Kasus Narkoba Naik, Bukti Sistem Gagal Lindungi Generasi


author photo

17 Nov 2025 - 16.13 WIB



Oleh: Novi Noor (Aktivis Muslimah) 

Fenomena penyalahgunaan narkoba di negeri ini kembali menunjukkan tanda bahaya. Meski razia dan sosialisasi terus dilakukan, angka kasus justru meningkat. Kalimantan Timur menjadi cerminan nyata, bagaimana narkoba masih mencengkeram kuat kehidupan masyarakat, bahkan menembus ruang pendidikan.
Di Balikpapan, kegiatan sosialisasi dilakukan di SMP Negeri 3 dan SMK Negeri 6 Balikpapan sebagai bagian dari edukasi bahaya narkoba bagi generasi muda. Berbagai Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba terus digencarkan. Namun, fakta di lapangan menunjukkan hal yang bertolak belakang.
Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polresta Balikpapan mencatat, sepanjang Januari hingga Oktober 2025 terdapat 286 kasus narkotika, meningkat dibanding 281 kasus pada periode yang sama tahun sebelumnya. Di Samarinda sendiri juga terjadi kasus serupa. Aparat gabungan terus berupaya untuk memutus mata rantai peredaran narkoba melalui operasi besar-besaran di Kawasan Jalan Lambung Mangkurat, Samarinda Ilir. 
Narkoba Tumbuh dari Sistem Hidup yang Salah 
Narkoba bukan hanya persoalan hukum, tapi juga masalah sosial dan moral yang berakar pada cara pandang hidup manusia. Ketika nilai-nilai agama mulai terpinggirkan dari kehidupan sehari-hari, banyak orang kehilangan pegangan dalam membedakan mana yang baik dan mana yang merusak.
Sistem hidup sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan telah mencabut nilai-nilai agama dari generasi sehingga melahirkan generasi yang hedonistik. Lingkungan yang permisif, pergaulan bebas, serta pengaruh gaya hidup modern sering kali membuat mereka rentan terhadap ajakan mencoba hal-hal baru termasuk narkoba. Di sinilah pentingnya pondasi iman dan ketakwaan yang kuat, agar generasi muda tidak mudah tergoda oleh arus kehidupan yang menyesatkan.
Di sisi lain, narkoba juga menjadi bagian dari rantai bisnis yang menggiurkan. Selama masih ada keuntungan besar, selalu ada pihak yang berani mengambil risiko memperdagangkannya. Dalam sistem ekonomi yang berorientasi pada materi, nilai-nilai moral sering kali dikalahkan oleh dorongan mencari laba. Alhasil, bisnis haram narkoba pun tumbuh subur karena prinsip ekonomi yang menghalalkan segala cara demi keuntungan materi. 
Ditambah lagi dengan kemiskinan struktural yang mendorong seseorang untuk mengambil jalan pintas dengan iming-iming uang yang besar. Telebih bisnis narkoba lekat dengan mudahnya mendapat uang yang jumlahnya menggiurkan. Tidak aneh jika setiap tahun banyak bermunculan wajah baru pecandu dan pengedar narkoba. 
Islam dan Solusi Menyeluruh untuk Mencegah Narkoba
Islam memandang bahwa menjaga akal adalah bagian dari menjaga kehidupan. Maka segala hal yang merusak akal, seperti narkoba, termasuk perbuatan yang haram. Dalam pandangan Islam, pencegahan tidak hanya dilakukan melalui sanksi, tapi juga dengan membangun kesadaran dan lingkungan yang baik.
Islam menekankan tiga pilar penting dalam menjaga masyarakat dari bahaya seperti ini. Yang pertama Adalah ketakwaan individu, yaitu kesadaran setiap orang untuk menjauhi hal yang merusak diri dan kehidupannya karena takut kepada Allah.
Yang kedua ada;ah kontrol sosial masyarakat, di mana masyarakat saling peduli dan saling mengingatkan dalam kebaikan, bukan cuek terhadap perilaku menyimpang di sekitarnya. Ketiga , peran negara yang tegas dan menyeluruh, bukan hanya pada penegakan hukum, tetapi juga memastikan sistem pendidikan, ekonomi, dan sosial berjalan sesuai nilai moral dan agama.
Dengan ketiga pilar ini, Islam membangun masyarakat yang tidak hanya takut pada hukum, tetapi juga memiliki kesadaran spiritual untuk menjaga diri dari kerusakan. Dengan penerapan hukum Islam secara kafah di bawah naungan negara, generasi dan masyarakat tidak hanya terlindungi dari bahaya narkoba secara fisik, tetapi juga dibentengi dengan ketakwaan, sistem ekonomi yang adil, dan kepeminpinan yang amanah. Wallahu a’lam.
Bagikan:
KOMENTAR