Oleh: Ririn Indani.,S.P (Aktivis Muslimah Kaltim)
Maraknya perilaku bullying ditengah remaja hari ini semakin meresahkan. Dituntut untuk memberikan solusi, Pemerintah hadir dengan upaya pencegahan yang dilakukan satu diantarnya yaitu mengarahkan sosialisasi serta edukasi untuk menggambarkan contoh perilaku yang termasuk bullying, cara menghindari perilaku bullying dan cara menghadapinnya agar para anak, orangtua dan guru dapat mencegah perilaku bullying yang terjadi disekitarnya. Tak sedikit perilaku bullying yang terjadi sampai memakan korban. Namun tidak cukup sampai disitu, juga dibutuhkan sistem sanksi yang tegas terhadap pelaku bullying.
Bullying menjadi permasalahan yang berulang, terutama di dunia pendidikan. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang aman bagi anak, justru mengkhawatirkan. Bukan hanya sesama pelajar, bullying juga dilakukan oknum guru yang harusnya menjadi teladan bagi muridnya.
Dilansir dari kutairaya.com (7/2/2025) di Kecamatan Anggana Kutai Kartanegara Kaltim, seorang siswa berinisial TN mengalami perudungan di sekolah dan dikurung didalam kelas. Kondisi keluarga yang tidak harmonis, TN yang hanya tinggal bersama nenek membuat TN putus asa dan memilih menelan 10 butir paracetamol hingga mengalami overdosis.
VIral dimedia sosial, kasus perundungan yang sama juga melibatkan pelajar sekolah. Siswi berinisial AW (14) di Kecamatan Srengat, Blitar diduga mengalami bullying yang bermula dari rasa cemburu pelaku terhadap korban yang mengikuti salah satu media sosial pacar pelaku. Dibawa ke dua lokasi berbeda, korban dipukul dan diolok- olok, (detikjatim,09/03/2025).
Kasus diatas hanya satu dari banyaknya kasus yang tidak terlapor. Kondisi ini menunjukkan bahwa dunia pendidikan hari ini sedang tidak baik- baik saja. Dunia pendidikan yang seharusnya mencetak generasi bermoral, justru sebaliknya. Hal ini terjadi karena buramnya visi dan misi dunia pendidikan yang hanya fokus pada pemenuhan pangsa pasar kerja dan materi hingga menjauhkan pelajar dari pemaham islam. Sekularisme menjadi asas dari berpikir dan berprilaku remaja saat ini, yang mendorong mereka berbuat sesuai hawa nafsu tanpa aturan.
Perkembangan teknologi digital juga berdampak signifikan terhadap kehidupan terutama pada remaja dan anak- anak. Media sosial yang dapat diakses secara bebas, memudahkan untuk melihat dan meniru yang sama. Ditambah rasa ingin tau yang tinggi serta minimnya kontrol membuat perilaku semakin menjadi- jadi.
Tak cukup hanya dengan edukasi dan sosialisasi, karena bullying terjadi secara sistemik, mulai dari keluarga yang tidak menanamkan pendidikan pertama berbasis akidah Islam dan hukum syar'a, lingkungan masyarakat yang toxic dengan penerapan sekulerisme disegala lini kehidupan yang memberikan pengaruh langsung pada generasi.
Banyaknya pelaku bullying, bukti gagalnya negara membina generasi. Alih- alih menyelesaikan masalah, negara secara sadar justru menfasilitasi pelaku bullying dengan menerapkan sekuleralisme yang berimbas pada lemahnya negara menjaga generasi dari praktik hukum dengan dalih anak dibawah umur, asas dan arah pendidikan yang tidak shahih, tidak adanya kontrol media dan tontonan yang tidak mendidik serta tidak ada sinergitas yang dibangun antara keluarga, masyarakat dan negara. Alhasil, solusi yang diambil tak memberikan dampak satupun.
Kondisi diatas jauh berbeda dengan Islam yang menjadikan kemaksiatan sebagai kejahatan yang wajib mendapatkan sanksi tegas dan membuat jera. Sanki hukum yang diterapkan juga berlaku bagi semua kalangan dan usia. Berikut dengan sistem pendidikan Islam akan menghasilkan generasi beriman, bertakwa dan bersyaksiyah Islam.
Adanya ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan peran negara dalam menerapkan hukum Islam menjadikan individu terikat dan taat pada syariat Islam. Masyarakat melakukan amar makruf nahi mungkar akan menciptakan lingkungan yang sehat. Serta penerapan sistem sanksi yang tegas dan menjerakan oleh negara akan menjauhkan individu dari kemaksiatan, seperti bullying.
Karenanya Islam adalah solusi dari permasalan generasi hari ini. Islam memiliki sistem kehidupan terbaik yang mampu mencegah terjadinya keburukan, salah taunya perilaku bullying. Akan mampu mewujudkan generasi emas jika terapkan dalam sistem pendidikan dan kehidupan secara menyeluruh.
Wallahu a'lam bishawab.