Benarkah Pemberdayaan Perempuan Menuntaskan Ketidakberdayaan?


author photo

23 Apr 2024 - 12.27 WIB



Oleh : Dinnar Fitriani Susanti 
Aktivis Muslimah Balikpapan 


Kaltim Komitmen Tingkatkan Kapasitas Perempuan Kepala Keluarga, sebagai bentuk pelaksanaan strategi Pengarusutamaan Gender (PUG), Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berkomitmen dalam peningkatan pemberdayaan perempuan berbasis masyarakat, terkhusus kepada Para Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) melalui program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan.

Seperti yang kita ketahui, pentingnya memberdayakan perempuan dalam wirausaha terletak pada dampak positif terhadap keluarga, masyarakat, dan ekonomi secara keseluruhan. Hal ini disampaikan oleh Kepala DKP3A Kaltim Noryani Sorayalita saat Malam Ramah Tamah sekaligus Pembuka Rakorda PPPA Kaltim 2024, Minggu (25/02/2024) malam.

Kapitalis Semakin Memperdaya Perempuan 

21 April identik dengan Emansipasi Perempuan dan kekinian lebih di kenal dengan Pemberdayaan. Setiap tahun di tanggal tersebut seremonial tema dan kegiatan bernuansa akan nafas kesetaraan gender. 

Dari seremonial ini, nampak berbagai upaya untuk menyetarakan posisi perempuan di setiap aspek kehidupan, dan yang menonjol adalah di bidang ekonomi. 

Jika melihat dengan lebih mendalam, apakah cukup dengan seremonial tahunan untuk menuntaskan pemberdayaan perempuan?

Ternyata perlu dilihat lebih mendalam, bahwa kondisi saat ini persoalan ekonomi telah melanda seluruh komponen masyarakat baik laki-laki dan perempuan. Melihat data pada Maret 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin mencapai 25,9 juta orang atau sekitar 9,36%. Begitu besar angka kemiskinan yang telah menjadi PR besar di negeri ini. Belum lagi di tambah dengan berbagai kenaikan bahan pokok, seperti beras, gula, telur, transportasi dan pendidikan telah membuat semakin sistemiknya persoalan yang telah melanda perempuan dan laki-laki. 

Dampak atau problem sistemik ini hadir dari sebuah kebijakan Kapitalis Sekuler, yang menjadikan asas manfaat atau ekonomi dikuasai oleh segelintir orang. Hal tersebut sangat jelas dalam pelaksanaan ekonomi dengan kebebasan kepemilikan. Siapa saja yang memiliki modal besar, maka dia bisa menguasai berbagai kepemilikan masyarakat, seperti tambang, infrastruktur, pertanian, perkebunan, perbankan dan sebagainya. Ketimpangan inilah yang akhirnya membuat kesejahteraan hanya dirasakan oleh mereka yang memiliki modal banyak dan kuat. Dengan paradigma inilah baik laki-laki dan perempuan semakin sulit mendapatkan kesejahteraan.

Di sisi yang lain dari dampak sistem Kapitalis Sekuler ini, dengan jargon pemberdayaan ekonomi perempuan, agar bisa terus menjalankan kehidupan ekonomi kapitalis sekuler para perempuan berkontribusi dalam ekonomi. Padahal sejatinya kegiatan ekonomi yang telah di buat sampai detik ini menambah dampak kehidupan perempuan. Perempuan harus keluar rumah, demi ambisi kapitalis. Miris, inilah paradigma salah dan rusaknya kehidupan Kapitalis Sekuler. Benar setiap tahun ada upaya untuk meningkatkan peran perempuan, ketika sistem kapitalis sekuler yang menjadi sumber tata kehidupan sistemik, persoalan ekonomi tidak hanya melanda para perempuan, namun seluruh masyarakat yang ada dalam kondisi ini.

Islam Memuliakan Perempuan dan Laki-laki

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti (QS Al Hujurat ayat 13)

Firman Allah telah sangat jelas menciptakan laki-laki dan perempuan di bumi ini. 14 abad yang lalu, Allah telah memposisikan laki-laki dan perempuan adalah sama di hadapan Allah. Sehingga jelas, yang membedakan mereka adalah takwa. Takwa yang dimaksud dari ayat ini adalah menjalankan seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh larangan Allah. 

Sehingga Islam memuliakan manusia laki-laki dan perempuan dalam kehidupan. Islam akan terlihat jelas pelaksanaan kemuliaan penciptaan manusia ini, ketika syariah Islam dilaksanakan menyeluruh dalam setiap sudut sistem kehidupan. 
 
Sejak Rasulullah diutus, kemuliaan posisi laki-laki dan perempuan telah nampak jelas. Dan dilanjutkan dengan kepemimpinan setelah Rasullullah, mulai dari Abu Bakar, Umar hingga kepemimpinan Dinasti Utsmaniyah di tahun 1924.Tidak hanya kemuliaan yang dirasakan oleh laki-laki dan perempuan muslim, dan kondisi ini di rasakan juga oleh mereka yang lainnya. 

Kesejahteraan masyarakat juga dirasakan dalam pelaksanaan syariah Islam. Sistem ekonomi Islam menjamin ukuran kesejahteraan adalah setiap orang. Daulah Islam wajib memastikan setiap orang mendapatkan kewajiban pokok mereka, seperti pendidikan, keamanan, kesehatan, transportasi, perumahan, air, listrik dan lainnya. Kebutuhan pokok ini di sebut dengan kebutuhan pokok jama'ah yang wajib di pastikan oleh Daulah Islam sampai kepada setiap orang. 

Selain itu, Daulah Islam memastikan untuk setiap orang agar kewajiban nafkah tertunaikan. Hal ini akan berjalan dengan mudah, karena Daulah Islam memiliki konsep kepemilikan yang jelas yaitu, kepemilikan individu, kepemilikan masyarakat dan kepemilikan negara. 

Dengan konsep sistem Islam yang menyeluruh seperti inilah, kesejahteraan dan kemuliaan laki-laki dan perempuan pasti akan terwujud. Karena Allah telah menjamin dalam firman Nya.
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
 
Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. (QS Al Anbiya ayat 107)
Bagikan:
KOMENTAR