Lhokseumawe adalah sebuah kota di provinsi Aceh yang berada di lintas pantai timur antara Banda Aceh dan Medan. Kota Lhokseumawe memiliki luas wilayah dipekirakan181 km persegi dengan jumlah penduduk lebih dari 203.000 jiwa. Kota ini awalnya merupakan ibukota dari Kabupaten Aceh Utara. Namun sejak dikeluarkan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2001 tentang Pembentukan Kota, Lhokseumawe resmi menjadi kota administrasi sendiri yang terpisah dari Kabupaten Aceh Utara.
Lhokseumawe diikenal sebagai kota penghasil gas di Provinsi Aceh dan sempat mendunia Sehingga kota Lhokseumawe mendapat julukan sebagai kota Petro Dollar.Tetapi sebutan petro dolar itu sedikit demi sedikit hilang dan pudar kini kota Lhoksemawe hanyalah terlihat seperti kota tua dengan gedung -gedung lama yang terlihat kusam dengan tumpukan sampah di pingir jalan dan bauk busuk yang sangat menyegat di hidung.
Masyarakat kota Lhokseumawe kini berjuang untuk mempertahankan hidupnya dibawah terik matahari sambil menyelam setengah badannya kedalam air Yang asin selama 5 atau 7 jam untuk medapatkan penghasilan mata uang hanya 35 ribu rupiah perhari tampa menghiraukan bahayanya batu yang licin dan goresan cangkang kerang yang akan me lukai daging kakinya.
" mereka hanya bisa pasrah kepada sang pencipta mengenai nasipnya , walaupun mereka mengetaui dana otsus melimpah di kotanya,"mereka hanya bisa mendengar tapi tidak bisa merasakan. Hanya peraturan wali kota dan Gebernur yang selalu mereka harus patuhi seperti peraturan wali kota yang melarang segala hal.
Perempuan dilarang bekerja melewati jam 11 malam, Dikarnakan peraturan itu banyak perempuam di kota Lhokseumawe banyak kehilangan pekerjaan dan lowongan kerja pun sangat minim bagi perempuan yang ada kota Lhokseumawe ," Padahal mereka adalah tulang punggung bagi keluarganya, ayah mereka telah meninggal disaat masa Komflik antara GAM Dan TNI jadi siapa yang peduli kepada mereka, kalau bukan mereka sendiri pemerintah pun seolah-olah menutup mata dalam kemiskinan yang mereka rasakan.
Miliaran dana otsut dikuncurkan Untuk kota Lhokseumawe dari pusat , tetapi pencari tiram tetap lah pencari tiram tidak ada yang mengubah taraf hidup mereka, " Wahai penguasa apa salah mereka sehingga mereka seperti kau kutuk di tempat tanah kelahirannya sendiri.
Disaat dimana anda bersantai disalah satu cafe sambil meneguk jus ,mereka penarik becak dan penyapu jalan hanya bisa meneguk rasa pedih, kenapa peraturan mu hanya berlaku untuk mereka tetapi tidak untuk anda dan keluarga.
Peraturan pakai masker mu , jaga jarak mu, kau mengatakan dirumah Sahaja hanya di berlaku kan untuk mereka, sedangkan anda dan keluarga membuat satu acara ulang tahun disalah satu cafe ternama di Kota Lhokseumawe bersama keluaraga ," anak mu dengan riang mengeluarkan rupiah didalam kadonya sambil membuat bumerang dan memamerkan kebahagiaan, "Tampa memikirkan gimana nasip rakyatnya yang dimpipin oleh orang tuannya.
Andai saja uang yang di pamerkan dari kado anak mu itu di berikan kepada mereka, pasti mereka pulang akan membeli beras dan makan bersama istri dan anak anak mereka.
Apakah Ini mungkin salah satu contoh cara prestasi pemerintah kota kepada masyarakatnya. "Melihat seperti ini tergambarkan kalimat-kalimat di kepala bahwasanya pemerintah khususnya Kota Lhokseumawe, Selamat kalian berhasil membuat rakyat mu sengsara dengan Triliun dana otsus dikucurkan oleh pusat ke negeri berjuluk serambi mekkah ini : penulis salah satu aktivis Anti korupsi,RJ.