Potret Generasi Krisis Moral dan Krisis Pendidikan Karakter


author photo

26 Okt 2025 - 11.36 WIB




Krisis Pendidikan karakter di Indonesia makin memprihatinkan. Sekedar contoh dalam kasus paling mutakhir yakni polemik kepala SMAN 1 Cimarga Kabupaten Lebak, Banten. Dini Fitri diduga menampar siswa yang merokok di lingkungan sekolah. Ironisnya, ratusan siswa justru berpihak kepada temannya yang melakukan pelanggaran. Mereka mogok massal dan menuntut pemecatan kepala sekolahnya. Di sisi lain seorang mahasiswa Universitas Udayana bunuh diri diduga akibat alami perundungan.Tragisnya, setelah meninggal pun ia tetap di bully di grup WhatsApp kampusnya. Sementara itu, tayangan Trans 7 secara tendensius menggambarkan adab santri yang menghormati gurunya sebagai budaya feodal dan tak pantas. Padahal penghormatan murid kepada guru adalah adab agung dalam Islam. Insiden ini bukan sekedar cerita tentang kenakalan remaja melainkan sebuah di lema besar yang dihadapi para pendidik di era modern.

Betapa rumitnya posisi pendidik saat ini. Akar masalah adanya ruang abu - abu dalam penerapan disiplin siswa dan tergerusnya wibawa guru. Fenomena ini menunjukkan bagaimana siswa merasa punya kebebasan untuk bertindak di luar batas etika, sementara guru merasa tak berdaya. Ketika guru ingin menegakkan kedisiplinan bagi siswanya, seringkali guru diprotes dan diadukan. Sedangkan guru dalam Islam adalah pilar peradaban, posisinya dihormati dan dimuliakan karena tugasnya membentuk kepribadian muridnya. Guru bukan hanya gudang ilmu namun pendidik yang memberi suri tauladan bagi muridnya. Sistem Liberal dan negara yang abai melahirkan generasi yang tidak taat aturan dan krisis moral. Merokok menjadi alasan ungkapan kedewasaan, jati diri dan kebanggaan agar dibilang keren. Disamping itu, rokok mudah dijangkau remaja. Ini bukti lemahnya negara dalam pengawasan. Segala bentuk kekerasan tidak di benarkan. Maka butuh pendidikan yang menjadikan remaja paham siapa dirinya dan arah hidupnya.

Krisis Pendidikan karakter ini sesungguhnya berakar pada sistem pendidikan sekuler. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan.Ini telah menghapus orientasi spiritual dan moral dari dunia pendidikan. Akibatnya, anak didik kehilangan arah dan makna hidup. Tujuan pendidikan berubah menjadi sekedar demi bekal mencari pekerjaan, bukan membentuk kepribadian mulia. Para guru pun banyak yang ikut terseret arus krisis moral. Tidak sedikit kasus kekerasan, pelecehan dan korupsi di dunia pendidikan melibatkan pendidik itu sendiri.Intinya masih banyak guru yang belum bisa menjadi teladan bagi murid - muridnya. Inilah buah dari Sistem pendidikan sekuler yang sejak awal memang berpaling dari Al - Qur'an. Ketika sistem kehidupan khususnya sistem pendidikan,tidak berdasarkan wahyu Allah SWT, maka hasilnya adalah kebingungan, penyimpangan dan kehancuran moral. Dalam Islam, tujuan pendidikan sejatinya bukan sekedar transfer ilmu, juga bukan sekedar mencetak generasi cerdas akan tetapi terutama membentuk karakter dan akhlak yang mencetak insan yang berkepribadian Islam serta yang bersumber dari akidah Islam.
Bagikan:
KOMENTAR