Gaza Dibuat Kelaparan: Bukti Zionis Lemah dan Pengecut


author photo

22 Mei 2025 - 16.58 WIB



Fina Siliyya S.TPn. - Apa jadinya jika sebuah rezim penjajah menggunakan kelaparan sebagai senjata? Inilah yang sedang terjadi di Gaza hari ini. Selama lebih dari dua bulan, rakyat Palestina dikurung dalam blokade brutal. Bantuan makanan dan medis ditahan, sementara ribuan jiwa meregang nyawa akibat serangan tanpa henti. Ini bukan sekadar perang, melainkan genosida sistematis yang dilakukan dengan cara paling tidak berperikemanusiaan oleh rezim Zionis yang lemah dan pengecut.

Pengepungan Gaza bukanlah bukti kekuatan, melainkan cerminan ketakutan. Zionis gentar menghadapi perlawanan bersenjata, lalu memilih menyiksa rakyat sipil yang tak berdosa—anak-anak, perempuan, dan orang tua—dengan kelaparan dan penderitaan. Ini adalah cara perang yang keji dan jauh dari sikap ksatria.

Lebih menyedihkan lagi, dunia Islam hanya bisa menyaksikan. Seruan jihad bergema di berbagai penjuru, namun belum mampu menggugah para pemimpin negeri-negeri Muslim untuk mengirimkan pasukan. Palestina hari ini seolah dibiarkan menghadapi neraka seorang diri.

Kondisi tragis ini tak akan terjadi jika umat Islam memiliki kekuatan dan persatuan sejati. Persatuan umat Islam akan menjadi pelindung dan pembela yang kokoh, sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh pemimpin Islam terdahulu seperti Khalifah Mu’tasim Billah, yang segera mengerahkan pasukan ketika kehormatan umat diinjak. Sayangnya, hari ini umat masih terpecah belah dan belum memiliki kesatuan sikap untuk membela saudara-saudaranya di Palestina.

Karena itu, membangun kembali persatuan umat Islam bukan pilihan, melainkan keharusan. Kesadaran kolektif harus terus dibangkitkan agar umat bersatu dalam satu barisan yang kokoh, bersama mereka yang konsisten memperjuangkan tegaknya keadilan dan syariat Allah secara menyeluruh. Hanya dengan persatuan, umat ini akan kembali kuat dan mampu menghentikan kezaliman—di Palestina dan di seluruh penjuru dunia.
Bagikan:
KOMENTAR