"

Lebaran Yang Menyedihkan: Gaza Yang Dirindukan


author photo

19 Apr 2025 - 11.56 WIB



Nur Sukma Almira Yasmin (Aktivis Mulawarman)

Ketika lidah kita merasakan beragam masakan di bulan syawal, berkumpul bersama sanak keluarga sambil bercanda riang, tapi tidak dengan saudara seiman, semuslim kita di Gaza. Idul Fitri menjadi momentum penting bagi umat muslim di seluruh dunia. Telah kita berletih-letih mengontrol hawa nafsu, berlomba-lomba dalam beribadah dan kebaikan, maka syawal menjadi hari kemenangan dan kebahagiaan besar bagi umat Islam.
Tapi pada realitasnya, ada saudara seiman kita yang bahkan untuk bernafas saja mereka tak diberi ruang. Gaza, tak sedetik pun mereka mampu merasakan indahnya syawal, tapi tiap harinya selalu berjuang bagaimana mereka bisa mempertahankan tanah kaum muslimin. Hari demi hari, mereka terus berjuang dan menghadap dengan gelar para syuhada. Maa Shaa Allah.
Ayan Muslimun? Kita serukan pemboikotan, berdo’a dan berdonasi, namun apakah ini sudah cukup untuk membantu mereka? 
Gaza Butuh Kebebasan 
Sudah 1446 H sejak pembantaian Israel terhadap Palestina, namun sejauh ini Gaza belum juga merdeka di atas tanah kelahirannya sendiri. Sejatinya yang terjajah itu adalah pemikiran seluruh kaum muslimin. Israel menajajah dengan senjata di tanah Gaza, sedangkan kita umat muslim dijajah dengan pemikiran bahwa permasalahan Gaza itu hanya sebatas konflik antar dua Negara Israel dan Palestina.
Bukankah hampir seluruh dunia tahu, bahwa yang dilakukan Israel itu adalah genosida bukan peperangan antar dua negara? Bahkan PBB sebuah lembaga internasional yang katanya bertujuan untuk membawa perdamaian dunia nyatanya hanyalah sebuah medan laga buatan Amerika untuk merebut tanah kaum muslimin dengan membuat skenario drama, sedangkan mereka telah melakukan pelanggaran HAM terbesar. Aynal Muslimun?
Momen syawal seharusnya menjadi refleksi bagi seluruh umat muslim di seluruh muka bumi, bahwa umat Islam itu satu tubuh, kehancuran Palestina itu nyata bukan sebuah dongeng cerita sebelum tidur, maka mereka adalah bagian tubuh kita yang harus disembuhkan. Sudah sepatutnya kita merasakan sakit seperti yang mereka rasakan, sudah sepatutnya mereka merasakan kehangatan, kebahagiaan, kemenangan yang kita dapatkan di momen syawal ini. Maka pemikiran kita yang harus dibenahi.
Pemikiran kita hari ini terbelenggu oleh sebuah paham pemikiran kebangsaan, bahwa kita hanya harus peduli pada tanah air jangan mencampuri urusan negara lain, sungguh ini pemikiran kufur. Bagaimana bisa hati nurani kita memberontak ingin menolong Gaza namun kita dipaksa dan dituntut untuk jangan mencampuri urusan saudara kita yang sedang berjuang menjaga harta terbesar kaum muslimin? Sungguh ironi.

Sudah saatnya kita umat muslim menjadi satu umat, satu komando, dan satu aturan yakni syariat Islam. Kita serukan pembebasan untuk Gaza bukan pengungsian.
Seruan Jihad
Jihad adalah ajaran umat Islam. Bukankah Rasululullah dan para sahabat juga melakukan jihad? Maka solusi tuntas atas permasalahan Palestina adalah seruan untuk jihad. Namun jihad hanya bisa dilakukan apabila pemikiran kaum muslimin sudah terbentuk menjadi satu pemikiran, perasaan, dan peraturan dibawah naungan negara yang menerapkan syariat Islam secara total. Ini menjadi tugas besar dan mulia bagi para umat yang sudah faham akan solusi tuntas, merekalah para pengemban dakwah yang terus gencar menggaungkan syariat Islam untuk diterapkan dalam sebuah kekuasaan.
Tentu menyerukan syariat Islam tidaklah semudah memutarbalikkan telapak tangan, tantangan akan Islam radikal, fanatisme dan menentang pluralisme. Namun ini haruslah menjadi pemikiran yang mengkristal untuk tujuan mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alaamiin. Maka beban seberat ini haruslah dipikul bersama, saling bahu membahu untuk mengedukasi umat sehingga umat menjadi faham dan ikut serta membentuk jaringan besar berpartisipasi dalam menyuarakan solusi tuntas atas penjajahan dan genosida yang terjadi di Gaza. 
Ketika umat telah faham dengan tuntas akan solusi pembebasan Gaza, maka umatlah sendiri yang akan mendesak para penguasa untuk segera mengirimkan bala tentaranya. Para syuhada yang berjuang dan mengorbankan nyawanya tentu telah memiliki iman yang kokoh bahwa ganjaran atas nyawa mereka adalah surga yang kekal, bukan takut akan kematian dan cinta dunia.
Maka mari kita edukasikan solusi tuntas terhadap genosida di Palestina dengan cara yang indah dan benar yakni berdakwah ditengah umat.
Wallahu’alam bishawab
Bagikan:
KOMENTAR