Penulis : Sri Andini, S.Ag
Ribuan bangku kosong di Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Samarinda menjadi alarm terbuka bagi penyelenggara pendidikan negeri. Darlis Pattalongi, Sekretaris Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), mengungkap bahwa jumlah kursi siswa yang belum terisi di SDN mencapai lebih dari 2.000. Temuan ini menandakan rendahnya peminatan masyarakat terhadap sekolah negeri sehingga menuntut perbaikan segera.
Mengapa kuang diminati? Menurut Darlis Pattalongi, beliau merasa perlu disampaikan sebagai refleksi terhadap kualitas layanan sekolah negeri.
Tidak cukup membenahi layanan pendidikan, namun harus ada perubahan secara menyeluruh dalam dunia pendidikan mulai dari landasan, kurikulum hingga pelaksanaan pendidikan.
Kekosongan jumlah peminat menjadi bahan introspeksi bagi sekolah-sekolah negeri, artinya tingkat kepercayaan publik terhadap sekolah swasta lebih tinggi dibanding sekolah negeri .
Pendidikan Swasta lebih diminati meski mahal tapi berkualitas, porsi agama dan kepribadian dianggap lebih, ortu lebih percaya ketimbang sekolah negeri.
Dan sekolah swasta menawarkan layanan dan kualitas pengajaran yang lebih unggul , di tahap dasar , orang tua umumnya memilih sekolah yang dekat dan dianggap berkualitas untuk memudahkan pengawasan terhadap anak, menurut Darlis tingkat ekonomi masyarakat Kaltim relatif tinggi mereka mampu membayar biaya sekolah swasta tentu lebih fokus pada kualitas pendidikan untuk anak-anak mereka, tantangan ini menjadi sinyal bagi sekolah negeri untuk melakukan revitalisasi.
Harus ada evaluasi dari pihak sekolah dan dinas pendidikan secara menyeluruh terhadap kualitas guru, sarana prasarana hingga pendekatan kurikulum yang dapat menarik kembali kepercayaan orang tua,
Kalau terus-terusan terjadi maka pemerintah harus mengambil langkah efisiensi termasuk bisa jadi penutupan sekolah-sekolah negeri yang tidak ada siswanya, maka harus segera berbenah.
Akar Masalah
Keberadaan sekolah seharusnya tidak ada perbedaan swasta atau negeri, agama atau swasta serta tidak ada kasta dalam pendidikan. Ini terjadi karena sistem pendidikan kita memakai sistem kapitalisme-sekuler yang membuat pendidikan kehilangan visi misinya.
Trend para orang tua sekarang banyak menyekolahkan kesekolah swasta yang khususnya sekolah swasta berbasis Islam karena dianggap relevan dengan kebutuhan pendidikan agama yang sangat minim di sekolah negeri dibandingkan di sekolah swasta yang berbasis Islam, yang memenuhi kurikulum nya dengan pelajaran yang bermuatan agama, yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pendidikan agama yang tidak bisa didapat dilingkungan keluarga ( rumah) karena orang tua merasa belum mampu memberikan pendidikan agama karena kekurangan atau minimnya ilmu agama, jadi para orang tua memilihkan sekolah swasta berbasis agama.
Selain itu melihat bagaimana rusaknya pergaulan anak-anak yang semakin rusak, melawan orang tua, pacaran, narkoba, tawuran, bolos sekolah, kecanduan gadget, masih banyak lagi kerusakan-kerusakan yang terjadi di masyarakat ini tidak lepas dari hasil pendidikan yang ada yaitu pendidikan yang sekuler dan tidak berkwalitas, yang tidak maksimal menghasilkan peserta didik atau generasi yang tidak beriman, dan berkarakter sesuai dengan etika , karena pendidikan agama di sekolah negeri sangat minim, dan ini menjadi salah satu pendorong para orang tua menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta yang berbasis Islam dengan harapan bisa mendidik anak-anaknya sesuai apa yang diharapkan .
Selain itu di sekolah negeri para guru tidak bisa maksimal melakukan pendidikan dan pengajaran karena selalu dimonitor oleh para wali murid dalam melakukan tugasnya misal jika menegur anak didiknya yang melakukan kesalahan maka si guru akan dikritik bahkan di laporkan ke pihak berwajib bahkan ada yang sampai di penjara, ini membuat para guru untuk tidak melakukan perannya sebagai pendidik dan pengajar dengan optimal daripada di laporkan dan bermasalah lebih memilih diam jika ada peserta didiknya yang salah, dan ini bisa menjadi faktor menambah kerusakan akhlak para peserta didik, beda dengan sekolah swasta sama sekali jarang ada pengkritikan terhadap guru sehingga guru-gurunya dengan ikhlas, senang hati mendidik dan mengajar di sekolah tanpa ada tekanan.
Pembenahan tidak hanya bisa dilakukan oleh pihak sekolah karena ini tersistem maka yang harus evaluasi adalah sistemnya yang harus diubah tidak memisahkan pendidikan agama dengan pendidikan dunia.
Bagaimana Pendidikan Dalam Islam ?
