Mencetak Generasi Emas: Islam Yes, Sekuler-Liberal No!


author photo

13 Jun 2025 - 22.39 WIB



Oleh: Vivi Rumaisha, S.Si (Pendidik Generasi Khoiru Ummah)

Jauh panggang dari api. Itulah istilah yang cocok untuk menggambarkan harapan negeri ini pada generasi emas abad ini. Nyatanya, bukan generasi emas namun generasi cemas yang terus hadir. 

Berbagai macam kenakalan generasi saat ini, mulai dari narkoba sampai ke pergaulan bebas terus meningkat. Berbagai kasus remaja yang terjadi saat ini harusnya membuka mata kita, bahwa kondisi generasi hari ini tidak sedang baik-baik saja. 

Dilansir dari laman berita online, seorang remaja baru lulus sekolah menyebarkan video asusila bersama manta pacarnya. Selain itu, sang pelaku melakukan pengancaman melalui medsos. Pelaku melakukan demikian karena sakit hati setelah putus hubungan dengan korban. Akhirnya pelaku sudah ditangkap oleh Polresta Balikpapan (https://kaltim post.jawapos.com, 03/06/2025) 

Seperti fenomena gunung es. Ini baru beberapa kasus yang terungkap, masih banyak lagi persoalan di kalangan remaja saat ini. Banyak generasi muda hari ini yang senang pamer kemaksiatan. Pacaran sudah dianggap menjadi hal wajar, ketika ada teman seusianya yang tidak memiliki pacar dianggap tertinggal. Fenomena pacaran ini banyak berunjung pada merebahnya kasus perzinahan.

Zina dan pergaulan bebas pun sudah menjadi hal yang lumrah di pertontonkan di tempat umum. Alih-alih merasa malu, terkadang banyak yang memposting di sosmed dengan suka rela. Dan banyak juga yang menjadi korban atas semua tindakan maksiat yang jauh dari aturan Allah. 

Di sisi lain orang tua dan masyarakat mayoritasnya membiarkan saja anak-anaknya untuk berpacaran. Dan ketika ada anaknya tidak pacaran, orang tua tersebut merasa malu dan takut anaknya tidak mendapatkan jodoh. Padahal pacaran sejatinya membuka gerbang perzinahan, dan sudah banyak terjadi kasus semacam ini. 

Itu semua terjadi karena gaya hidup generasi muda hari ini benar-benar jauh dari Islam. Gaya hidup liberal dan hedonis akhirnya membuat banyak generasi muda salah arah. Ditambah lagi sistem dan seakan negara memfasilitasi terjadinya kemaksiatan yang berkelanjutan. Lantas aturan hukum di sistem kehidupan hari ini juga jauh dari kata adil dan pelaksanaannya tidak tegas. Akhirnya tidak memberikan efek jerah kepada pelaku kemaksiatan seperti perzinahan dan gaul bebas.

Lantas generasi emas seperti apa yang kita bisa harapan di tengah sistem kehidupan yang seperti ini? 
Hanya ada satu harapan lagi yakni sistem kehidupan dengan penerapan Islam. Dalam Islam, pengaturan sistem pergaulan antara laki-laki dan perempuan sangat terjaga. Tidak ada namanya campuran baur dengan dalih tidak syar'i apalagi berdua-duaan yang bukan mahram atau pacaran. 

Hal ini didukung oleh lingkungan masyarakat yang berperan aktif dalam amar makruf nahi mungkar. Lingkungan yang islami menjaga agar generasi muda tidak terjebak dalam bergaulan yang tidak sesuai syariat. Sistem pendidikan dalam Islam pun memberikan penanaman syariat sejak dini. Generasi muda diberikan edukasi terkait pergaulan antara laki-laki dan perempuan dalam Islam. 

Sistem Islam juga memberikan sangsi yang tegas atas setiap pelanggaran yang dilakukan oleh laki-laki atau perempuan. Contohnya berzina, bagi pezina laki-laki maupun perempuan yang belum menikah dicambuk 100 kali dan diasingkan selama setahun. Dan pagi pezina laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah akan di rajam sampai mati. Hal ini bukan menunjukan bahwa Islam memiliki hukum atau sangsi yang tegas. 

Dengan seperti ini maka akan terwujud individu yang bertakwa, masyarakat yang memiliki peran amar makruf nahi mungkar dan negara yang menerapkan aturan Islam secara menyeluruh. Ketiga hal ini menjadi pondasi agar ketaatan kepada Allah senantiasa terjadi dan kemaksiatan akan berkurang bahkan tidak terjadi lagi. 

Namun semua ini tidak secara instan terwujud, namun butuh usaha dari para pengemban Islam. Para pengemban dakwah yang sudah terlebih dahulu sadar akan kerusakan generasi hari ini, dan sadar akan kemuliaan sistem islam dan peradabannya itu yang harus bergerak. Terus bergerak, menyadarkan umat agar memahami Islam secara totalitas dan meneretapkan seluruh atauran Allah di dalam kehidupan. 

Wallahu'allam bi ash-shawab
Bagikan:
KOMENTAR