Boikot Solutif Boikot Ideologi Kapitalis


author photo

22 Mar 2024 - 15.35 WIB



Oleh Suriani Geri (Aktivis Muslimah)

Ramai Seruan Boikot Kurma

Kondisi Gaza makin parah sejak diserang secara brutal dari ud sayaara oleh tentara pendudukan Israel. Hingga hari ke 164 ini serangan masih terus digencarkan oleh Israel secara masif. Jumlah korban syahid dari rakyat Palestina telah mencapai angka 31.000 lebih dan sebagian besarnya dari kalangan anak-anak dan wanita. Sementara korban luka lebih 70.000, belum yang tertimbun reruntuhan. Dan angka ini masih terus meningkat karena serangan brutal Israel masih terus terjadi hingga detik ini. 

Menjelang ramadan, masif di sosial media aksi seruan boikot kurma yang berasal dari Israel. Disinyalir kurma dari Israel cukup besar diekspor ke negeri-negeri muslim dan makin meningkat saat masuk ramadan. 

Sebagaimana dirilis di tvonenews.com, Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf mengatakan, bahwa aksi boikot produk yang berasal dari Israel saja tidak cukup untuk dapat memberikan efek jera atau menghentikan serangan yang diluncurkan oleh zionis Israel terhadap rakyat Palestina.

Menurut Yahya, kita sudah tahu bahwa Boikot atau seruan saja tidak cukup. Kita perlu aksi  lebih, maka beliau mengimbau kepada pemerintah dan negara-negara, tidak cuma Indonesia tetapi seluruh dunia, untuk melakukan inisiatif yang lebih decisive (pasti) soal ini. Demikian keterangannya pada tvonenews.com (9 Maret 2024)

Tak Cukup Boikot Kurma

Aksi boikot atas produk Israel, meskipun memberi efek bagi pendanaan persenjataan Israel. Namun, tidaklah cukup efektif untuk melemahkan ekonomi Israel yang ditopang dananya sangat besar dari negara Amerika. 

Sebagaimana diketahui, Amerika sendiri menguasai dunia dalam banyak hal terutama sumber daya alam yang berlimpah di negeri-negeri muslim. Di Indonesia saja misalnya, perusahaan tambang emas terbesar dunia seperti PT. Freeport Indonesia yang merupakan cabang langsung dari Freeport McMoRan dari Amerika telah ada sejak tahun 1967. Meski kepemilikan sahamnya oleh Indonesia meningkat menjadi 51 % pada tahun 2018, namun jelas ini menunjukkan bahwa sudah puluhan tahun kekayaan alam negeri ini dikuasai Amerika. Dan tentu saja hal ini sangat menguatkan dan menguntungkan ekonomi Amerika. 

Belum perusahaan-perusahaan besar lainnya seperti PT Chevron Pacific Indonesia yang dikenal telah mengelola sejumlah ladang minyak dan gas di Indonesia. Ada juga ExxonMobil yang mengambil alih blok milik Royal Dutch Shell di Cepu, Jawa Tengah dan menandatangani Kontrak Kerja Sama (KKS) migas dengan pemerintah Indonesia sejak 2005 lalu. Ada perusahan kuliner KFC yang mulai berdiri di Indonesia pada 1978. Juga ada Coca cola, yang diberitakan perusahaan ini pernah mencetak laba sebesar USD 459,9 juta atau sekitar Rp 4,5 triliun dari Indonesia.

Ini yang ada di Indonesia. Belum perusahaan besar Amerika yang ada di belahan bumi lainnya, termasuk di negeri-negeri muslim yang jumlahnya juga sangatlah besar. Amerika memang telah menguasai ekonomi dunia semenjak sistem kapitalis yang dianutnya disebarkan ke seluruh penjuru dunia dan dipaksakan sebagai sistem ekonomi dan politik di negeri-negeri jajahannya. Sistem kapitalis inilah yang menjadi jalan tol bagi Amerika menguasai dan mengendalikan dunia baik secara ekonomi maupun politik. Artinya memang Amerika telah berhasil menjajah dunia lewat sistem dan ideologi kapitalis-nya. Maka tak heran bila pada akhirnya Amerika mendapatkan keuntungan yang sangat berlimpah dari mengeksploitasi kekayaan alam dunia yang tersebar di seluruh penjuru dunia. 

