Oleh : Asyiah Jamil, SP
(Pemerhati Masalah Sosial)
Sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu, tidak kurang 5000 roket ditembak dari Gaza Israel. Tentu saja serangan Hamas mendapat pembalasan jauh lebih besar dan lebih brutal. Beberapa negara mulai mengatur rencana untuk mengevakuasi warganya. Baik dari jalur Gaza maupun dari wilayah Israel termaksud pemerintah Indonesia melalui kemenlu mengimbau agar WNI yang berada di wilayah Palestina maupun Israel segera meninggalkan wilayah tersebut.
Situasi bakal lebih memburuk disebabkan blokade total Israel yang mengakibatkan tidak adanya aliran listrik, gas, dan air bersih ke Gaza, padahal saat ini ribuan pasien terus berdatangan ke RS Gaza tanpa henti akibat bombardir Israel. Hingga minggu (15/10) malam, korban sudah bertambah menjadi total 4.138 orang.
Israel mengklaim serangan yang mereka lakukan sebagai balasan terhadap tembakan roket kelompok Hamas yang dilakukan secara mendadak pada sabtu (7-10-2023 waktu setempat. Mengutip kata data (8-10-2023), berdasarkan laporan media lokal Palestina, wafa, serangan roket Israel telah menghancurkan sebuah lokasi di kawasan Ansar sebelah barat kota Gaza dan merusak bangunan tempat tinggal disekitarnya.
Pesawat tempur juga menargetkan personel medis di Gaza dan sebuah Ambulan Rumah Sakit Naser khan Yunis. Pasukan Israel juga menyerang rumah sakit Indonesia di Beit Lahla di Gaza utara. Militer Israel juga menembakan puluhan roket ke lahan pertanian di Gaza dan merusak rumah-rumah disekitarnya.
Israel Penjajah.
Media dan negara-negara Barat mengecam serangan Hamas ke Israel. Bahkan, perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negaranya ”sedang berperang” melawan militan Hamas yang menguasai jalaur Gaza.
Serangan Palestina ke Israel adalah bentuk balasan atas pendudukan Israel yang sudah berlangsung atas selama puluhan tahun. inilah bentuk hipokrit Barat. Satu sisi mengecam segala bentuk penjajahan dan penidasan, di sisi lain membiarkan palestina terjajah melalui legistimasi PBB yang mengakui Israel sebagai ‘‘Negara Yahudi” di atas tanah Palestina.
Ada tiga alasan Israel layak disebut penjajah dan Palestina adalah milik kaum musim. Pertama, Palestina adalah tanah kharajiyah yang didapatkan kaum muslim dengan jiwa dan darah mereka. Syam -termasuk Palestina- dibebaskan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khathtab pada 637 M. Pasukan jihad kaum muslim yang dikomandoi Khalid bin Walid membebaskan Palestina dan menjadikan bagian dari wilayah Daulah Khilafah dengan pusat pemerintahannya kala itu berada di Madinah. Jadi secara mutlak Palestina adalah tanah sepenuhnya milik kaum muslimin.
Kedua, Israel itu ibarat tamu tidak diundang dan hidup menumpang. Setelah hidup menumpang, mereka menjadi serakah dan ngelunjak dengan meminta tanah kepada Palestina sebagai pemilik tanah.
Dengan kata lain, Israel adalah benalu dan pengganggu bagi kaum muslimin di Palestina. Terhadap penggangguan dan tamu yang serakah, sudah sewajarnya Palestina mempertahankan hak tanah mereka yang ingin dirampas dengan cara berjihad melawan kependudukan Israel. Keserakahan entitas Yahudi Israel bermula dari seorang tokoh Zionis Theodor Herzl yang pada 1896 M menemui Sultan Hamid II, Khalifah Turki Usmani. Ia meminta kepada Sultan untuk mendirikan gedung Al-Quds. Namun permohonan tersebut ditolak dengan tegas. Tidak berhenti di situ, tahun 1902M, Theodor Herzl menemui kembali sang khalifah dengan mengiming-imingi pelunasan hutang Khilafah Usmani. Sultan Abdul Hamid II kembali menolak nya dengan tegas seraya berkata “Selama Aku masih hidup, Aku lebih rela menusukan pedang ke tubuhku dari pada melihat tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Khilafah Islamiah.”
