Banda Aceh --- Keurukon Katibul Wali atau Sekretariat Lembaga Wali Nanggroe Aceh kembali menyedot perhatian publik lewat rancangan belanja tahun 2025. Angka-angka yang tercatat menunjukkan kemewahan, terutama pada pos perjalanan dinas, jamuan, hingga tunjangan pejabat. Jumat (03 Okt 2025).
Perjalanan Dinas Tembus Rp 7,5 Miliar
Anggaran terbesar masih terkonsentrasi pada perjalanan dinas. Untuk perjalanan dinas biasa dalam negeri dialokasikan Rp 6,52 miliar, perjalanan dalam kota Rp 154,6 juta, dan perjalanan luar negeri mencapai Rp 849,7 juta. Total belanja perjalanan dinas hampir menyentuh Rp 7,5 miliar.
Makan, Minum, dan Natura Rp 1,8 Miliar
Kegiatan rapat dan jamuan juga tak kalah fantastis. Belanja makanan dan minuman rapat menelan Rp 730,6 juta, jamuan tamu Rp 476,1 juta, ditambah natura dan pakan sebesar Rp 600 juta. Total belanja konsumsi mencapai Rp 1,8 miliar.
Tunjangan Pejabat Miliaran Rupiah
Belanja tunjangan jabatan dan representasi pejabat Majelis Tinggi serta Wali Nanggroe juga mendapat porsi besar. Tercatat:
Tunjangan jabatan Majelis Tinggi Rp 2,44 miliar
Uang representasi Majelis Tinggi Rp 1,16 miliar
Tunjangan jabatan Wali Nanggroe Rp 480 juta
Uang representasi Wali Nanggroe Rp 36 juta
Uang representasi Waliyul Ahdi Rp 28,8 juta
Jasa Tenaga Pendukung Rp 4,9 Miliar
Selain pejabat, pos anggaran jasa tenaga kerja juga cukup gemuk. Tercatat:
Tenaga ahli Rp 1,01 miliar
Administrasi Rp 1,02 miliar
Keamanan Rp 1,68 miliar
Pelayanan umum Rp 115,2 juta
Supir Rp 231,6 juta
Kesehatan Rp 96 juta
Kebersihan Rp 528 juta
Lembur Rp 282,2 juta
Honorarium Tak Kalah Menggiurkan
Honorarium juga menjadi sorotan:
Pengelola keuangan Rp 467,6 juta
Tim pelaksana kegiatan Rp 52,5 juta
Narasumber, moderator, panitia Rp 200,2 juta
Dengan pola belanja yang menitikberatkan pada perjalanan dinas, konsumsi, dan tunjangan pejabat, publik patut bertanya: benarkah semua anggaran jumbo ini sesuai kebutuhan masyarakat Aceh, atau justru sekadar “kemewahan birokrasi” di tengah kondisi ekonomi rakyat yang masih penuh tantangan? (Ak)