Setelah Boikot Produk, Mungkinkah Boikot Ide Nasionalisme?


author photo

20 Nov 2023 - 19.19 WIB


Oleh: Hasna Ramadhana, (Aktivis Muslimah Samarinda)

Seruan pemboikotan terhadap produk dari produsen yang menyatakan dukungan terhadap Zionis Yahudi terus terjadi dikalangan masyarakat, kegiatan ini pun didorong oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) sebagai bentuk rasa kemanusiaan dan untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.
 
Masyarakat berusaha untuk menerapkan keputusan pemboikotan produk tersebut yang  mendukung para penjajah zionis.

Dilansir dari CNBC Indonesia, MUI (Majelis Ulama Indonesia) mengeluarkan fatwa Nomor 83 Tahun 2023, mengenai dukungan terhadap Palestina. Dalam Fatwa ini tertuang bahwa mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina atas agresi Zionis hukumnya wajib, sebaliknya mendukung Zionis hukumnya haram.

Dikutip dari detik.com, Muti Arintawati selaku Direktur Eksekutif Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) menjelaskan Fatwa MUI terkait pengharaman produk yang berafiliasi dengan Israel. Menurutnya,  MUI tidak mengharamkan produknya melainkan mengharamkan tindakan yang mendukung Zionis Yahudi. Jika dilihat berdasarkan fakta saat ini, tidak sedikit produsen-produsen yang memiliki afiliasi dengan Zionis Yahudi contohnya McDonald’s, MAYORA, Unilever, Nestle dan produk lainnya.

Berdasarkan fakta tersebut, dapat dilihat bahwa pemerintah mampu menetapkan kebijakan pemboikotan produk zionis. Namun, pemboikotan ini hanyalah bentuk solidaritas kemanusiaan, sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina, bukan solusi yang menuntaskan permasalahan penjajahan zionis terhadap Palestina. 

Ada yang Lebih Penting dari Sekadar Boikot
Permasalahan Palestina hari ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan melakukan boikot pada produk-produk yang mendukung penjajah zionis, apalagi hanya sekadar memberikan kecaman pada perbuatan keji tersebut. Para penguasa negeri-negeri muslim seharusnya melakukan sepak terjang yang lebih. Namun mereka tidak bisa berbuat lebih, hal ini diakibatkan oleh pemahaman yang mengakar pada tubuh negeri-negeri muslim yakni nasionalisme. Ide Nasionalisme sendiri hasil dari rancangan Barat yang sengaja dibuat untuk menjadikan kaum muslim terpecah belah. Bungkamnya para penguasa muslim terjadi karena mereka telah terjajah oleh paham pemikiran nasionalisme tersebut yang membuat mereka berpikir bahwa penjajahan zionis terhadap Palestina bukanlah permasalahan umat. 

Banyak penguasa negeri-negeri muslim yang berkuasa dan mampu memberikan kekuatan kepada Palestina untuk memperjuangkan kemerdekaan di tanah suci tersebut, namun tidak mereka lakukan, Why? Padahal Dunia telah melihat kekejaman yang dilakukan Zionis Yahudi kepada Palestina, puluhan ribu nyawa menjadi korban penjajahan yang dilakukan Zionis Yahudi selama lebih dari 75 tahun. Ini membuktikan bahwasannya ketidak berdayaan negeri muslim tak lain disebabkan oleh pemahaman yang rusak yang mengikat tubuh kaum muslimin. Terbelenggu dalam sistem nasionalisme dengan asas cinta kebangsaan sehingga hanya memikirkan negaranya masing-masing dan menjadi kaum yang apatis.
Zionis Yahudi dan sekutunya Amerika tidak hanya menjajah tanah Palestina tapi juga telah menjajah pemikiran umat dengan  menanamkan pemahaman yang rusak terhadap kaum muslim. 

Tidak hanya paham nasionalisme tetapi juga paham sekulerisme, kapitalisme, liberalisme, demokrasi, dan ide-ide barat lainnya yang sudah membelenggu umat hari ini dan menghilangkan aturan-aturan yang Islam dari kehidupan. Paham nasionalisme ini pula menjadikan umat muslim bagaikan buih dilautan, memiliki jumlah yang banyak tetapi tidak mampu berbuat apapun. Terikat hubungan diplomatik dengan barat membuat penguasa negeri muslim lebih mementingkan negaranya masing-masing, mereka dirancang sedemikian rupa untuk taat pada aturan PBB, tidak dapat bergerak sendiri untuk membela Palestina dan hanya berharap pada PBB dengan Solusi Dua Negara (Two-Sate Solution) untuk perdamaian antara Zionis Yahudi dengan Negara Palestina. Padahal sudah jelas bahwa solusi yang diberikan PBB tidak menyelesaikan permasalahan secara permanen, solusi yang bersifat sementara. Dan menjadi sebuah kesempatan bagi Zionis Yahudi untuk terus melakukan penjajahan kepada Palestina.

Solusi yang Hakiki
Jika umat mampu memboikot produk zionis seharusnya umat juga mampu memboikot sistem/ide-ide yang mereka ciptakan, sistem yang membelenggu umat muslim hingga tak dapat berbuat apapun untuk membela saudara kita di Palestina. Sebagaimana aksi boikot produk yang dilakukan oleh umat untuk mendukung kemerdekaan Palestina dapat menurunkan perekonomian Zionis Yahudi dan Barat.  Tak dipungkiri ketika umat mampu memboikot sistem nasionalisme, sekulerisme, kapitalisme, demokrasi, dan ide-ide barat lainnya yang mereka ciptakan maka dapat dipastikan kemerdekaan bagi Palestina sudah didepan mata.

Umat seharusnya menyadari terpecah belahnya kaum muslim hari ini disebabkan oleh pemahaman rusak yang diciptakan Zionis Yahudi dan Barat yang digaungkan kepada negeri-negeri kaum muslim dan membuat umat tercerai berai. Maka umat harus kembali bersatu menyatukan pemahaman pada satu ideologi, yakni ideologi Islam. Mengemban ideologi Islam berdasarkan pada Al-Quran dan Hadis sesuai dengan aturan-aturan yang Allah SWT tetapkan dan Rasulullah SAW contohkan. Kemudian menerapkannya dalam setiap aspek kehidupan dengan dipimpin oleh satu kepemimpinan yaitu khalifah dalam naungan Daulah Islam, Khilafah Islamiyah. Niscaya umat akan terjaga dalam junnah (pelindung) yang hakiki dari gangguan penjajahan kaum kafir, seperti yang sudah tercatat dalam sejarah kekhilafan Islam.
Wallahu‘alam bisshawab
Bagikan:
KOMENTAR