Oleh : Jartika, S.E. (Aktivis Dakwah)
Remaja adalah asset berharga untuk keberlanjutan suatu bangsa. Baik dan buruk keadaan bangsa selanjutnya ada di tangan remaja dan anak muda. Namun keadaan mereka kian tergerus hari demi hari sehingga harapan besar keatas pundak anak bangsa semakin dikhawatirkan untuk disematkan. Pun begitu tidak dipungkiri yang tua akan sirna sehingga yang mudalah yang akan bertahta. Tapi jika keadaan mereka seperti potret sekrang maka kehancuranlah yang menanti bangsa.
Kerusakan demi kerusakan terjadi ditengah-tengah para remaja, identitas mereka sebagai agen perunahan yang memiliki misi besar juga hangus seiring perubahan masa. Narkoba dan kehidupan bebas sudah menjadi komsusmsi sehari-hari. Mereka juga tak jarang melakukan aksi nekat seperti pembunuhan, mencuri, asusila, pornografi sampai pada aborsi.
Pornografi dan pornoaksi yang marak dikalangan remaja sudah merebak dari kota sampai pedesaan. Bahkan sampai tidak ada lagi rasa malu sebagaimana binatang. Dulu masih asing terdengar zina apalagi pelakukanya adalah remaja dan anak-anak. namun sekarang sudah menjadi hal yang biasa mendengar kasus semacam ini. Namun kini tingkah mereka semakin membuat kita terpaku dan terheran-heran.
Sejumlah aksi mesum tertangkap kamera sepanjang tahun 2021. Tersebarnya video ke media sosial membuat heboh masyarakat. Aksi mesum seperti ini kerap terjadi dari tahun ke tahun. Ironisnya, banyak pelaku yang masih di bawah umur. Sepasang Kekasih Berbuat Mesum di Atas Motor di Tasikmalaya. Kasus mesum dua sejoli di halte bus SMKN 34 di kawasan Senen, Jakarta Pusat yang tertangkap kamera beberapa waktu lalu menjadi perbincangan di media sosial. Keduanya nekat melakukan perbuatan mesum di tempat terbuka hingga viral di jagat maya.
Warganet dihebohkan dengan video rekaman aktivitas mesum di lokasi wisata kolam pemandian Cikoromoy, Pandeglang, Banten. Video tersebut pun jadi viral di media sosial. Video mesum sejoli di tempat wisata di Pasuruan sempat viral beberapa waktu di media sosial. Warga menyayangkan perbuatan sejoli yang identitasnya belum diketahui tersebut. Bahkan ada yang nekat melakukan aksi semacam ini di pinggir jalan. Jagat maya juga sempat dihebohkan dengan video yang memperlihatkan sepasang sejoli yang nekat berbuat mesum di pinggir jalan saat siang bolong di Bandung (okezoneTV, 12/10/21).
Ini hanya sebagian dari ribuan kasus perzinahan yang terjadi di tengah remaja, karna yang tidak tertangkap media dan berita juga jauh lebih banyak. Bahkan kasus seksual yang terjadi dikalangan remaja ada yang dilakukan dengan saudara sedarah, sungguh miris bukan? Sebagaimana perzinhan yang ternjadi di Aceh. Empat remaja pria di Pidie, Aceh, ditangkap polisi karena diduga melakukan perzinaan dengan seorang perempuan berinisial NJ (19). Salah satu pelaku merupakan adik kandung NJ. Polisi menegaskan ini kasus perzinaan (modusaceh.co, 30/8/21).
Ada yang diperkosa oleh ayahnya, kakeknya, pamannya, sampai kakaknya. Sebagaimana yang dikutip dari SuaraSulsel.com, Seorang kakak di Kecamatan Karang Depo, Kabupaten Muratara Sumatera Selatan merudapaksa (memperkosa) adik kandunganya sendiri, DE,13. Hasil penyelidikannya, sang kakak ternyata suka menonton film bagi orang dewasa, alias film porno.
Ada yang dilakukan suka sama suka (zina) ada pula yang dilakukan secara terpaksa (pemerkosaan), tapi semua ini adalah bentuk dari kerusakan yang terjadi ditengah anak muda.
Ketua Komnas Anak Aris Merdeka Sirait menanggapi salah satu penyebab maraknya kasus asusila pada remaja adalah karena bebasnya kases internet. Salah satu sasaran indstri internet hari ini adalah Indonesia yaitu sebagai akses pornografi terbesar, tambahnya (beritasatu).
Indonesia adalah negara yang menjamin kebebasan kepada setiap individu, termasuk dalam mengakses dunia maya saat ini. kebebasan mengakses internet juga tidak ada pembatasan usia atau kriteria tayangan yang layak untuk dipertontonkan. Dan kebanyakan tayangan yang disajiakan dalam setiap konten adalah yang berbau pornografi (syahwat). Tentu ransangan ini akan menuntut pemenuhan.
