FASDATI Gelar Diskusi Publik dan Strategic Checkpoint 2025: Satukan Kekuatan Alumni Dayah untuk Aceh Bersyariat


author photo

21 Jul 2025 - 12.51 WIB


Banda Aceh | 20 Juli 2025 — Memperingati satu tahun kiprahnya, Forum Alumni Santri Ma’had Daarut Tahfizh Al-Ikhlas (FASDATI) menggelar kegiatan bertajuk Diskusi Publik dan FASDATI Strategic Checkpoint 2025, Minggu (20/7), di Aula Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar. Agenda ini mengusung tema kuat: “Sinergitas Alumni Pondok Pesantren dan Pemerintah untuk Kuatkan Kembali Komitmen Aceh Bersyariat.”

Kegiatan tersebut dibuka resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh yang diwakili Kabid Pemberdayaan Santri, Irwan, S.HI., M.Si. Dihadiri sejumlah tokoh pesantren, pejabat pemerintah, dan jaringan organisasi alumni dayah se-Aceh, forum ini menjadi ruang konsolidasi strategis alumni dalam memperkuat komitmen keislaman Aceh di tengah tantangan zaman.

Ketua Panitia, Muhammad Rayyan Aulia, S.H., menyebut kegiatan terbagi dua sesi utama: Diskusi Publik pada pagi hari dan FASDATI Strategic Checkpoint pada siang hari.

Diskusi publik menghadirkan tiga narasumber utama:

Tgk. H. Fakhruddin Lahmuddin, M.Pd. (Pimpinan Dayah Oemar Diyan & Ketua DMI Aceh),

Dr. Fikri Sulaiman, Lc., MA. (Kabid Penyuluhan Agama Islam DSI Aceh, mewakili Kadis Syariat Islam),

Irwan, S.HI., M.Si. (Kabid Pemberdayaan Santri Disdik Dayah Aceh).

Dalam pemaparannya, Dr. Fikri menyampaikan bahwa Pemerintah Aceh telah menyusun peta jalan penerapan syariat sebagai living law masyarakat Aceh. Namun, katanya, implementasi tersebut mustahil berhasil tanpa dukungan kolektif dari masyarakat, terutama alumni dayah.

Senada, Tgk. Fakhruddin menegaskan peran strategis alumni dalam perubahan sosial:

“Alumni dayah harus menjadi kekuatan kolektif perbaikan umat. Perubahan itu lahir dari diri sendiri, keluarga, lalu menjalar ke masyarakat luas,” ujarnya tegas.

Sementara itu, Ketua Umum FASDATI, Ikhwan Jamil, S.Sos., dalam pidato strategisnya menyerukan penyatuan visi alumni dan pesantren:

“Dayah adalah garda terdepan peradaban umat. Dengan 1.685 dayah di Aceh, kita memiliki kekuatan besar untuk memperkuat Aceh Bersyariat. Forum ini adalah ruang strategis menampung gagasan segar dari alumni dan pemangku kebijakan.”

Ia menegaskan kembali posisi FASDATI sebagai simpul silaturahim dan motor gerakan alumni:

“Alumni tidak boleh tercerai-berai. Kita harus tumbuh dari akar ma’had dan menjulang menuju cakrawala masa depan umat dan bangsa.”

Acara ini turut dihadiri sejumlah tokoh pesantren dan penggerak alumni, antara lain:

Ir. H. Irwansyah (Ketua Yayasan Daarut Tahfizh Al-Ikhlas / Dewan Penasehat FASDATI),

Ust. Rona Fajri, M.Pd. (Dewan Pembina FASDATI),

Kepala MI, MTs, dan MA Terpadu Daarut Tahfizh Al-Ikhlas,

Ketua Forum Alumni dari FARIS (Riab), FUADQA (DQA), PB IMADA, SHADIQ (Insan Qur’ani), Alumni Darul Ihsan, Darurrahmah, hingga FUSHA.

FASDATI kembali menegaskan diri sebagai rumah kolektif perjuangan alumni dayah yang siap bersinergi untuk kebangkitan umat dan negeri.

“Mari kita jaga bara semangat ini. Kita perkuat solidaritas dan terus berkarya bagi Aceh dan umat,” tutup Tgk. Fakhruddin.(**)
Bagikan:
KOMENTAR