Oleh: Nor Hamidah (Pemerhati sosial)
Negara-negara Arab dan Muslim, termasuk Arab Saudi, Qatar, dan Mesir, pertama kalinya resmi mendesak Hamas untuk melucuti senjata dan menyerahkan kekuasaan atas Jalur Gaza kepada Otoritas Palestina (PA). Seruan tersebut disampaikan dalam deklarasi bersama yang diumumkan dalam konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Selasa (29/7/2025).
Deklarasi tersebut ditandatangani oleh 22 negara anggota Liga Arab, seluruh Uni Eropa, serta 17 negara lainnya, dan menjadi sinyal perubahan signifikan dalam sikap dunia Arab terhadap kelompok militan yang telah menguasai Gaza sejak 2007.
"Tata kelola, penegakan hukum, dan keamanan di seluruh wilayah Palestina harus sepenuhnya berada di tangan Otoritas Palestina, dengan dukungan internasional yang memadai," bunyi dokumen bersama tersebut, seperti dikutip CNN International, Kamis (31/7/2025).
Dalam konteks mengakhiri perang di Gaza, Hamas harus mengakhiri kekuasaannya di Gaza dan menyerahkan persenjataannya kepada Otoritas Palestina.
Dalam manuver politik yang memanaskan hubungan dengan Israel dan AS, Perancis menyatakan akan memberikan suara untuk mengakui negara Palestina. Inggris menyusul dengan pernyataan serupa, karena sudah terbukanya borok Zionis Yahudi dan menyaksikan kejahatan yang tiada tara.
Negara-negara Arab seperti Mesir, UEA, atau Arab Saudi seperti punya agenda sendiri, karena sering lebih dekat ke kepentingan AS dan Israel dari pada ke perjuangan Palestina.
Dengan mendorong Hamas menyerah, bisa diartikan sebagai penyikapan yang pro status quo, bukan solusi adil atas penjajahan Israel.
Zionis tak hanya membunuh dengan senjata, tapi juga dengan kelaparan masal di Gaza, memblokade seluruh bantuan logistik yang berisi bahan makanan, obat-obatan dan kebutuhan hidup yang akan masuk ke Gaza. Para rezim Arab terutama rezim Mesir terlibat juga dalam menciptakan bencana kelaparan di Gaza. Presiden Asisi sampai hari ini enggan membuka gerbang perbatasan Rafah.
Padahal hanya dari sanalah bantuan Gaza dapat disalurkan. Namun penyebrangan Karem Shalom diperbatasan Mesir dalam kendali militer zionis. Membiarkan penderitaan rakyat Gaza, sebagai alat tawar politik yang jelas tidak etis. Sungguh penguasa muslim hari ini sangat zholim terhadap saudaranya sendiri.
Para penguasa muslim ibarat buta dan tuli atas realita di Gaza, seolah tak ada ikatan iman mereka dengan muslim Gaza. Padahal Allah telah mengingatkan ikatan ukhuwah Islamiyah sebagai landasan hubungan antar muslim.
Kepentingan dunia dan jabatan serta kekuasaan telah mematikan ukhuwah Islamiyah dan menjerumuskan mereka di hadapan musuh Allah. Dalam Islam kekuasaan bukan warisan, bukan bisnis tapi amanah berat yang akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat tentang diamnya para Penguasa Muslim terhadap penderitaan umat.
Seorang pemimpin wajib membela yang lemah dan yang tertindas, menggunakan kekuatan politik, militer dan diplomatik untuk melindungi umat.
Firman Allah Swt dalam Surah An-Nisa: 75
"Dan mengapa kamu tidak mau berperang dijalan Allah dan (membela) orang-orang yang tertindas".
Penguasa yang diam terhadap penderitaan umat adalah penguasa yang telah
mengkhianati Allah dan Rasul-Nya. Padahal Allah sudah mengatakan bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik.
Seperti firman Allah Swt:
"Kamu (Umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah... (TQS Ali Imron : 110).
Artinya umat wajib mengoreksi, bahkan mengganti dengan yang lebih baik,
"Sebaik- baiknya jihad adalah menyampaikan kebenaran dihadapan penguasa yang zholim". ( HR. Abu Dawud, Tirmidzi).
Maka solusi dalam Islam untuk membangun kesadaran persatuan umat, yaitu dengan mendakwahkan (mengkaji) Islam kaffah, mempersatukan umat dalam perjuangan ideologis, memahamkan bahwa solusi yang benar adalah bukan sekedar ganti orang tapi ganti sistem kufur menjadi sistem Islam.
Pembebasan Palestina akan terwujud ketika Khilafah tegak dan menyerukan jihad sebagai solusi tuntas. Umat harus memanfaatkan momentum ini, untuk membangkitkan umat dan mewujudkan kemuliaan Islam.
Wallahu a'laam bishawab