Ketiga, Palestina milik kaum muslimin di seluruh dunia bukan hanya milik bangsa palestina. Di tanah yang diberkahi itu, terdapat kiblat pertama kaum muslimin dan tempat singgah peristiwa Isra Mi'raj. Syam pun adalah negeri para nabi.
Maka tidak layak bagi kaum muslimin meminta pertolongan kepada negara Barat dan sekutunya, apalagi PBB. Umat Islam harus harus paham bahwa berdirinya negara Zionis di atas tanah Palestina tersebab resolusi PBB yang memaksa palestina membagi wilayahnya dengan Israel. Jadi meminta bantuan kepada PBB sama halnya bunuh diri politik.
Bagaimana mungkin kaum muslimin meminta bantuan dan pertolongan terhadap perserikatan negara-negara yang menyetujui pendirian negara Israel? Hal ini juga merupakan kesia-sian karena pada dasarnya Barat dan sekutunya tidak akan pernah berpihak pada Palestina dan kepentingan kaum muslimin.
Barat selalu menampakkan standar ganda. Tidak ada satu pun negara Barat yang berani menyebut Israel sebagai negara teroris atau menyeret mereka ke pengadilan internasional. Yang bisa dilakukan hanya mengecam dan mengutuk saja, padahal kita semua tahu menghadapi bangsa zionis tidak cukup dengan bahasa diplomasi atau basa-basi kecaman. Mereka hanya bisa ditundukkan dan ditaklukkan dengan bahasa perang.
Khilafah, Solusi Tunggal
Menyeret Israel ke mahkamah internasional atas kejahatan kemanusiaan adalah hal mustahil. Dukungan AS dan Barat adalah alasan terkuat penyebab hal itu tidak mungkin terwujud. “Two state solution” dan diplomasi sudah pasti bukan solusi hakiki. Membagi dua tanah untuk Palestina dan Israel adalah bentuk penghianatan.
Palestina adalah tanah kharajiah yang diperoleh dengan darah air mata kaum muslimin . selamanya akan menjadi milik kaum muslimin. Sementara itu Israel hanyalah entitas parasit yang menumpang hidup di Palestina. Keberadaannya sebagai negara yang dipaksakan oleh barat. Menghadapi Israel bukanlah dengan diplomasi atau duduk manis berdiskusi. Israel hanya bisa dibasmi dengan memeranginya.
Masalah Palestina adalah masalah kaum muslim. Tidak ada yang boleh seorang pun berhak menyerahkan tanah kharajiah kepada pihak lain, apalagi kepada perampok dan penjajah seperti Israel. Oleh karena itu, sikap seharusnya terhadap Israel yang telah merampas tanah Palestina adalah sebagai mana yang telah Allah SWT perintahkan, yakni perangi dan usir.
Demikian sebagaimana firman-Nya: “Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum mukmin (TQS. At-Taubah [9]:14). Walhasil, harus ada kekuasaan Islam yang menyerukan jihad fisabililah. Tidak ada solusi lain bagi Palestina selain Khilafah Islamiah. Dengan khilafah sekat bangsa akan tercerai, persatuan kaum muslimin akan mewujud, akidah Islam menjadi pondasi kekuatan Islam .
Khilafah juga akan menyerukan jihad memerangi musuh-musuh Islam. Hanya jihad dan Khilafah solusi tunggal dan fundamental untuk Palestina dan negeri muslim lainnya yang masih terjajah. Mau berapa bukti lagi bahwa tanpa khilafah, umat tertindas dan bercerai-berai. Hanya Khilafah, rumah dan tempat yang aman bagi kaum muslim meminta perlindungan. Dengan khilafah, kehormatan nyawa,dan harta kaum muslim bisa terjaga. Semoga Allah segerakan untuk kita.
Wallahu a'lam bishshowab