Drama Konferensi Pers RS Bunda Lhokseumawe: Dugaan Malapraktik Berakhir Dengan “Iklas” Aneh, Wartawan Dibuat Bingung!


author photo

11 Agu 2025 - 15.39 WIB


Lhokseumawe – Dugaan kasus malapraktik di Rumah Sakit Bunda Kota Lhokseumawe yang sempat memicu kemarahan keluarga pasien dan mengundang perhatian publik, tiba-tiba berakhir dengan pernyataan “ikhlas” yang janggal. Konferensi pers yang digelar pihak rumah sakit bersama keluarga korban justru memunculkan tanda tanya besar di kalangan wartawan yang hadir.

Acara klarifikasi digelar Minggu (10/8/2025) di RS Bunda, Jalan Darussalam, Kecamatan Banda Sakti, oleh perwakilan PT Alexandaria Indonesia selaku pengelola rumah sakit. Hadir pula dokter yang menangani persalinan, dr. Teuku Yudhi, dan ayah bayi disebut “Gatot Kaca” (bukan nama sebenarnya) yang diminta memberikan pernyataan. Senin (11 Agustus 2015).

Bayi malang tersebut lahir melalui operasi sesar dalam kondisi mengenaskan: isi perut terburai, jasad dibungkus kantong plastik biru, dan meninggal sesaat setelah persalinan. Namun dalam konferensi pers, sang ayah dengan senyum lebar tanpa ekspresi duka menyatakan sudah mengikhlaskan kematian bayinya.

“Disini saya yang berkuasa. Saya bisa menuntut atau tidak. Setelah dengar penjelasan dokter, kami ikhlas,” ujarnya santai.

Pernyataan itu sontak membuat wartawan terperangah. Pasalnya, sebelumnya pihak keluarga aktif menghubungi awak media, mengaku korban malapraktik, bahkan membagikan foto-foto jasad bayi dan video hasil USG yang menunjukkan kondisi janin sehat. Kini, sang ayah justru berbalik arah, mengaku tidak pernah mengajak wartawan, dan menyalahkan anggota keluarga lain sebagai pihak yang “memviralkan” kasus ini.

Lebih membingungkan lagi, Gatot Kaca menegaskan tidak ada kompensasi apa pun yang diterima dari rumah sakit maupun dokter.

Keterangan Dokter Berbalik dari Data USG

Dalam klarifikasi, dr. Teuku Yudhi mengklaim bayi meninggal akibat kelainan genetik dan kemungkinan sudah tak bernyawa di dalam rahim sebelum operasi. Ia menyebut hasil USG tak selalu akurat seratus persen.

“Malapraktik itu contohnya sakit kaki kanan tapi yang dioperasi kaki kiri. Ini operasi melahirkan sesuai prosedur,” katanya.

Namun, wartawan menyoroti kontradiksi pernyataan tersebut. Sebab, video USG yang sebelumnya diunggah oleh dokter sendiri menampilkan keterangan bahwa janin “sehat sekali” dan “aman”. Fakta ini membuat alasan “kelainan genetik sejak awal” terdengar janggal.

Misteri Plastik Kresek

Kontroversi kian memanas ketika terungkap bahwa jasad bayi dibungkus kantong plastik biru, bukan kain sebagaimana prosedur rumah sakit. Dr. Yudhi mengaku kaget dan menegaskan tak mengetahui siapa yang membungkus bayi dengan plastik.

“Saya juga kaget melihat bayi dalam kantong plastik. Rumah sakit biasanya pakai kain,” kilahnya.

Konferensi pers ini, yang diharapkan menjernihkan tudingan, justru meninggalkan banyak pertanyaan mengapa keluarga tiba-tiba berubah sikap, mengapa keterangan dokter bertolak belakang dengan rekaman USG, dan siapa yang sebenarnya membungkus jasad bayi dalam plastik kresek?

Alih-alih meredam isu, acara klarifikasi ini justru membuka babak baru drama yang mencoreng wajah layanan medis di Aceh.(A1)

Bagikan:
KOMENTAR
 
Copyright @ 2014-2019 - Radar Informasi Indonesia, PT