SULITNYA MENDAPATKAN PEKERJAAN AKIBAT SISTEM KAPITALISME


author photo

1 Agu 2025 - 14.16 WIB


Penulis : Lia Susanti 

Miris, masyarakat Indonesia terus terpuruk oleh kondisi dan keadaan. Di tengah susahnya biaya hidup yang tinggi  masyarakat juga sulit untuk mendapatkan pekerjaan. 

Selanjutnya banyak para pekerja pula yang mengalami PHK massal. Akibatnya banyak para orang tua tidak bisa lagi bekerja dan mendapatkan penghasilan yang tetap. Ini membuat garis kemiskinan terus meningkat. 

Angka kemiskinan menunjukkan penurunan pada awal tahun kendati angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terus mengalami kenaikan. Hal ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). BPS mengumumkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 mencapai 23,85 juta orang. Secara persentase, jumlahnya mencapai 8,74 %, menurun 0,1 persen poin terhadap September 2024.

Data lain, hingga awal tahun 2025, Indonesia telah menghadapi gelombang besar PHK dengan jumlah pekerja yang terdampak mencapai sekitar 60.000 orang pada dua bulan pertama tahun ini. Data ini diperoleh dari laporan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).

Ini seperti manipulasi statistik untuk menunjukkan progres semu. Sistem saat ini yang diterapkan adalah sistem kapitalisme, jadi lebih diutamakan pencitraan ekonomi ketimbang realitas penderitaan rakyat.

Nyatanya banyak masyarakat yang menganggur berbulan- bulan. Hingga terbaru ramai di media sosial memperlihatkan ada sebuah toko membuka lowongan pekerjaan sebanyak 50 orang ternyata yang melamar hampir 1000 orang. Sedih ya melihat kondisi sepertinya yang jauh sekali dari kesejahteraan. 

Angka pengangguran yang sangat tinggi menunjukkan kegagalan sistemik di negeri ini. Akar permasalahan kemiskinan ekstrem bukan karena definisinya. Tetapi pada sistem ekonomi kapitalisme yang menciptakan jurang kaya dan miskin.

Di sisi lain, negara hanya fokus membiayai proyek yang tidak bermanfaat untuk rakyat, seperti IKN. Bahkan proyek yang biayanya besar pun berujung mangkrak. Sebaliknya negara abai menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat.

Tapi apa bila kita menerapkan sistem pemerintahan Islam kaffah in syaa Allah permasalahan ini akan cepat teratasi. Negara Islam akan betul-betul menerapkan syariat Islam secara menyeluruh.

Dalam pandangan Islam, bekerja bagi seorang laki-laki (ayah/suami) adalah sebuah kewajiban. Karena itu negara dalam sistem Islam wajib menyediakan lapangan pekerjaan. Selanjutnya memberikan jaminan hidup bagi rakyatnya. 

Pemimpin dalam Islam wajib memenuhi kebutuhan dasar rakyat seperti sandang, pangan,  dan papan, kesehatan dan pendidikan. Negara dalam sistem Islam juga menerapkan sistem ekonomi Islam yang mampu menciptakan keadilan distribusi kekayaan. Contohnya dengan melarang sistem riba dan eksploitasi ekonomi. Serta dengan cara lainnya dengan mengatur kepemilikan sumber daya alam (nikel, tambang, emas dll) yang akan dikelola oleh negara dan hasilnya akan dikembalikan ke rakyat dan untuk kemaslahatan umat.

Hanya sistem Islam yang akan bisa mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat. Saatnya negeri ini menerapkan sistem Islam atas dasar keimanan dan ketakwaan yang pasti akan mendatangkan keberkahan. Allah SWT berfirman: 

وَ لْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَ لْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا". 

Artinya: "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar". 
Waallahu a'lam bi shawab
Bagikan:
KOMENTAR
 
Copyright @ 2014-2019 - Radar Informasi Indonesia, PT