"

Potret Suram Pendidikan Sekuler


author photo

8 Mei 2025 - 14.09 WIB



Oleh: Sherlina Sukma

Momentum Hardiknas menjadi refleksi bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dari hulu, tengah dan pesisir dengan merata. Pemkab menyadari bahwa pendidikan akan menciptakan generasi penerus yang unggul dan menjadi generasi emas kedepannya. Namun, terdapat tantangan bagi pemkab untuk mewujudkan hal tersebut. Baru-baru ini terjadi bullying dan pengeroyokan antar pelajar putri yang diduga masih duduk di bangku SMP, sejumlah pelajar di Loa Janan dikabarkan sudah janjian untuk bertemu di Folder Perumahan Haji Saleh. Saat ini para pelaku yang masih di bawah umur sudah dibawa ke Polsek Samarinda Seberang.
Fakta tersebut mencerminkan bahwa masih gagalnya pendidikan yang terjadi di kukar, sehingga diperlukannya pembenahan pendidikan dari berbagai aspek. Tidak hanya sarana prasarana, pemerataan sekolah, keberadaan dan kualitas guru yang dibenahi, output pendidikan yakni pelajar juga perlu dibenahi. Sekolah sebagai institusi pendidikan, alih-alih mampu mencetak peserta didik yang berkualitas, kurikulum sekuler kapitalisme yang diterapkan tanpa memperhatikan aspek spiritual atau agama justru melahirkan remaja yang banyak masalah.
Belum lagi aturan dan kebijakan penguasa yang kental dengan liberalisme, tidak memperhatikan nilai-nilai agama memberi andil besar makin maraknya kasus ini. Jelaslah bahwa persoalan mendasar penyebab perundungan adalah persoalan yang bersifat sistemis, yakni akibat penerapan sistem sekuler kapitalisme yang memengaruhi seluruh aspek kehidupan.
Selain itu, keluarga dan lingkungan masyarakat berpengaruh besar bagi maraknya kasus perundungan yang dilakukan anak. Orang tua sibuk bekerja sehingga tidak mampu menjalankan fungsinya dengan sempurna, juga mudahnya anak mengakses informasi lewat internet, berperan atas terjadinya kasus perundungan.
Akan tetapi, sesungguhnya ini semua hanyalah dampak. Akar masalahnya adalah akibat dari penerapan sistem sekuler kapitalisme di negeri ini. Asas sekularisme telah mencabut nilai-nilai moral dan agama. Asas ini akhirnya melahirkan liberalisme yang mengagung-agungkan kebebasan, termasuk kebebasan bertingkah laku sehingga aturan agama makin terpinggirkan.
Solusi yang efektif untuk permasalahan umat manusia adalah syariat Islam. Islam membawa sebuah aturan bahwasannya semua umat di bumi ini dipimpin oleh seorang pemimpin yang disebut khalifah dalam sistem Islam. Sistem Islam (Khilafah) yang menjadikan akidah Islam sebagai asas, memiliki aturan yang sangat terperinci dan sempurna. Islam telah menetapkan bahwa selamatnya anak dari segala bentuk kezaliman ataupun terlibatnya mereka dalam perundungan bukan hanya tanggung jawab keluarga dan lingkungan masyarakat. Negara juga memiliki andil dan peran yang sangat besar dalam mewujudkan anak-anak tangguh berkepribadian Islam sehingga senantiasa menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, termasuk perundungan.
Upaya pencegahan dan solusi perundungan hanya akan terwujud dengan tiga pilar sebagai berikut, ketakwaan individu dan keluarga, kontrol masyarakat dan peran negara. Ketakwaan individu dibentuk oleh aqidah Islam sebagai dasar pemikiran dan keluarga yang membangun karakter anak dengan menerapkan dan mengenalkan aqidah islam kepada anak. Kontrol masyarakat untuk membentuk lingkungan yang taat syariat sehingga bisa diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Satu-satunya solusi untuk menyelesaikan masalah perundungan ini adalah dengan menerapkan aturan Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah. Khilafah akan mengharuskan semua pihak yang bertanggung jawab terhadap anak keluarga, masyarakat, dan negara untuk bekerja bersama, termasuk dengan menjatuhkan sanksi bagi para pelaku. Oleh karena itu sebagai umat Islam sepatutnya kita harus berjuang dan mendukung untuk diterapkannya syariat Islam secara kaffah di seluruh penjuru dunia. Wallahuallam bi shawab
Bagikan:
KOMENTAR
 
Copyright @ 2014-2019 - Radar Informasi Indonesia, PT