipun akan memperoleh fasilitas infrastruktur jalan yang bagus dan aman, termasuk dengan lampu penerangan jalan yang baik dan cukup aman bagi pengendara di jalan raya.

Maka perbaikan dan pengecekan kelayakan jalan bagi kendaraan yg melintas harus dilakukan secara berkala. Tidak hanya itu, pemastian bahwa pengemudi memenuhi semua syarat yang berlaku juga akan dipastikan, sehingga pengemudi dapat berkendara dengan aman dan pengaturan beban kerjanya.  

Hanya saja semua itu hanya akan diwujudkan dalam penerapan Islam secara kaffah. Hal ini karena Islam akan menjadikan negara betul-betul berperan sebagai raa'in (pengurus rakyat) yang akan memberikan layanan berkualitas untuk rakyatnya, termasuk memberikan jaminan kesejahteraan bagi para pengemudi. 

Wallahu a'lam bisaawab.
Bagikan:
KOMENTAR
 
Copyright @ 2014-2019 - Radar Informasi Indonesia, PT