Oleh : 𝐏𝐮𝐭𝐫𝐢 𝐈𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐌𝐚𝐥𝐲𝐚
(Pelajar/aktivis Muslimah)
Aksi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kembali terjadi di Samarinda. Kali ini, seorang bapak di kawasan Sempaja, Kecamatan Samarinda Utara, terekam sedang memukuli anaknya sendiri menggunakan gagang sapu hingga patah. Peristiwa memilukan itu terjadi pada Senin (26/5/2025) dan sempat direkam sendiri oleh korban.
Dalam video berdurasi 40 detik tersebut, terlihat jelas sang anak menjadi korban penganiayaan. Ia tampak memelas dan meminta ampun, namun tetap menerima pukulan dari ayahnya yang tampak kehilangan kendali.
Peristiwa ini menjadi perhatian Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim. Ketua TRC PPA Kaltim, Rina Zainun, mengatakan bahwa tindakan kekerasan pelaku bukan kali ini saja dilakukan. Sang istri, yang juga ibu korban, pernah mengalami perlakuan serupa.
https://www.sapos.co.id/headline/2456069536/tolak-ambil-uang-slot-anak-dipukuli
Ayah memukuli anaknya adalah bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang berdampak serius pada anak. Kekerasan fisik tidak efektif dalam mendisiplinkan anak dan dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang. Anak membutuhkan kasih sayang, empati, dan pemahaman dari orang tua untuk tumbuh sehat dan bahagia. Kekerasan dalam bentuk apapun tidak dapat dibenarkan dan harus dihentikan. Meningkatkan kesadaran dan edukasi tentang KDRT dapat membantu mencegah kekerasan dan mendukung korban.
Korban KDRT memerlukan dukungan dan perlindungan dari keluarga, masyarakat, dan lembaga terkait.
Orang tua perlu berkomunikasi dengan anak secara efektif, mendengarkan kebutuhan dan perasaan mereka. Menerapkan pola asuh positif, seperti memberikan contoh yang lebih baik, memberikan pujian, dan memberikan kesempatan anak untuk belajar dari kesalahan.
Orang tua perlu mengelola emosi mereka sendiri, sehingga tidak melampiaskan emosi negatif pada anak. Masalah KDRT saat ini tidak semata-mata berawal dari pribadi seseorang namun yang membuat seseorang sampai tidak mampu mengendalikan emosi dan akhirnya menganiaya anaknya sendiri adalah sistem kapitalisme yang hari ini di terapkan. Sehingga kasus KDRT yang selama inj banyak terjadi baik dari pihak suami, istri bahkan anak sebenarnya berawal dari kurangnya ketakwaan individu sehingga masalah yang terjadi dalam ranah keluarga seolah hanya bisa dilampiaskan dengan melakukan KDRT tanpa mengingat lagi bahwa anak merupakan amanah dari Allah SWT, yang seharusnya di didik dan dibekali ilmu agama tetapi hari ini justru anak menjadi pelampiasan kemaran orang tua.
Selain itu peran masyarakat yang seharusnya bertugas mengawasi dan mengadukannya jika adanya tindak kriminal di tengah-tengah masyarakat khususnya tetangga sehingga bisa di bicarakan dengan baik-baik. Dan jika tidak ada jalan keluar maka masyarakat berhak melaporkan ke pihak yang berwajib.
Maka selain minimnya ketakwaan individu, masyarakat yang individualisme bahkan negara juga berperan sangat penting dalam menjaga kewarasan umat. Tetapi sangat di sayangkan sistem kapitalisme yang di terapkan membuat negara abai terhadap masalah yang di hadapi keluarga. Saat ini sistem kapitalisme membuat manusia-manusia hari ini hanya di penuhi sifat yang temperamental dan jauh dari keimanan yang mestinya melekat pada diri setiap umat.
Dalam Islam, orang tua diharapkan memperlakukan anak dengan kasih sayang, kesabaran, dan bijaksana. Jika ayah merasa perlu mendisiplinkan anak, Islam menganjurkan metode yang tidak melibatkan kekerasan fisik.
Berbicara dengan anak, menjelaskan kesalahan, dan memberikan arahan yang jelas. Menjadi role model yang baik bagi anak anaknya. Menggunakan metode disiplin yang tidak melibatkan kekerasan, seperti memberikan peringatan atau konsekuensi yang masuk akal. Berdoa untuk anak agar menjadi anak yang sholeh sholehah dan berbakti.
Islam menekankan pentingnya memperlakukan anak dengan kasih sayang dan menghormati hak-hak mereka. Kekerasan fisik terhadap anak tidak dianjurkan dan dapat berdampak negatif pada perkembangan mereka.
Ayah perlu mengelola emosinya sendiri sebelum menghadapi anak, agar tidak melakukan tindakan impulsif. Jika ayah merasa kesulitan mengendalikan emosi atau perilaku anak, mencari bantuan dari pasangan, keluarga, atau profesional dapat membantu. Mengajarkan anak tentang pengelolaan emosi dan keterampilan mengatasi masalah Memberikan konsekuensi yang masuk akal dan positif, seperti membantu pekerjaan rumah atau melakukan tugas tambahan.
Penting untuk diingat bahwa setiap anak berbeda, dan pendekatan yang efektif dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan kepribadian anak.
Memahami kebutuhan fisik, emosi, dan psikologis anak. Meluangkan waktu berkualitas dengan anak untuk memperkuat hubungan. Mengajarkan anak keterampilan hidup yang penting, seperti tanggung jawab dan kemandirian.
Memberikan pujian dan penghargaan atas perilaku positif anak. Mengelola stres dan tekanan hidup agar tidak berdampak negatif pada hubungan dengan anak.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini, ayah dapat membangun hubungan yang lebih positif dan mendukung dengan anaknya. Ada beberapa dalil dalam Al-Qur'an yang berkaitan dengan perlakuan terhadap anak dan pentingnya kasih sayang.
1. Surah Luqman ayat 14: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."
2. Surat Al-Isra' ayat 23-24: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil"."
Ayat-ayat ini menekankan pentingnya berbuat baik dan kasih sayang kepada orang tua, yang juga dapat diterapkan dalam perlakuan terhadap anak.
Sungguh penerapan Islam secara kaffah mampu menciptakan suasana yang penuh kasih sayang dan cinta. Sehingga tidak ada lagi sifat temperamen yang dilakukan oleh seorang ayah kepada Istri bahwa anak-anak begitupun sebaliknya. Wallahu Alam Bishawab.