Banda Aceh — Uang negara kembali mengalir deras ke Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh sepanjang 2024. Angkanya bukan main: ratusan juta hingga miliaran rupiah digelontorkan untuk berbagai pos, mulai dari perjalanan dinas hingga acara seremonial kampus. Kamis (18/09/2025).
Dokumen anggaran yang diperoleh redaksi mencatat, perjalanan dinas saja menghabiskan Rp195,6 juta. Untuk penerimaan mahasiswa baru, alokasinya melonjak hingga Rp368,9 juta. Belanja lain juga mencuat: sistem penjaminan mutu internal (Rp108,6 juta), serta akreditasi prodi/institusi (Rp238,7 juta).
Namun porsi terbesar justru tersedot ke kegiatan pengabdian masyarakat. Dosen diguyur Rp1,245 miliar untuk kegiatan pengabmas, sementara desa binaan menyerap Rp166,8 juta. Tak ketinggalan, seleksi proposal pengabmas 2023 Rp46,7 juta.
Di sisi mahasiswa, dua pos besar kerap memantik sorotan: bantuan pendidikan untuk mahasiswa tidak mampu Rp1,029 miliar, dan beasiswa prestasi Rp900 juta. Meski terdengar mulia, distribusi dana ini sering dipertanyakan transparansinya.
Belanja operasional kampus juga bikin geleng kepala. Kehumasan menelan Rp90 juta, jasa konsultan akuntan publik Rp75 juta. Untuk supervisi, angka membengkak: pembinaan prodi di luar kampus terpadu Rp627,8 juta, koordinasi konsultasi prodi Rp209,2 juta, serta supervisi jurusan Rp78,4 juta.
Ironinya, anggaran paling janggal justru ada pada acara seremonial PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru). Hanya untuk orientasi mahasiswa baru, dana yang digelontorkan mencapai Rp490 juta—jumlah setara pembangunan gedung kecil.
Masyarakat berhak tahu, apakah miliaran rupiah itu benar-benar menyentuh tujuan pendidikan, atau sekadar menguap dalam pola belanja boros, seremonial, dan rutinitas birokrasi. Hingga berita ini diturunkan, pihak Poltekkes Kemenkes Aceh belum merespons konfirmasi yang dilayangkan redaksi.(Ak)