Amerika Supporter Dana Terbesar Israel 

Seluruh dunia menyaksikan bagaimana Amerika jelas menunjukkan peran utamanya bagi Israel sebagai supporter dana dan persenjataan bagi negara zionis tersebut. Tanpa malu sedikit pun Amerika begitu arogan menampakkan kekuasaannya. Dalam beberapa kali sidang PBB yang membahas genosida Israel atas Palestina, Amerika selalu menggunakan hak veto-nya. Di saat mayoritas anggota PBB menginginkan gencatan senjata, justru Amerika tampil berdiri sebagai pendukung utama israel agar terus melanjutkan genosida atas warga Gaza. Dan tentu saja diikuti dengan mengirimkan persenjataan dalam jumlah besar kepada israel.

Wajar jika kemudian Israel besar kepala dan bahkan dengan biadabnya menghancurkan seluruh bangunan di Gaza menggunakan persenjataan yang berasal dari bantuan Amerika. Korelasi Amerika dan Israel sangat kuat. Ada kepentingan di antara keduanya. Ibarat bapak dan anak, Amerika adalah bapaknya dan Israel adalah anaknya. Dan keduanya bahkan dibantu negara-negara sekutu mereka yang ikut melakukan pembantaian rakyat Palestina dan penghancuran Gaza. 

Boikot Yang Efektif dan Solutif 

Melihat peran utama Amerika di belakang Israel dan memahami bagaimana Amerika menguasai dunia dengan ideologi kapitalis-nya, maka jelas, sekadar boikot kurma atau produk yang berafiliasi ke Israel, selain tidak cukup efektif dan tidak solutif, bahkan sama sekali tidak akan melemahkan Israel dari sisi pendanaan dan support persenjataannya. Bagaimana tidak, Amerika sebagai penyokong dana dan persenjataan terbesar Israel masih sangat kuat sumber dananya dari seluruh keuntungan perusahaan besarnya yang mengeksploitasi sumber kekayaan alam di seluruh dunia. Dan tentu saja dilindungi oleh sistem dan ideologi kapitalisnya yang diadopsi oleh seluruh dunia termasuk negeri-negeri muslim. 

Inilah letak kekuatan Amerika dan Israel. Mereka menguasai dunia lewat pemikiran politik dan ekonominya. Maka tak heran pula bila  penguasa di negeri-negeri muslim pun terkekang dan terpenjara oleh sistem dan ideologi kapitalis tersebut. Mereka tak mungkin melawan ideologi yang begitu kuat pengaruhnya pada kekuasaan mereka. Sekali mereka melawan seketika kekuasaan mereka di ujung tanduk. Dan memang keberadaan para penguasa di negeri-negeri muslim itu pun tak lebih sebagai penjaga ideologi kapitalis tetap langgeng. Tetap bertahannya Amerika menguasai dan mengeksploitasi sumber daya alam dunia karena didukung oleh penguasa yang tunduk pada ideologi kapitalis ini. 

Maka bicara boikot kurma atau boikot produk yang berafiliasi ke Israel memang sangatlah kecil pengaruhnya. Jika kaum muslim sungguh-sungguh ingin menyelamatkan dan membebaskan Palestina dari penjajahan Israel, solusi yang paling jitu adalah boikot ideologi kapitalisnya Amerika. Karena ideologi kapitalis inilah sumber kekuatan utama Amerika. Umat Islam sudah seharusnya memboikot ideologi kapitalis ini yang secara syar'i juga bertentangan dengan aqidah Islam sendiri. 

Dan sudah semestinya umat Islam kembali pada aqidah sekaligus peraturan hidup mereka yaitu Islam. Islam telah Allah turunkan dengan kesempurnaannya baik sebagai aturan ibadah sekaligus sebagai sistem kehidupan. Maka sudah semestinya umat Islam mengadopsi sistem Islam sebagai sistem kehidupan mereka. Boikot sistem kapitalis dan kembali pada sistem Islam. Dengan perjuangan ini selain akan melemahkan dan menghancurkan ekonomi dan politik Amerika sebagai sumber ideologi kapitalis, pastinya akan menguatkan kembali posisi umat Islam dalam politik dan ekonominya di kancah internasional. Wallahu'alam
Bagikan:
KOMENTAR