Oleh: Ita Wahyuni, S.Pd.I.
(Pemerhati Masalah Sosial)
Perkembangan industri hiburan Esports semakin pesat di Indonesia begitu pula di Kukar. Bahkan, sebagai bentuk keseriusan mengembangkan potensi atlet esports, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara kini memiliki Esport Game Room yang memfasilitasi gamers untuk mengembangkan potensi mereka di dunia esports. Esport Game Room berada di dalam Gedung Bela Diri Kompleks Stadion Aji Imbut, Kecamatan Tenggarong Seberang. Ruang khusus tersebut dikelola oleh ESI Kutai Kartanegara, selaku organisasi induk cabang olahraga elektronik (Tribunkaltim.com, 03/07/2024).
Ruang khusus para gamers ini diluncurkan langsung oleh Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah. Tujuannya, untuk melahirkan talenta-talenta pemain game online profesional yang meraih prestasi di kancah nasional dan internasional. Edi merasa bangga, bahwa banyak talenta olahraga esport terus bermunculan di kecamatan. Ia pun berharap profesi tersebut nantinya bisa memberikan kontribusi untuk ekonomi.
Pembajakan Potensi Pemuda
Industri Esport game telah mengalami pertumbuhan luar biasa. Esport game kerap dimainkan secara profesional baik di tingkat pendidikan perguruan tinggi, menengah, terutama di kelas 6 hingga 12, sebagai aktivitas ekstrakurikuler yang dicari. Industri inipun nyatanya membuka peluang bisnis bagi negara. Menurut data Global Games Market Report 2021 yang dirilis oleh Newzoo, Indonesia menempati posisi ke-8 yang menyumbang pendapatan paling banyak di dunia dengan nilai industri mobile game sebesar US$1,5 miliar. Di Indonesia, sebanyak US$1,3 miliar pemasukan industri mobile game hanya berasal dari total belanja konsumen melalui Google Play, tanpa menghitung pemasukan dari iklan dan lain sebagainya (Unair.ac.id, 17/04/2024).
Data ini diperkuat di Indonesia ESports Industry Outlook 2021, menurut Data dari Evos ESports, dari total 274,5 juta gamers di Asia Tenggara, Indonesia berkontribusi sekitar 43% terhadap jumlah total tersebut. Selain itu, Indonesia juga menyumbang pendapatan terbesar senilai USD 2,08 miliar atau sekitar Rp 30 triliun. Tingginya jumlah gamers dan jumlah pendapatan ini menjadi indikasi bahwa industri ESports memiliki potensi yang cukup besar di Indonesia. Menurut Statista, pasar ESport di Indonesia diperkirakan akan tumbuh sebesar 25,34% dari tahun 2019 hingga 2028, mencapai $13,88 juta pada tahun 2028.
Itulah mengapa pemerintah terus berkomitmen untuk mendukung perkembangan Esport dan serius menjadikan industri games sebagai andalan pembangunan ekonomi. Bahkan di Kukar, sejak 2 tahun lalu terus memperjuangkan Esports masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Hingga kini, Bupati pun menyediakan wadah training center para gamers dengan fasilitas yang diberikan secara bertahap.
Lantas persoalannya, apakah kebijakan yang diambil pemerintah sudah tepat, mengingat generasi muda hari ini sedang dilanda krisis? Apakah Esport game online tersebut mampu mengembangkan potensi pemuda atau justru akan berdampak buruk pada masa depan mereka?
Bagaimanapun, fakta menunjukkan bahwa industri game online telah menjadi salah satu momok dalam pembangunan mental, moral dan sosial generasi. Game online bisa menimbulkan kecanduan bagi anak dan remaja yang dapat menjauhkan mereka dari dunia nyata dan interaksi sosial. Waktu mereka pun akan terbuang sia-sia dalam dunia virtual yang sering kali mengakibatkan pengabaian kewajiban terhadap Allah dan sesama manusia.
Tak hanya itu, kecanduan game online juga akan mengancam potensi besar generasi muda sebagai pemimpin dan pelopor peradaban masa depan. Energi para pemuda untuk belajar, berkembang, dan berkontribusi pada masyarakat semakin berkurang. Begitu pula, saat disediakan Game Room tentu dapat melenakan para pemuda supaya menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang saja. Mereka lupa kewajiban yang harus dilakukan terutama sebagai seorang muslim, seperti mempelajari Islam, melakukan dakwah, atau memikirkan kondisi umat.
Inilah fenomena yang terjadi pada generasi. Maraknya game online hingga berbagai kerusakan yang ditimbulkan tidak lepas dari penerapan sistem kapitalisme. Dalam sistem ekonomi kapitalisme, yang menjadi fokus utamanya adalah pencapaian materi yang sebesar-besarnya. Sistem ini tak segan-segan menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan, bahkan jika itu berarti menciptakan produk yang berpotensi merusak, seperti game online. Tak ayal, rezim kapitalisme hari ini telah menjerumuskan generasi pada jebakan permainan yang terbukti melalaikan dan merusak fisik, moral, serta mental mereka hanya karena keuntungan materi.
Islam Mencetak Pemimpin Peradaban
Sesungguhnya, pemuda muslim adalah termasuk kelompok yang mendapat predikat “khairu ummah (umat terbaik)”. Allah SWT berfirman, “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS Ali Imran: 110).
Oleh karena itu, pemuda muslim tidak boleh terjebak pada permainan yang akan melalaikan mereka dari berbagai kewajiban yang telah Allah tetapkan. Karena sejatinya, Islam bukan anti dengan permainan (termasuk game online) sepanjang permainan itu positif dan mencerdaskan. Sehingga industri game dimungkinkan ada, namun kontennya harus ditujukan untuk kebaikan dan mendukung proses pendidikan, bukan sebagai alat meraup keuntungan material.
Dalam sejarah peradaban Islam, telah digambarkan bagaimana pemuda menjadi kontributor yang sangat penting. Hampir semua perubahan itu diusung oleh gerakan pemuda. Sehingga Islam pun memberikan perhatian khusus terhadap mereka dengan potensi dan posisinya sebagai pemimpin pengubah peradaban dan penjaga Islam yang terpercaya.
Semenjak terbentuknya negara Islam di Madinah yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW, kemudian dilanjutkan beberapa zaman sesudahnya yaitu kekhalifahan Khulafaur Rasyidin, pemerintahan Bani Umayyah, Bani Abbasiyah dan Kesultanan Turki Usmani, para pemuda terus menjadi The Best Agent of Change dalam perspektif sejarah Islam maupun dunia.
Mereka menjadi target utama dalam pembentukan perjuangan Islam. Mereka terus dibina dengan akidah Islam hingga berhasil membangun pondasi perjuangan sekaligus sebagai mesin penggerak untuk kemajuan dakwah Islam. Pergerakan dakwah yang dilakukan oleh kalang pemuda tersebut mampu menjadikan Islam terus menyebar ke berbagai penjuru dunia.
Dengan demikian, menjadi perkara yang penting dalam mendidik generasi muda hari ini yang berfokus pada pembentukan akidah Islam dan kepribadian Islam secara utuh. Sehingga mereka akan tumbuh menjadi insan kamil yang bertakwa, mampu melindungi diri dari pengaruh negatif semacam game online dan media lainnya. Sedangkan bagi penguasa sudah semestinya menerapkan aturan yakni sistem Islam dan mengeluarkan kebijakan yang justru akan melindungi para pemuda dari kerusakan. Wallahu a’lam bish shawab