Pidie Jaya – Pemandangan semrawut di depan SMP Negeri 1 Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, tak ubahnya ladang ranjau bagi keselamatan siswa. Deretan pedagang liar menguasai bahu jalan di depan gerbang sekolah, memaksa siswa dan orang tua berdesakan melintasi ruang sempit di antara lapak dan kendaraan. Ironisnya, situasi membahayakan ini sudah berlangsung lama tanpa tindakan nyata dari pemerintah daerah, Jumat (2 Mei 2025).
Setiap jam pulang sekolah, lalu lintas di depan sekolah berubah menjadi kekacauan tak terkendali. Pedagang kaki lima menempatkan gerobak dan dagangan mereka sembarangan, menghalangi akses keluar-masuk kendaraan penjemput dan menghapus ruang aman bagi siswa. Anak-anak terpaksa menyelinap di celah sempit antara kendaraan dan lapak hanya untuk bisa pulang dengan selamat.
“Kami khawatir setiap hari. Anak-anak nyaris tertabrak karena tidak ada jalur aman. Situasinya benar-benar memprihatinkan,” keluh seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya.
Ironisnya, pihak sekolah sudah berulang kali melayangkan permintaan penertiban kepada instansi terkait. Namun, hingga kini, tak satu pun langkah konkret diambil. Janji-janji penertiban hanya sebatas wacana tanpa eksekusi.
“Kami sudah capek menyurati dan meminta perhatian. Tapi seolah-olah masalah ini dianggap angin lalu,” ungkap salah satu guru yang kecewa dengan sikap abai pihak berwenang.
Ketidaktegasan Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya dan dinas terkait menunjukkan kegagalan nyata dalam menjamin hak siswa untuk mendapatkan lingkungan sekolah yang aman. Fungsi trotoar dan bahu jalan telah berubah total dari ruang publik menjadi pasar liar tanpa aturan.
Kini, publik mendesak Pemkab Pidie Jaya untuk segera bertindak. Ketidakpedulian terhadap keselamatan siswa adalah bentuk kelalaian serius yang tak bisa terus dibiarkan. Pemerintah harus memilih: membiarkan kekacauan ini terus berlangsung, atau bangkit dan menegakkan aturan demi keselamatan generasi penerus.(Ak)