Kesadaran Penuh Politik Pemuda Dalam Sistem Islam


author photo

20 Nov 2023 - 05.29 WIB



Oleh : Dinnar Fitriani Susanti
Aktivis Muslimah Balikpapan

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Balikpapan kembali melaksanakan sosialisasi pemilih pemula, Selasa (26/9/2023). Kali ini kegiatan bertempat di Hotel Maxone dan dibuka oleh Asisten Tata Pemerintahan Setdakot Balikpapan, Zulkifli, mewakili Wali Kota Rahmad Mas'ud.

Asisten Tata Pemerintahan Setdakot Balikpapan, Zulkifli menyampaikan, kegiatan semacam ini ini diharapkan bisa memberi pendidikan politik bagi generasi muda, calon pemimpin bangsa.
"Generasi muda perlu mendapatkan dorongan semnagat dan partisipasi di bidang politik," ungkapnya.

Melalui kegiatan ini para pemilih pemula jadi tahu pentingnya partisipasi dalam pemilu. Untuk memilih pemimpin yang kredibel.

"Ini adalah bagian dari pendidikan politik. Yang dilaksanakan berdasarkan amanat Permendagri nomor 36 tahun 2010. Tentang fasilitas kegiatan pendidikan politik," katanya.

Demokrasi Memberi Kesadaran Politik Pemuda Setengah Hati

Menjelang pemilu di tahun politik 2024 kali ini, tinggal menghitung hari. Berbagai upaya terus di gencarkan agar pemilu kali ini sukses baik secara pelaksanaan maupun pasca pelaksanaan. 

Dari data yang di keluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum Balikpapan, bahwa warga yang memiliki hak pilih di Balikpapan bertambah 84.081 orang termasuk 4.000-an mereka yang akan berusia 17 tahun di hari pemungutan suara 14 Februari 2024 atau pemilih pemula. Dan data 4.000 - an orang ini masuk dalam Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan (DP4). Jadi hampir lima puluh persen calon pemilih adalah para pemuda. 

Wajarlah jika pihak terkait maupun para konstan pemilu begitu gencar untuk melakukan program meraih suara dilihat dari sisi angka pemilih pemulanya. 

Di sisi yang lain, bahwa selama ini dalam sejarah pemilu di Balikpapan, belum pernah partisipasi warga mencapai lebih dari 70 persen. Dalam beragam jenis pemilu, seperti pemilu wali kota, pemilu gubernur, hanya 60 persen lebih dari warga yang ada di DPT bisa menggunakan hak pilihnya.

Tingkat partisipasi mencapai 70 persen tersebut terjadi pada Pemilu Presiden 2014, saat Joko Widodo bersaing ketat dengan Prabowo Subianto. Dari 70 persen yang memilih itu, sebanyak 64 persen warga memilih pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.  

Angka itulah yang menjadi target dalam sistem demokrasi politik Sekulerisme. Dalam sistem Sekulerisme ini, aktivitas yang paling menonjol adalah pesta demokrasi. Sehingga kekhawatiran pesta ini tidak meriah merupakan momok yang harus disiasati. 

Miris, suara pemilih pemula hanya berlaku pada saat momen  pesta demokrasi. Hal lain yang juga menjadi catatan minimnya kesadaran politik para pemilih pemula yaitu janji - janji manis pelaksana demokrasi hanya saat meriahnya kampanye terjadi. Realitas kehidupan pasca pesta demokrasi, kembali para pemilih tidak merasakan betapa berharganya suara mereka. Sehingga wajarlah jika pemilih pemula melihat politik dalam demokrasi itu kotor dan di salah gunakan oleh para elit politik.

Sisi lain yang juga membuat pesta demokrasi ini tak meriah adalah definisi aktivitas politik yang begitu minimalis. Aktivitas politik baru bisa terjadi jika ada pesta demokrasi saja, di dorong suara pemilih pemula untuk memilih para kontestan pemilu. 

