Catatan Pengalaman Industri di Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe Yang Menyedihkan


author photo

28 Apr 2024 - 17.21 WIB


Aceh Utara --- Banyak yang mengaku miris dan menyesalkan terhadap kondisi Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe selama dekade terakhir dimana tingkat kemiskinan dan pengangguran tertinggi di Aceh. Dimana letak kesalahan dan mengapa harus terjadi.

Pasalnya, kekayaan alam yang melimpah-ruah di dua daerah ini adalah fakta yang tak terbantahkan. Namun, pemandangan memilukan ketika masih cukup banyak masyarakat miskin dan pengangguran di daerah yang pernah dijuluki petro dolar juga tak dapat dimungkiri.
.
Lebih menyedihkan lagi, saat dibangunnya industri industri raksasa di wilayah Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe  rakyatnya tetap dalam kondisi miskin sementara para pekerja di industri migas tersebut memperoleh kehidupan eksklusif dengan segala kemewahannya. Komunitas kehidupan ekonomi mareka jauh berbeda hingga kepada pola hidup.

Semua ini dapat dipahami, karena pengelola industri migas, memiliki aturan dan standar khusus dalam memberikan kesejahteraan pegawainya, apalagi beberapa standar kebutuhan hidup mereka membandingkannya  dengan standar perusahaan-perusahaan asing dalam bidang industri yang sama.

Jadi realitas kesenjangan kesejahteraan sosial ekonomi antara masyarakat industri dengan masyarakat lokal memang merupakan suatu konsekuensi dari jenis kegiatan industri yang high tech yang  berdampak kepada pendapatan yang cukup tinggi. Hal ini menjadi kontras dengan realitas keberadaan sosial ekonomi masyarakat disekitar industri yang nota bene sebagai petani dan nelayan.

Aceh Utara memang daerah yang membanggakan sekaligus menggiurkan banyak orang. Berbagai sumber daya alam tersimpan di Bumi Pasee. Daerah ini juga memiliki lahan subur yang begitu luas. Hampir semua tanaman dapat tumbuh subur. Daratannya yang berbatasan dengan Selat Malaka juga menempatkan Aceh Utara sebagai daerah strategis yang dekat dengan Singapura dan Malaysia sangat mungkin untuk dikembangkan.

Namun lagi lagi sangat disesalkan, infastruktur dan fasilitas yang terbangun ketika itu hanya bagi kelancaran beroperasi industri industri tersebut seperti jalan dua jalur, pelabuhan dan bandara tidak membawa manfaat kepada daerah karena hanya untuk kepentingan industri bahkan hingga beberapa industri tersebut sudah tutup fasilitas tersebut tidak juga mampu dikembangkan.

Badan Investigasi dan Promosi Aceh Utara  mencatat bahwa Aceh Utara memiliki SDA yang sangat komplit, diantaranya adalah sumber daya pertanian, perikanan dan kehutanan. Dengan potensi yang dimiliki, Aceh Utara memang pantas disebut sebagai daerah kaya. Tak heran, kalau Aceh Utara pernah dijuluki sebagai kabupaten terkaya kedua di Indonesia setelah Kutai Kertanegara.

Namun sayang dan disayangkan, Aceh Utara yang begitu kaya dengan hasil alamnya namun penduduknya banyak yang terhimpit kemiskinan. “Angka kemiskinan masyarakat Aceh Utara mencapai lebih 20 persen dari jumlah penduduk , sekitar hampir 800 ribu jiwa,”ungkap Darwis salah seorang pemerhati Sosial Ekonomi dan Industri saat diminta tanggapannya, belum lama ini                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        

Hingga dia meminta Pj Bupati Aceh Utara sekarang ini untuk  serius memikirkan  lapangan kerja dan memberdayakan ekonomi masyarakat bagi mengatasi angka kemiskinan dan pengangguran  yang terus bertambah  setiap tahunnnya.

Dengan tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di Aceh Utara memperlihatkan kalau daerah ini menyandang banyak permasalahan. Diantaranya, kriminalitas dan permasalahan tersebut harus segera dipecahkan. Upaya pemerintah selaku pemangku amanah  merupakan penentu keberhasilan. Salah satunya yang perlu segera dilakukan adalah membangun dan memberdayakan kantong kantong kemiskinan baik diperkotaan maupun pedesaan.

Hal ini menjadi sangat penting dilakukan mengingat industri industri yang pernah dibangun di Aceh Utara semua sudah tutup. Kecuali PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Bahkan PIM juga dilaporkan masih sulit untuk berkembang akibat berbagai hambatan. “Sebuah pengalaman yang sangat menyakitkan, ladang gas ada di Aceh Utara, namun kemiskinan dan pengangguran di sekitar ladang gas tetap tinggi ,” pungkas Darwis (**)


Bagikan:
KOMENTAR