Pengiriman Guru ke Luar Negeri, Mampukah Mewujudkan Kualitas Generasi Pelopor Perubahan?


author photo

12 Des 2025 - 17.24 WIB


Oleh: Dinnar Fitriani Susanti 
Aktivis Muslimah Balikpapan 

Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menyatakan ingin meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pendidikan.Wali Kota Balikpapan, H. Rahmad Mas’ud mengumumkan program pengiriman guru ke luar negeri, sebagai upaya memperkuat kompetensi global tenaga pendidik. 

Rencananya dikirimnya guru ke Universitas Darul Qu’an Mekkah untuk meningkat kemampuan bahasa Arab dan ke Universitas Cambrige Inggris untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris. Program internasionalisasi guru ini disebut merupakan bagian dari visi besar Balikpapan untuk mendukung pencapaian sumber daya manusia Indonesia Emas 2045, di mana kualitas tenaga pendidik menjadi pondasi utama. 

Meningkatkan sumber daya manusia dalam pandangan pemerintah tidak lepas dari keberhasilan dari sisi materi, sehingga tujuan dari mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045 bagi negara adalah ketika pendidikannya mampu melahirkan sumber daya manusia yang siap bersaing di dunia global. 

Hal ini disandarkan kepada produktivitas generasi dari sisi ekonomi. Untuk mewujudkan itu, lahirlah program-program pemerintah peningkatan skill pada guru agar mampu mendidik generasi yang juga memiliki skill yang siap bersaing di dunia kerja. Munculnya pandangan ini tidak lepas dari konsep berpikir kapitalis yang diemban oleh negara sehingga setiap kebijakan didasari oleh kepentingan materi semata. Maka tidak heran jika banyak sekali muncul problem pada generasi hari ini, pergaulan bebas, bullying, narkoba, mental illness, dan lain-lain.

Alih-alih menyelesaikan problem yang ada pada generasi justru arah pendidikan kapitalis membuat deretan panjang persoalan pada generasi. Definisi globalisasi diukur semata penguasaan Bahasa. Padahal pembelajaran Bahasa asing lekat dengan tsaqofahnya.

Besar harapannya para guru saat ini memahami bahwa kualitas pendidikan tidak hanya pada euforia global dan mencukupkan pada  penguasaan bahasa saja. Karena hal tersebut membawa sebuah peradaban yang telah terbukti menimbulkan berbagai dampak pada kualitas generasi yang semakin mengkhawatirkan. Ditambah dengan massifnya era digitalisasi yang membuat generasi membutuhkan panduan atau benteng yang kokoh, agar mereka tidak sekedar sebagai korban digitalisasi platform Kapitalis, namun sebagai generasi yang mampu bersikap.

Islam sebagai kiblat pendidikan

Islam adalah cahaya. Di mana perhatian Islam sangat besar dalam dunia pendidikan. Islam mercusuar dunia saat berjaya, sistem pendidikan Islam melahirkan generasi penerus Islam pelopor perubahan.

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Barangsiapa hendak mengambil teladan maka teladanilah orang-orang yang telah meninggal. Mereka itu adalah para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

Mereka adalah orang-orang yang paling baik hatinya di kalangan umat ini. Ilmu mereka paling dalam serta paling tidak suka membeban-bebani diri. Mereka adalah suatu kaum yang telah dipilih oleh Allah guna menemani Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan untuk menyampaikan ajaran agama-Nya. Oleh karena itu tirulah akhlak mereka dan tempuhlah jalan-jalan mereka, karena sesungguhnya mereka berada di atas jalan yang lurus.” (Al Wajiz fi ‘Aqidati Salafish shalih, hal. 198)

Dari Abdullah bin Mas'ud inilah pesan bahwa untuk meraih kualitas generasi butuh meneladani Rasulullah dan para sahabat. 

Dan Tsaqafah Islam yang luar biasa tidak hanya menjadi panduan dalam ibadah, namun juga sebagai aturan kehidupan dunia dan akhirat, mampu mewujudkan kualitas generasi risalah Islam.

Tsaqofah asing dalam Islam, akan di pertimbangkan, yaitu tidak boleh bertentangan dengan dengan aturan Islam.

Rasulullah adalah contoh terbaik dalam mewujudkan generasi terbaik. Begitu juga dengan para Khalifah selanjutnya yang melahirkan SDM unggul dunia dan akhirat.

Penguasaan bahasa pada masa penerapan Islam telah terbukti pada masa Muhammad Al Fatih, seorang pemimpin yang menguasai tujuh bahasa, merupakan bukti bahasa Islam tidak anti dengan penguasaan bahasa asing. Namun tujuan penguasaan bahasa asing adalah dalam rangka untuk kepentingan dan Riayah Islam. 

Dan tidak juga bisa dilepaskan dalam dunia pendidikan Islam adalah peran guru penting untuk mewujudkan generasi penerus Islam pelopor perubahan.

Inilah peradaban Islam dengan kesempurnaan aturannya. Pasti mampu mewujudkan generasi pelopor perubahan dan penerus Risalah Nabi
Bagikan:
KOMENTAR
 
Copyright @ 2014-2019 - Radar Informasi Indonesia, PT