Negara yang harusnya menjadi regulasi dalam mengatur media tetapi perannya tidak hadir untuk menyajikan dan memilah tayangan yang sehat bagi para remaja. Seringnya negara berpikir kembali karena keuntungan. Karenanya media dan aksesnya dikembalikan kepada individu masing-masing. Adanya lembaga sensor pun hanya jadi basa basi, buktinya akses pornografi dan pornoaksi sangat mudah dijumpai.
Absennya pemerintah mengatur konten tontonan bagi anak bangsa, sistem sekuler sekarang juga mendukung mereka untuk menjadi generasi rusak ditambah dengan minimnya penanaman nilai-nilai agama serta cita-cita besar untuk menjadi generasi yang mengasah kancah peradaban dunia.
Hukum negara ini juga kadang buntu dan tidak tau mau melakukan tindakan seperti apa. Pasalnya tidak jarang kasus seksual pada anak tidak bisa dijatuhkan sanksi karena masih dibawah umur. Yang pada akhirnya dibiarkan begitu saja. Pun kasusnya ada yang ditindak lanjuti tetapi akan lahir kasus-kasus yang baru. Istilahnya "mati satu tumbuh seribu". Padahal kerusakan yang semerbak subur semacam ini tidak cukup hanya ditanggapi setelah kasus itu terjadi tapi negara mestinya menilik kenapa ini semua bisa terjadi?
Seandainya media masih dijadikan ajang bisnis maka selama itu juga remaja dan generasi bangsa akan semakin rusak. Namun pada faktanya, negara tidak akan pernah hadir selama sistem ini berlandaskan dan bersumber pada sistem kapitalistik sekuler. Ketika sistem ini yang dijadikan akar maka batang yang tumbuh juga mengikut sebagaimana akar yaitu tetap memperhitungkan keuntungan bukan kemaslahatan.
Sistem sekuler hari ini juga berhasil menggerus peran ibu sebagai madrasatul ula dan pendidik bagi anak-anaknya, karena opini feminisme dan wanita karir terus dikenjangkan. Sehingga terjadilaah paket komplit penyebab kerusakan remaja.
Ketidak hadiran negara dan orang tua dalam menemani dan mencetak generasi muda jauh berbeda sebagaimana yang digambarkan Islam. Islam memandang anak muda adalah individu yang suci sebagai penerus bangsa dan agama. Kesuciannyapun perlu dijaga dengan memberikan pendidikan yang sehat dan hebat kepada mereka. Baik pendidikan secara formal maupun pendidikan non formal seperti lingkungan, tontonan dan apapun yang masuk kedalam indra mereka.
Termasuk didalamnya adalah alat tontonan yaitu media. Negara Islam menjadikan media sebagai akses informasi untuk belajar dan lain-lain. Pun ada konten-konten baik iklan, film, sinetron dan sebagainya, sudah dipastikan jauh dari pada unsur pornografi dan pornoaaksi. Karena didalam Islam dinyatakan segala bentuk pornografi dan pornoaksi merupakan zina yang hukumnya haram.
Penanaman aqidah sudah sejak dini ditanamkan kepada benak remaja baik dari lingkungan, sekolah, maupun orang tua. Tidak adanya tayangan yang buruk, sanksi yang tegas terhadap pelaku zina dan upaya-upaya lain yang dilakukan negara Islam untuk menjaga pemuda tetap menjadi generasi tuntunan dunia.
Islam juga mengatur kehidupan individu dan masyarakat sehingga tidak terjadi celah untuk melakukan perbuatan zina. Seperti, Pertama, larangan campur baur antara laki-laki dan perempuan bukan mahram 'ikhtilath'. Kedua, melarang khalwat, yakni laki-laki berduaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Ketiga, perintah untuk menutup aurat. Keempat, memerintahkan kepada seorang muslim untuk menjaga pandangan 'ghadlul bashar'. Kelima, memerintahkan perempuan muslimah pergi safar sehari semalam disertai mahramnya. Keenam, perintah segera menikah bagi pemuda yang sudah mampu dan menyuruh untuk berpuasa bagi mereka yang belum mampu. Ketujuh, Islam memerintahkan individu muslim menghiasi dirinya dengan ketakwaan (QS al-Ahzab : 70).
Segala macam aturan ini bersumber dari Al-Qur'an yaitu kalam Allah sang penciptan alam semesta dan As-Sunnah. Dan aturan ini pernah diterapkan dalam sistem kenegaraan yang kejayaan dan kesejahteraannya dapat dirasakan setiap individu pada masa itu.
Namun kesengsaraanpun penyelimuti dunia termasuk kerusakan remaja ketika sistem dan aturan Islam ini ditinggalkan. Islam hanya diambil sebagi agama tapi bukan atutan hidup (ideologi). Padahal Islam itu komplit dalam mengatur kehidupan manusia (Islam Rahmatan Lil'alamin). Maka untuk memberhentikan perzinahan dan mengembalikan peran remaja atau anak muda tidak akan pernah terlaksana jika masih berharap pada sistem buatan manusia sekarang ini.
Wallahu'alam