Eksploitasi Anak Demi Konten dan Popularitas


author photo

20 Jan 2023 - 09.08 WIB



Popularitas adalah tingkat keterkenalan di mata publik. Popularitas telah menjadi salah satu tujuan yang ingin diraih dalam kehidupan sekarang. Mirisnya popularitas membuat seseorang abai akan hal-hal yang harus dijaga, bahkan keselamatan anaknya  sendiri yang masih bayi. Seperti yang baru-baru ini viral di medsos aksi dari seorang publik figur yang banyak mendapat hujatan dari warga net. Di kutip dari Liputan6.com, Jakarta Kritikan untuk Ria Ricis dan suaminya Teuku Ryan belum berhenti. Pasalnya, pasangan satu ini mengajak bayinya Moana yang berusia 5 bulan untuk naik jetski dengan sedikit mengebut ke tengah laut.

Dalam video yang diunggah oleh Ria Ricis dalam akun Instagram pribadinya, Moana hanya digendong oleh Teuku Ryan yang mengendarai jetski. Ria Ricis dan Teuku Ryan sama-sama terlihat menggunakan pelampung, sedangkan tidak untuk bayi yang usianya belum genap satu tahun tersebut. Tak berhenti di sana, Ria Ricis dan Teuku Ryan juga mengajak Moana bermain ATV (all-terrain vehicle) dengan menggunakan gendongan. Moana yang terlihat mengantuk di gendongan Ria Ricis pun bahkan sampai tertidur di ATV.

Kedua video tersebut banjir kritikan warganet. Hingga tulisan ini dipublikasikan, sudah lebih dari 17 ribu komentar bertengger dalam video naik jetski dengan bayi yang diunggah Ria Ricis. Begitupun dengan video saat keluarga ini main ATV, hampir lima ribu komentar masih mengkritik Ria Ricis dan Teuku Ryan.

Fakta di atas wajar terjadi jika sistem yang dipakai adalah sistem kapitalisme yang pada dasarnya bertolak ukurkan materi. Sehingga tak heran segala hal yang diinginkan hanya diukur dari banyaknya materi (eksistensi) yang akan diraih tak peduli apakah itu dapat membahayakan diri sendiri atau bahkan orang lain. Kapitalisme yang menjunjung tinggi liberalisme menjadikan manusia hidup bebas sebebasnya, salah satunya bebas dalam berekspresi atau bertingkah laku, segala hal dapat dilakukan tidak memandang apakah itu halal atau haram, tapi yang dilihat selama tidak melanggar UU yang berlaku, maka hal itu sah-sah saja terjadi. Bahkan, parahnya jika ada orang yang memberi nasihat karena mungkin dianggap salah dimata agama, namun dianggap mengganggu privasi seseorang  maka yang dikenai sanksi hukum adalah orang yang memberikan nasihat.

Astagfirullah, padahal Allah sendiri telah menyerukan bagi manusia untuk saling amar ma'ruf nahi munkar, seperti firman Allah dalam QS. Ali Imran : 104 yang artinya,
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Dorongan eksistensi diri bisa menjadi hal yang membahayakan keselamatan. Arus kehidupan justru dikuasai. Hal ini 
Islam memberikan tuntunan bagaimana seorang perempuan dan ibu menjalankan kehidupan termasuk dalam menjaga keselamatan anak. Ibu mempunyai peran yang besar dalam mendidik dan menjaga anak, baik secara fisik maupun mental, Ibu pulalah menjadi guru pertama bagi anak dalam menanamkan aqidah islam, sehingga anak dapat terarah dalam menjalani kehidupan. Dan hal itu butuhlah sebuah negara yang mampu memberikan kesejahteraan kepada seorang ibu, sehingga tidak ada seorang ibu yang akhirnya mengeksploitasi potensi anaknya demi sebuah konten yang nantinya akan menghasilkan cuan-cuan.

Dan islam juga mewajibkan negara untuk menjadi pelindung setiap rakyat termasuk anak-anak.  Negara seharusnya memberikan fasilitas lengkap dalam mengembangkan bakat anak, sembari juga menanamkan tsaqofah-tsaqofah islam dengan memberikan aqidah islam melalui pendidikan-pendidikan yang di gratiskan bagi setiap anak. Sehingga anak-anak dapat terarah dengan baik dalam mengembangkan bakatnya namun tetap terikat dengan syara'. Wallahu'alam bisshawab.

_Oleh : Nurul Husna, S.Pd_
_Pendidik SMPT Muhammadiyah Blangkejeren_
_& Aktivis KosMus Galus_
Bagikan:
KOMENTAR