Kegiatan ini menjadi wujud nyata kepedulian mahasiswa terhadap keterbatasan akses belajar Bahasa Inggris, khususnya di wilayah yang belum tersentuh pengajaran bahasa asing secara maksimal. Melalui pendekatan yang menyenangkan dan interaktif, para siswa diajak belajar huruf, angka, nama buah, benda di sekitar, kata kerja dasar, hingga percakapan perkenalan diri — semua dikemas dalam bentuk permainan dan lagu edukatif.
“Melihat semangat mereka yang tinggi, kami semakin percaya bahwa dengan bimbingan yang tepat, kemampuan mereka dalam berbahasa Inggris akan berkembang,” ujar Muhammad Khalil Gibran, ketua pelaksana kegiatan.
Antusiasme siswa terlihat sejak awal kegiatan. Suasana kelas berubah menjadi ruang belajar yang hidup dan menyenangkan. Anak-anak yang sebelumnya masih malu berbicara Bahasa Inggris, kini tampil percaya diri menyebutkan kosakata baru dengan semangat.
Kepala SDN 13 Sawang, Nurbaiti, S.Pd, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada UKM IECLOP atas kontribusi yang dirasakan langsung oleh para siswa. Ia menyambut baik inisiatif ini dan berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut.
“Kegiatan ini merupakan langkah yang sangat baik untuk menumbuhkan keterampilan berbahasa asing, serta membuka wawasan para siswa demi masa depan yang lebih cerah,” ujarnya.
Program ditutup dengan pembagian hadiah edukatif dan sesi foto bersama. Melalui IESCHOOL, UKM IECLOP membuktikan bahwa belajar Bahasa Inggris tidak harus mahal atau eksklusif cukup dengan semangat berbagi dan pendekatan yang tepat, anak-anak di daerah tertinggal pun bisa menikmati pembelajaran yang berkualitas.(**)