Inilah kesadaran setengah hati yang alamiah terjadi dalam sistem Sekulerisme Demokrasi. Walaupun angka pemilih tahun ini naik, tidak akan membawa kesadaran penuh untuk para pemilih pemula. Dan harus sadar sepenuhnya pada aktivitas politik yang sesungguhnya, itulah solusi untuk pemilih pemula.

Kesadaran Sempurna dan Penuh Pasti Islam

Islam adalah agama sempurna yang terdiri dari akidah dan memancarkan syariah. Inilah yang disebut sebagai sebuah Ideologi atau Mabda.

Dengan kesempurnaan ideologi inilah, maka Islam telah jelas mendefinisikan politik dan aktivitasnya.

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُ فْلِحُوْنَ  

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Al Imran ayat 104)

Dalam Qur'an surat Al Imran ayat 104 ini telah jelas bahwa aktivitas politik adalah sebuah kewajiban yang melekat pada setiap diri individu Muslim, baik laki-laki maupun perempuan. 

Kewajiban ini sebagaimana kewajiban hukum syariah lainya seperti sholat, puasa, zakat dan sebagainya. Inilah dorongan kesadaran penuh aktivitas politik. 

Dari ayat ini pun telah jelas apa itu politik, yaitu melakukan amar makruf nahi mungkar.  Sehingga tidak butuh momen pesta dahulu baru berjalan aktivitas politik. Namun setiap waktu setiap saat. 

Islam telah membuktikan berjalannya aktivitas politik ini sejak di utusnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sampai Daulah Utsmaniyah. 

Dan dampak dari pelaksanaan aktivitas politik ini adalah Islam menjadi negara adidaya selama 13 abad atau 1300 tahun.

Islam tidak memisahkan antara aktivitas politik dengan seluruh kehidupan, baik itu individu, masyarakat dan juga negara.

Berbicara pemuda, maka tidak lah di pisahkan bagaimana syariah itu sendiri menjelaskannya. 

Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …”.

Imam Abul ‘Ula al-Mubarakfuri berkata: “(Dalam hadits ini) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhususkan (penyebutan) “seorang pemuda” karena (usia) muda adalah (masa yang) berpotensi besar untuk didominasi oleh nafsu syahwat, disebabkan kuatnya pendorong untuk mengikuti hawa nafsu pada diri seorang pemuda, maka dalam kondisi seperti ini untuk berkomitmen dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah (tentu) lebih sulit dan ini menunjukkan kuatnya (nilai) ketakwaan (dalam diri orang tersebut)”

Dari sini sangatlah jelas, bahwa para pemuda didorong untuk terus beramal politik serta tidak memisahkan akidah dan orientasi hidup untuk Allah. 

Para pemuda hebat dari masa Rasulullah hingga Daulah Utsmaniyah pun memberikan kontribusi terbaiknya. Nama mereka pun tidak hanya terkenal di masanya, namun harum pada kitab-kitab juga motivasi bagi umat selanjutnya. 

Misal Mus'ab bin Umair, yang dengan jasa nya Islam menjadi tonggak berdirinya negara di Madinah. 

Umar bin Abdul Aziz, seorang pemuda hebat, pemimpin hebat, walaupun memimpin di puncak tertingginya hanya sekitar 3 tahun lebih, namun seluruh wilayahnya sejahtera dan berlimpah kas Baitul Maal. 

Kemudian jauh di masa Rasulullah dan para sahabat, ada Muhammad Al Fatih. Pemimpin muda sekitar 23 tahun telah mewujudkan bisyarah Rasullullah menaklukkan wilayah konstatiniyah sekarang Turki. 

Inilah kesadaran penuh terkait aktivitas politik. Suasana keimanan dan juga kesadaran akan keterkaitan antara setiap manusia semakin memudahkan aktivitas politik dalam sistem Islam. Politik di dalam Islam tidaklah sempit dan temporal.
Bagikan:
KOMENTAR