Oleh: A Tenri Sarwan, S.M.
Gaza kian membara. Penjajah kian menunjukkan kebrutalan serta kebiadaban. Setidaknya 51.240 warga Palestina dipastikan tewas dan 116.931 terluka dalam perang Israel di Gaza sejak dimulai 18 bulan lalu. Kantor Media Pemerintah Gaza memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700, dengan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas. (Al-Jazeera.com, 21 April 2025)
Pemimpin negeri muslim hanya cukup dengan retorika kosong. Persiapan pengiriman bahan makanan, obat-obatan, peralatan serta tenaga medis. Seakan hanya cukup sampai di sana batas bantuan yang bisa mereka lakukan. Apa bantuannya sampai? Nyatanya tak pernah dengan mudah sampai ke Gaza. Pihak penjajah masih juga menghalang-halangi. Miris?
Segala usaha agaknya tengah dilakukan. Dukungan internasional, hingga seruan jihad menggema. Bagaimana hasilnya? Nihil. Tingkat kejahatan penjajah itu terus meningkat dari waktu ke waktu, lantas bagaimana seharusnya?
-- Kaum Muslim Yang Malang? --
Umat terbaik ini belum juga menyadari bahwa kebiadaban ini punya corongnya. Untuk menghentikannya maka kaum muslim harus segera menghacurkan corongnya. Kaum muslim yang malang, mereka masih saja 'rela' menjadi boneka para penjajah.
Mereka masih juga mempercayai bahwa negara kampiun demokrasi kapitalisme, Amerika mampu menyelesaikan masalah Palestina. Padahal sejatinya mereka akar dari membaranya Palestina. Merekalah corong kedzaliman dan kebiadaban. Yang membuat Zionis Israel terus jumawa membombardir kaum muslim di Gaza. Lantas mengapa kaum muslim hanya cukup dengan retorika dan berbagai bantuan kemanusiaan, lalu tak kunjung merealisasikan aksi nyata dengan mengirimkan pasukan?
Kaum muslim yang malang? Yaa... Sungguh malang umat terbaik ini, tak kunjung mampu melepaskan diri dari cengkraman penjajahan yang lebih buruk dari penjajahan fisik, yaitu tidak lain adalah penjajahan pemikiran.
Masih bercokolnya ide nation state dalam kepala kaum muslim membuat kaum muslim tidak akan pernah benar-benar bersatu, dan jihad tidak akan kunjung terealisasikan. Maka, umat benar-benar harus mencampakkan nasionalisme beserta anak turunannya, menyadari bahwa penjajahan dan kebiadaban yang dipertontonkan ini hanya bisa dihentikan dengan persatuan umat dalam satu kepemimpinan global.
Kaum muslim harus segera menghentikan kemalangan ini. Berhenti menjadi boneka kaum penjajah beserta antek-anteknya yang terus menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan. Tidakkah umat menginginkannya? Terlepas dari belenggu dan cengkraman tirani yang mengotori negeri para Nabi.
-- Al-Aqso Sayang, Hanya Dengan Sistem Shahih? --
Jejak para Nabi disetiap inci tanahnya masih nyata. Islam agama sempurna dan paripurna sejak awal sudah menunjukkan bagaimana cara mengembalikan kesucian Al-Aqso bukan hanya itu tapi membebaskan seluruh kaum muslim dari kemalangannya. Maka, telah tiba saatnya bagi kaum muslim menyatukan kedaulatan, kehendak, dan keputusan politiknya. Kemudian menyelamatkan saudara kita di Palestina. Mengikuti jejak keberanian Shalahuddin Al Ayyubi membebaskan Palestina.
Umat wajib menyeru semua muslim diseluruh dunia dengan seruan yang sama. Umat harus terus mengingatkan akan persatuan umat dan kewajiban menolong mereka. Umat harus bergerak menuntut penguasa muslim melaksanakan kewajiban menolong Palestina dengan melaksanakan jihad dan menegakkan Daulah Islam. Tak akan lelah hingga terwujudnya junnah shahih kaum muslim. Dari Abu Hurairah ra., Nabi Muhammad saw. bersabda, “Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai (junnah) yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (Muttafaqun ‘alayh).
Alhasil, wahai kaum muslim teruslah berjuang dan bergerak hingga terwujudnya perisai umat Daulah Islam yang akan memobilisasi pasukan membebaskan Palestina. Kita tak butuh retorika dan kecaman pemimpin yang tunduk pada penjajah dan zionis laknatullah. Kita umat terbaik akan terus berjuang hingga kembalinya kehidupan Islam di tengah-tengah umat dan membebaskan bukan hanya Palestina tapi seluruh kaum muslim dan negeri-negeri muslim dari cengkraman tirani laknatullah. Siapkah kita merealisasikannya?
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَا قْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَ خْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ وَا لْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ۚ وَلَا تُقٰتِلُوْهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَـرَا مِ حَتّٰى يُقٰتِلُوْكُمْ فِيْهِ ۚ فَاِ نْ قٰتَلُوْكُمْ فَا قْتُلُوْهُمْ ۗ كَذٰلِكَ جَزَآءُ الْكٰفِرِيْنَ
"Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang kafir."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 191)
Wallahu'alam bishshowab.