SEKBER ACEH: Keadilan Jadi Barang Langka di RSUDZA, Ribuan Nakes Bangkit Melawan Diskriminasi


author photo

19 Sep 2025 - 16.36 WIB


Banda Aceh – Ribuan perawat RSUD dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh memadati halaman rumah sakit, Jumat (19/9/2025), dalam aksi damai menuntut keadilan. Mereka memprotes kebijakan manajemen yang dinilai diskriminatif dan merugikan tenaga kesehatan non-dokter, terutama terkait pemotongan tunjangan jasa pelayanan.

Sekretaris Sekber Aceh, Syech Wan, menegaskan protes ini meluas ke berbagai profesi. Bidan, tenaga laboratorium, radiologi, farmasi, hingga profesi kesehatan lain ikut bergabung karena menilai manajemen RSUDZA di bawah Plh. Direktur dr. Arifatul Khorida lebih berpihak pada dokter, meninggalkan jurang ketidakadilan dalam pembagian remunerasi.

“Pembagian jasa pelayanan sangat timpang. Dokter mendapat angka fantastis, sementara perawat dan tenaga kesehatan lainnya hanya kebagian kecil. Padahal semua profesi punya kontribusi vital bagi mutu pelayanan di rumah sakit rujukan terbesar di Aceh ini,” tegasnya.

Ia menyebut praktik itu telah berlangsung bertahun-tahun tanpa transparansi. “Kezaliman ini harus segera dihentikan. Sekber Aceh akan terus mengawal agar diskriminasi tidak lagi menggerogoti rumah sakit kebanggaan rakyat Aceh,” ujarnya.

Lebih jauh, Syech Wan mengungkap dugaan adanya intimidasi terhadap nakes yang berani menyuarakan kritik. “Yang bersuara justru dipindahkan ke ruangan lain atau dipersulit urusan administrasinya. Ini bentuk pembungkaman, bukan penyelesaian masalah,” katanya.

Sekber Aceh mendesak Gubernur Aceh dan Sekda untuk turun tangan segera, bahkan mencopot dan merombak total manajemen RSUDZA. “Isu ini bukan sekadar soal gaji, tapi bukti carut-marut tata kelola rumah sakit plat merah. Dari awal penunjukan Plh. Direktur saja sudah dipertanyakan apakah Aceh tidak punya putra-putri terbaik yang mampu membawa RSUDZA ke arah lebih baik?” kritik Syech Wan.

Sekber Aceh memastikan akan terus mengawal persoalan ini hingga tuntas. (A1)
Bagikan:
KOMENTAR