Pendidikan berbasis Islam sebagai solusi, meski mahal namun tak cukup berdiri sendiri tanpa keterlibatan orang tua, terjalinnya hubungan yang saling mendukung, berkerjasama, untuk tercipta nya prose pendidkan dan pengajaran dengan baik , kondusif lingkungan dan penjagaan negara. Lingkungan sekolah yang kondusif demi terciptakan lingkungan belajar yang damai dan nyaman, Oleh karena itu perlu sistem Islam menaungi sistem lainnya termasuk pendidikan.
Dalam Islam, negara bertanggung jawab menjamin kesejahteraan dan pendidikan yang merata hingga ke pelosok terpencil. Islam menjamin kebutuhan kolektif warga negara, di antaranya pendidikan, kesehatan, dan keamanan secara gratis. Kepala negara sebagai pemimpin bertanggung jawab mengurus rakyat dengan baik, sebagaimana disampaikan dalam hadis, "Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang di pimpin, penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, ." (HR Bukhari).
Sistem pendidikan dalam Islam berlandaskan akidah Islam. Setiap ajaran Islam dipelajari untuk diamalkan, bukan sekedar dihafal. Ini karena Islam adalah petunjuk praktis bagi kehidupan. Sehingga terwujud output pendidikan bersyakhsiyyah Islamiyyah memiliki pola pikir Islam dan pola tingkah laku Islam.
Syekh Taqiyuddin An-Nabhani rahimahullah menjelaskan dalam kitab Asy-Syakhsiyah al-Islamiyyah (Kepribadian Islam) Jilid I, bahwa ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran.
Pertama, sesuatu dipelajari dengan mendalam hingga bisa dipahami hakikatnya menurut pemahaman yang benar. Tsaqafah Islam bersifat fikriyah, mendalam, mengakar, dan memerlukan kesabaran dan keteguhan dalam mempelajarinya.
Kedua, orang yang belajar mesti meyakini tsaqafah Islam yang sedang ia pelajari agar ia dapat beraktivitas dengannya, yaitu membenarkan hakikat yang dipelajari dengan pembenaran yang pasti tanpa ada keraguan.
Ketiga, seseorang mempelajari tsaqafah Islam sebagai pelajaran yang bersifat praktis, serta sebagai solusi atas fakta yang dapat dijangkau dan diindra, bukan sekedar pelajaran teoritis saja.
Itulah metode Islam dalam pembelajaran, yaitu mendalam dalam pembahasan, membentuk keyakinan, dan melahirkan amal perbuatan. Alhasil, seorang pembelajar dalam Islam akan menjauhi segala perbuatan yang terkategori perundungan baik berupa ucapan, tulisan, maupun sikap karena semua itu dalam rangka memenuhi seruan Allah.
Bagaimana Gemilangnya Sistem Pendidikan Dalam Islam
Mengapa saat Islam pernah memimpin dunia, dunia pendidikan berkembang sangat pesat dan menjadi mercusuar dunia? Islam sangat memperhatikan pendidikan karena bagian dari kebutuhan kolektif rakyat yang harus dipenuhi oleh negara. Akidah menjadi asas pendidikan, sehingga keimanan menjadi kontrol dan pondasi yang kuat sehingga tidak akan keluar dari syariat Allah, tahu dan paham halal-haram tidak mudah tergelincir pada pelanggaran syariat. Karena sedikit saja terjadi pelanggaran syariat akan terjadi kerusakan.
Spirit akidah ini yang mendorong para siswa menimba ilmu sebagaimana banyak hadis yang memerintahkan umat Islam untuk menimba ilmu. Selain itu, umat Islam senantiasa berlomba dalam kebaikan yang menambah semangat belajar agar bisa memberikan manfaat untuk umat. Sistem pendidikan Islam sangat unik, kurikulumnya yaitu ilmu agama yang terdiri dari Al-Qur'an, fikih, hadis, tafsir, akidah. Lalu, ilmu Umum yaitu matematika, astronomi, filsafat, kedokteran, dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Negara bertanggung jawab menyediakan fasilitas pendidikan di antaranya membuat lembaga pendidikan, penerjemahan buku, penyusunan karya ilmiah, dan metode pembelajaran yang efektif.
Di masa Abbasiyah misalnya negara fokus pada pengembangan ilmu pengetahuan, baik agama maupun umum, melalui berbagai lembaga pendidikan seperti madrasah dan bait al-hikmah, serta dukungan penerjemahan dan pengembangan berbagai disiplin ilmu. Dinasti Abbasiyah memprioritaskan pendidikan sebagai fondasi kekuasaan dan penyebaran ajaran Islam, mendorong terciptanya pusat-pusat intelektual yang melahirkan tokoh-tokoh ilmuwan. Dinasti Abbasiyah memandang pendidikan sebagai alat penting untuk memperkuat kekuasaan dan menyebarkan ajaran Islam, dan percaya bahwa dengan pendidikan, umat Islam menjadi lebih berpengetahuan, beradab, dan berakhlak. Wallaahu a’lam bishowwab.