Profil Pelajar dan Pemuda dalam Islam


author photo

26 Mei 2023 - 20.21 WIB



Ratna Munjiah (Pemerhati Sosial Masyarakat)

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kaltim terus berkomitmen memberikan pemahaman kebangsaan kepada kaum pelajar sebagai pemilih pemula, dibuktikan dengan menggelar pembauran kebangsaan bagi siswa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam sambutannya Kepala Badan Kesbangpol mengatakan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk memupuk dan meningkatkan sikap toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di Kaltim dan Kota Tepian.
 
Melalui kegiatan ini, ia berharap, semua mampu membangun semangat persatuan dan kesatuan bangsa, di balik berbagai perbedaan yang dirasakan. Dia juga mengajak yang hadir untuk meningkatkan kehidupan bertoleransi di daerah, sebagai bukti kedewasaan berpikir dan bersikap untuk persatuan dan kesatuan di daerah bagi kepentingan nasional.
 
Sebelumnya, Kesbangpol Kaltim memang menyasar kaum milenial dalam mendongkrak dan meningkatkan partisipasi Pemilihan Umum tahun 2024, sebab komposisi penduduk dari kalangan muda memang yang paling dominan saat ini. (https://kaltim.antaranews.com/berita/184083/kesbangpol-kaltim-gelar-pembauran-kebangsaan-untuk-pelajar-sma)

Pembaruan kebangsaan yang diadakan diharapkan dapat menjadi wadah terdepan bagi masyarakat sebagai forum dialog untuk menangkal dan mencegah hal-hal yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Adapun tujuan agenda tersebut untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pembauran kebersamaan dalam membina keutuhan kesatuan bangsa.

Selain itu, sosialisasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan wawasan kebangsaan dan kecintaan terhadap nilai-nilai Pancasila, meningkatkan rasa solidaritas dan kesatuan anak bangsa dalam rangka menjaga keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia.  Pembauran Kebangsaan merupakan cara yang tepat untuk menyatukan masyarakat yang majemuk dalam satuan yang bersifat kekeluargaan dan gotong royong sehingga dapat menciptakan suasana kondusif, tenteram dan tertib sehingga terwujud masyarakat yang berkarakter maju dan sejahtera. Menjadi pertanyaan sedemikian pentingnyakah sosialisasi pembaruan tersebut dan apakah pembaruan kebangsaan  yang dijalankan berdasarkan sistem sekuler liberal bisa membentuk karakter pemuda sesungguhnya? 

Sejatinya, pemuda merupakan individu yang diharapkan dapat menjadi pergerakan perubahan. Namun di atas sistem liberalisasi pemuda hari ini jauh dari cerminan pemuda tangguh yang bersyaksyiah Islam. Namun, hari ini banyak sekali tantangan yang dihadapkan guna membentuk pemuda  berkarakter Islami. di atas sistem sekuler liberal toleransi jadi berubah makna. Salah satunya adalah bagaimana menguatnya arus pemikiran moderat yang terus dinarasikan. Sebaliknya, berislam secara Kaffah bertentangan dengan toleransi beragama dan berislam secara Kaffah berpotensi memunculkan konflik dan permusuhan.

Pemikiran Islam liberal telah merobohkan segala sesuatu yang ditanamkan kepada pemuda Islam. Ketika kita mengajarkan bahwa hanya Islam satu-satunya agama yang benar justru sistem liberal mengajarkan bahwa semua agama adalah benar. Pemikiran liberal telah menghancurkan pemahaman pemuda saat ini yang akhirnya menganggap perbedaan merupakan hal yang baik sehingga menghancurkan pemahamannya tentang aqidah Islam. Terbentuklah toleransi yang melanggar syariat, membuat pemuda semakin jauh dari akidahnya. Gambaran pemuda saat ini sangat berbeda dengan pemuda dalam Islam.

Pemuda muslim di masa lalu adalah pejuang dan pemberani. Al-Qur’an telah menyampaikan kisah-kisah pemuda pemberani yang taat pada Tuhannya dan terdepan untuk menjaga aqidah. "Mereka menjawab, 'Kami mendengar seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini, yang bernama Ibrahim" (QS Al-Anbiya [21]: 60).

Diabadikan pula dalam Al-Qur’an terkait dengan pemuda Ashabul Kahfi yang gigih berdakwah di tengah masyarakat untuk melawan tatanan masyarakat yang rusak. "Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhannya, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka" (QS Al-Kahfi [18]: 13).

Kita pun patut untuk melihat kepada sejarah dakwah Islam pertama yang dibawa oleh Rasulullah Saw bahwa di tangan pemudalah yang pertama kali menyambut dakwah baginda Rasul Muhammad Saw. Ini digambarkan dalam wasiat beliau : “Aku pesankan agar kalian berbuat baik kepada para pemuda, karena sebenarnya hati mereka lembut. Allah telah mengutus aku dengan agama yang lurus dan penuh toleransi, lalu para pemuda bergabung memberikan dukungan kepadaku. Sementara para orang tua menentangku.”

Potensi fisik, kecerdasan, semangat, kegigihan pemuda adalah hal yang dioptimalkan dalam kepribadian Islam. Sehingga visi pemuda sebagai pejuang Islam yang terpercaya dapat terealisasikan dengan nyata di tengah kehidupan.

Pembentukan kepribadian Islam yang utuh dalam diri pemuda memerlukan sistem keluarga, masyarakat, pendidikan dan aturan yang mendukung terciptanya pola pikir dan pola sikap islami. Semua itu hanya bisa diwujudkan jika negara menerapkan sistem Islam. Wallahua'lam
Bagikan:
KOMENTAR