"

"Rp4 Miliar Lenyap di BAPPEDA Simeulue: Rakyat Menjerit, Elit Diduga Berpesta!"


author photo

26 Apr 2025 - 19.52 WIB


Sinabang – Derasnya aliran dana miliaran rupiah ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Simeulue tahun 2024 kini menjadi bara dalam bara. Di tengah realitas rakyat yang masih bergelut dengan jalan rusak, air bersih langka, dan layanan publik seadanya, angka-angka jumbo dalam belanja BAPPEDA justru mengguncang logika publik, Sabtu (26 April 2025).

Berdasarkan data yang dihimpun, rincian "pesta anggaran" BAPPEDA Simeulue meliputi:

Belanja Perjalanan Dinas: Rp1.879.435.500,-

Honorarium: Rp761.750.000,-

Belanja Jasa: Rp461.750.000,-

Belanja Sosialisasi: Rp79.400.000,-

Belanja Makanan dan Minuman: Rp464.992.000,-

Pemeliharaan Kendaraan Dinas: Rp109.750.000,-

Pengadaan Kendaraan Roda Dua: Rp90.000.000,-

Pemeliharaan Tanah dan Bangunan Tempat Tinggal: Rp136.000.000,-

Pembangunan Gedung Fasilitas Umum: Rp25.000.000,-


Total belanja mendekati Rp4 miliar ini menuai pertanyaan besar: untuk siapa sebenarnya pembangunan itu berjalan?

"Jalan-jalan dinas hampir Rp2 miliar? Jamuan makan Rp460 juta? Ini bukan pembangunan, ini bancakan!" sembur seorang aktivis lokal kepada Radaraceh.com, Sabtu (26/4/2025).

Ironisnya, belanja perjalanan dinas hampir setara dengan kebutuhan pembangunan infrastruktur desa-desa tertinggal. Sementara honorarium yang menembus Rp761 juta, dan belanja jasa sebesar Rp461 juta, mencerminkan betapa mahalnya 'biaya birokrasi' di kabupaten ini — di tengah jeritan rakyat kecil yang kian memprihatinkan.

Belanja makanan dan minuman rapat yang hampir setengah miliar rupiah juga memantik amarah. Publik mempertanyakan: di tengah derita rakyat, untuk siapa jamuan mewah itu dihidangkan?

"Yang dibangun siapa? Yang kenyang siapa? Rakyat hanya jadi penonton di tengah pesta uang negara," sindir tokoh masyarakat lainnya dengan getir.

Lebih jauh, anggaran untuk pemeliharaan kendaraan dinas dan tanah/bangunan yang mencapai ratusan juta menambah daftar panjang dugaan pemborosan.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak BAPPEDA Simeulue masih bungkam. Tidak ada klarifikasi atau pertanggungjawaban resmi terkait pembengkakan anggaran yang mencolok tersebut.

Kini, suara rakyat makin menggelegar: mereka menuntut audit forensik, transparansi anggaran, dan pertanggungjawaban menyeluruh. Bukan lagi sekadar laporan tahunan, tapi pembuktian nyata — siapa yang membangun, siapa yang menikmati, dan siapa yang harus bertanggung jawab.

Simeulue panas. Rakyat menjerit. Elit dituding berpesta. Saat dikonfirmasi dengan pihak terkait langsung memblokir nomor ponsel pewarta media dan sampai berita ini dilayangkan belum ada tanggapan mau puk komentar terkait hal diatas.(AK)
Bagikan:
KOMENTAR