SKPA Nyaman di Kursi Empuk, Rakyat Menunggu di Jalan Rusak: Jamaika Desak Mualem Bersihkan Birokrasi Pemalas!


author photo

5 Agu 2025 - 15.06 WIB


BANDA ACEH – Angin kritik berembus kencang dari Teungku Jamaika, mantan Juru Bicara GAM Wilayah Pase sekaligus tokoh berpengaruh Aceh, yang menumpahkan kekecewaan terhadap tumpulnya kinerja sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA). Dalam pernyataan tajamnya, Jamaika menyebut para pejabat tersebut "berkantor di zona nyaman", tanpa inovasi, tanpa greget, dan tanpa keberpihakan pada nasib rakyat. Selasa ( 5 Agustus 2025).

Tak tanggung-tanggung, Teungku Jamaika menyebut rendahnya realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) Tahun 2025 sebagai bukti nyata bahwa banyak kepala SKPA hanya berputar-putar dalam lingkaran birokrasi mandul.

“Sudah saatnya Gubernur Aceh melakukan bersih-bersih! Jangan biarkan birokrat pemalas dan tak punya nurani terus menggerogoti semangat perubahan Mualem Dek Fadh,” tegas Jamaika.

Menurutnya, pola kerja sejumlah SKPA sangat jauh dari semangat kerja nyata. Mereka lebih sibuk memburu kenyamanan jabatan dan keuntungan pribadi, sementara pembangunan macet dan SiLPA terus membengkak. Hal ini, kata Jamaika, bukan sekadar persoalan teknis, tapi kegagalan kepemimpinan dan pengkhianatan terhadap harapan rakyat.

“Mereka ini bukan pelayan masyarakat, tapi penumpang gelap APBA. Tak ada semangat sosial, tak ada keberanian terobosan. Semua hanya rutinitas birokrasi yang kering visi,” geramnya.

Ia juga menyentil tajam ketergantungan SKPA pada APBA sebagai satu-satunya sumber pembiayaan. Tidak ada upaya kreatif menggandeng BUMN, swasta, apalagi mengejar program nasional. Baginya, ini adalah bentuk kegagalan manajerial total.

“SKPA sekarang seperti menara gading—tinggi tapi kosong. Tak peka, tak gesit, tak punya nyali. Lalu siapa yang mereka layani? Rakyat atau diri sendiri?” sindir Jamaika.

Sebagai sosok yang dikenal mendukung pemerintahan Mualem Dek Fadh sejak awal, Jamaika mengaku muak melihat para birokrat pemalas justru menjebak gubernur dalam sistem kerja yang stagnan dan tidak sehat.

“Saya tidak ingin Mualem dijatuhkan oleh anak buahnya sendiri. Tapi kalau dibiarkan, rakyat akan mencap pemerintahan ini gagal. Dan itu fatal!,” tegasnya.

Karena itu, ia mendesak dilakukan reformasi birokrasi total di Aceh. Kepala SKPA yang tak punya keberpihakan kepada rakyat, tak berkontribusi terhadap percepatan pembangunan, dan hanya jago pidato serta rapat di ruang dingin, harus segera digusur dari jabatan.

“Aceh tak butuh birokrat bergaji besar tapi tak berjiwa rakyat. Kita butuh petarung di lapangan, bukan penghangat kursi,” tutup Teungku Jamaika, dengan nada yang tak bisa ditawar.(Ik)
Bagikan:
KOMENTAR
 
Copyright @ 2014-2019 - Radar Informasi Indonesia, PT