Tapaktuan --- Dari besi tua peninggalan beberapa tahun lalu itu, kini Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) Krueng Luas, Kecamatan Trumon Timur, Aceh Selatan, sudah mulai beroperasi dan menampung puluhan tenaga kerja dari warga setempat.
Diketahui, beroperasinya pabrik CPO (Cruide Palm Oil) tersebut setelah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Selatan menjalin kerjasama dengan pihak CV Balga indo Engineering, sekitar bulan November 2019 lalu.
Direktur Utama PMKS Krueng Luas, Ferry Siahaan kepada Awak Media di Tapaktuan, mengatakan, awal perusahaan masuk, semua alat pengolahan sawit di pabrik CPO merupakan besi-besi tua yang perlu diperbaiki, Senin 31/08/2020.
"Ya, awalnya kita perbaiki semua dan mesin - mesin juga kita ganti. Namun setelah kita uji coba mesin yang telah diperbaiki tersebut ternyata tidak maksimal," katanya.
Walaupun demikian, lanjutnya, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan kapasitas 10 ton/jam atau setidaknya 100 ton/hari dengan didukung penambahan bouler.
"Untuk mencapai kapasitas 100 ton/hari itu kita akan menambah bouler dengan didukung dana mencapai milyaran lagi," ujarnya.
Hanya saja, ungkapnya, ditengah komitmen perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi, kekhawatiran tetap ada karena timbulnya intimidasi dari segelintir pihak tertentu.
"Kita ingin mengelola pabrik CPO itu dengan nyaman, supaya maju dan menghasilkan PAD untuk Aceh Selatan," ucapnya.
Humas PMKS Krueng Luas, Hartini menyebutkan, terkait PAD, perusahaan CV Balga Indo Engineering telah menyumbang PAD Rp. 23 juta/bulan.
"Kendati dalam kontrak kerjasama PAD itu baru disetor setelah perusahaan menghasilkan keuntungan. Namun sebaliknya, perusahaan menyumbang PAD sebelum menghasilkan keuntungan," sebutnya.
Hal ini, sambungnya, menandakan pihak perusahaan sangat serius ingin memajukan pabrik CPO Krueng Luas yang telah lama terbengkalai itu.
"Kalau perusahaan sudah serius mengelola pabrik CPO janganlah ada muncul iklim-iklim yang tidak sehat bagi investasi di daerah kita," ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator LSM LIBAS Mayfendri menyatakan, sejauh perusahaan pabrik CPO telah mampu menyumbang PAD dan menampung tenaga kerja maka sepatutnya didukung bersama-sama.
"Kita mendukung pihak perusahaan yang telah mengelola pabrik CPO sehingga mampu menyumbang PAD bagi daerah. Kita tetap memantau pabrik ini tetap berjalan tanpa ada intimidasi dari pihak manapun," pungkasnya.(As)