Pengkhianatan penguasa Arab dan diamnya Dunia semakin membuat Zionis meningkatkan kejahatan mereka


author photo

18 Sep 2025 - 09.56 WIB



Oleh: Eka Susanti, S.Pd (Aktivis & Jurnalis Islam)

Kejahatan Zionis yang semakin meningkat hal ini dikarenakan adanya dukungan Trump agar Zionis segera mengambil alih Gaza semakin kuat. Dalam statmentnya ia mengatakan dalam konferensi persnya bersama Netanyahu Israel jika “AS akan mengambil alih jalur Gaza dan melakukan sesuatu di sana” (SuaraIslam.Id, 05/02/2025). Menurut Kiai Muhyidin Ketua pembina JATTI (Jalinan Alumni Timur Tengah menilai jika rencana tersebut sebagai bukti nyata sikap mereka terhadap penjajahannya terhadap Palestina. Dan kinin dunia Internasional juga semakin muak dengan kepemimpinan rusak Donal Trump tersebut yang arogan dan tanpa hati nurani. (SuaraIslam.id, 06/02/2025).

Saat ini seluruh umat manusia di dunia semakin tidak bisa menoleransi kejahatan Zionis dan melakukan upaya "yang mereka bisa" untuk memasukkan bantuan ke Gaza. Kini mereka mengumpulkan uang dan bantuan untuk misi Gaza Sumud Flotilla, dan terdiri dari banyak negara. Salah pejuang sekaligus relawan dari Indonesia, Muhammad Husein Gaza menyatakan bahwa Global Sumud ini sendiri tidak hanya satu misi kemanusiaan saja, namun lebih dari itu hal ini mengartikan bahwa seluruh dunia harus mengerti dan tahu akan pentingnya sebuah persatuan untuk membela yang benar dan melawan kejahatan orang-orang Zionis hari ini, khususnya kepada umat muslim. (@muhammadhusein_gaza).

Di saat dunia sedang mengalami berbagai kegentingan hari ini, dunia benar-benar tidak bisa hanya bercukup pada rasa simpati semata. Hingga tindakan nyata seluruh elemen masyarakat dunia bergerak untuk menyelamatkan Gaza. Satu hal yang menjadi pertanyaan, kemana para pemimpin Muslim di sekitar Gaza?? Bukankah Negeri-negeri Arab dan Mesir berada di sebelah mereka?? Kita telah menyaksikan bahwa ada yang lebih kejam dari penjajah itu sendiri, yakni pengkhianatan penguasa Arab dan Diamnya para Pemimpin Dunia hingga semakin membuat Zionis leluasa meningkatkan kejahatan mereka.

Solusi kemanusiaan untuk Gaza belum cukup untuk menghentikan kejahatan Zionis dan membebaskan Gaza sepenuhnya. Islam telah memberikan solusi syar’,i yaitu jihad fii sabilillah. Kini umat dan dunia tidak cukup jika berharap pada ruang negosiasi Pemimpin Negeri Muslim hari ini yang tersekat oleh Nasionalisme semu dalam kapitalisme, yang nyatanya juga tidak kunjung memberikan kemakmuran pada seluruh rakyatnya. Kini umat harus meningkatkan tuntutannya dengan menuntut bantuan militer untuk menghentikan genosida di Gaza saat ini. 

Sungguh, menghentikan genosida di Gaza sejatinya sangat mudah, jika kita paham nasionalisme dan negara bangsa ini tidak meracuni umat Islam, terutama para penguasanya. Bukankah seharusnya mudah bagi para penguasa muslim, khususnya seperti negeri-negeri Arab, Mesir dan Yordania untuk membuka pintu perbatasan dan menggerakkan tentaranya, bahkan mengerahkan rakyatnya, untuk menolong warga Gaza dan mengomando jihad melawan Zion*s demi membungkam kepongahan mereka? 

Namun, mengapa itu semua menjadi sulit dilakukan? Tidak lain karena tangan dan kaki mereka diikat oleh perjanjian bernama sekat negara bangsa dan racun nasionalisme yang membuat mereka hanya berpikir soal apa yang disebut menjaga kepentingan nasionalnya. Perintah agama soal menjaga ukhuah, menolong saudara seakidah, dan kewajiban menghilangkan kezaliman, sama sekali tidak berarti di hadapan narasi kepentingan nasional dan rasa takut mereka kehilangan kursi kekuasaan.

Umat Islam juga harus paham bahwa arah pergerakan mereka untuk menyolusi konflik Palestina, terkhusus untuk menolong muslim Gaza, tidak mungkin hanya bermodal gerakan dan semangat kemanusiaan, sekalipun bukan berarti apa yang sudah dilakukan itu sia-sia. Begitu pula, tidak mungkin masalah Palestina bisa diselesaikan oleh solusi-solusi absurd yang mereka tawarkan, termasuk solusi dua negara yang sejatinya tidak mungkin diterima oleh Zion*s sebagaimana yang kita lihat sekarang, dan justru tawaran solusi ini digunakan untuk menjauhkan umat dari beramal untuk mewujudkan solusi yang sebenarnya.

Terlebih persoalan Palestina dan Gaza terbukti bukan hanya menyangkut soal kemanusiaan. Masalah Palestina dan Gaza hakikatnya merupakan urusan politik dan lahir dari keputusan-keputusan politik yang harus dilawan dengan gerakan dan langkah-langkah politik. 

Sistem politik negara dalam Islam yang sesungguhnya dan banyak muslim yang juga belum mengetahui dan mempelajari saat ini adalah sistem Khilafah yang Rasulullah SAW dirikan dahulu. Hanya sistem Khilafah Islam yang bisa mengonsolidasi seluruh kekuatan umat hingga tampil sebagai negara mandiri dan kuat. Khilafah pula yang akan memobilisir tentara dan senjata untuk menolong Gaza dan membebaskan Palestina dengan memimpin jihad fi sabilillah. Khilafahlah yang akan mengembalikan wibawa umat sebagaimana seharusnya. Khilafah adalah janji Allah dan bisyarah Rasulullah saw. yang pasti wujudnya. Kemunculan Khilafah inilah yang sejatinya sangat ditakuti oleh penguasa Amerika dan sekutunya, termasuk oleh pemimpin Zionis yang hari ini tengah menghinakan Palestina, khususnya Gaza.

Mewujudkan kembali Khilafah memang tidak semudah membalik telapak tangan. Terlebih tidak sedikit umat yang termakan propaganda hingga turut alergi, bahkan tidak percaya bahwa masa depan peradaban ini ada pada kepemimpinan politik Islam. Sebagian mereka bahkan rela berdiri di garda depan untuk melawan kebangkitan Islam. Mereka rela berdiri di sisi musuh-musuh Islam dan memilih menjadi kaum munafik yang menusuk umat dari belakang.
Namun, itulah PR kita sebagai bagian umat yang sudah berkesadaran. Ada tanggung jawab besar untuk melakukan penyadaran bahwa selain urgen, hidup dengan Islam adalah konsekuensi iman. Penyadaran inilah yang disebut dengan dakwah. Namun, tentu bukan sembarang dakwah, melainkan dakwah yang mengarah pada penerapan Islam kafah di bawah naungan Khilafah Islam.

Dakwah seperti ini tidak mungkin dilakukan sendirian, melainkan harus bergabung bersama gerakan yang terbukti ikhlas berjuang demi kemuliaan Islam, serta berjalan di atas manhaj dakwah yang Rasulullah saw. contohkan. Yakni sebuah gerakan politik ideologis yang bergerak tanpa sekat negara dan kebangsaan, serta konsisten berjuang di atas asas dan aturan Islam demi mewujudkan kepemimpinan Islam tanpa kekerasan. Wallahualam.
Bagikan:
KOMENTAR
 
Copyright @ 2014-2019 - Radar Informasi Indonesia, PT