Oleh: Riya Septi Habibah, S.M
Untuk mendapatkan dukungan dalam pemilu seorang calon pemimpin akan berusaha memperoleh dukungan masyarakat dengan berbagai cara. Salah satunya adalah menyuarakan program kerja mereka, atau yang biasa disebut janji pemilu. Namun janji yang ditawarkan seperti mampu menyelesaikan permasalahan masyarakat justru sulit direalisasikan.
Seperti yang dilakukan oleh ratusan mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Kaltim yang menggelar aksi untuk menggugat program kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim terpilih. Unjuk rasa tersebut dilakukan di depan kantor DPRD Provinsi Kaltim, Senin, 24 Februari 2025.
Aspirasi yang mereka sampaikan yaitu terkait dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dirasa tidak tepat sasaran. Mereka merasa hal tersebut bukanlah solusi dari permasalahan mahasiswa hari ini dan berpotensi pemborosan anggaran serta efektivitas dari distribusi MBG. Belum lagi kasus keracunan makanan yang terjadi atas ketidaksiapan dari mitra Satuan Pengelola Pengelolaan Gizi (SPPG) yang masih baru dan belum terbiasa menangani produksi makanan dalam jumlah besar. Mahasiswa menilai bahwa program tersebut dapat dialokasikan ke sektor yang lebih mendesak, seperti subsidi pendidikan atau peningkatan fasilitas kampus.
Program pendidikan gratis “Gratis Poll” pun disoroti oleh mahasiswa, mengingat bahwa pemerintah pusat telah menerapkan efisiensi anggaran di berbagai sektor membuat mereka meremehkan bahwa program tersebut sangat minim untuk terealisasi (www.prokal.co).
*Perniagaan*
Fakta saat ini segala sesuatu diupayakan untuk menghasilkan sebuah keuntungan. Efisiensi yang digaungkan bentuk kebijakan pemerintah tidak serius dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Bagaimana tidak, efisiensi anggaran bukan hanya sekedar penghematan atau pemotongan dan peniadaan belanja yang tidak perlu lantas digunakan untuk program yang bermanfaat bagi masyarakat. Namun kenyataannya esensi efisiensi dilakukan untuk mencapai keuntungan dan pemasukan kas negara.
Negara yang seharusnya menjadi pelayan dari masyarakat justru tidak melaksanakan tugasnya. Lantas dengan bangga menggunakan kekuasaannya untuk memanfaatkan hidup masyarakat sebagai komoditi perniagaan. Kekuatan relasi antar pemerintah dan rakyat adalah ladang bisnis. Pelaksanaan fungsi negara pada unit-unit teknis menjadi target utama seperti fasilitas kesehatan milik negara, satuan pendidikan, badan usaha milik negara yang harus dikelola dengan prinsip untung rugi.
Konsep ekonomi kapitalisme menjadi dasar dan ruang bagi sistem hari ini sehingga individu/korporasi dapat begitu bebas menguasai modal sebanyak-banyaknya. Pandangan kapitalisme tentang kebutuhan masyarakat adalah sebagai komoditas dari objek untuk pertumbuhan ekonomi dan keuntungan bisnis. Alih-alih negara sebagai pelayan masyarakat tapi nyatanya negara hanya sebagai regulator, sedangkan korporasinya sebagai operator. Lagi-lagi korbannya adalah masyarakat yang terkena dampak dari semua penderitaan atas kerakusan korporasi.
*Perspektif Islam*
Konsep Islam pada sebuah negara adalah penguasa sebagai pengurus/pelayan umat, maka kebutuhan dan hal berkaitan dengan hajat banyak orang diurus oleh negara demi kemakmuran umat/masyarakat. Aturan yang dijalankan di dalamnya yaitu sistem yang berdasarkan al-quran dan sunnah, sedangkan masyarakat sebagai pengontrol penguasa, sehingga apabila penguasa melakukan kesalahan dan dikoreksi oleh rakyat maka penguasa/pemerintah wajib memperbaiki kebijakannya.
Nabi saw. bersabda _“Tidakkah seorang hamba yang ditetapkan oleh Allah untuk mengurus rakyat, lalu mati dalam keadaan menipu mereka, kecuali Allah akan mengharamkan dirinya masuk ke dalam surga”_ (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari apa yang dilakukan oleh mahasiswa mengkritik pemerintah terkait program kerja adalah sebuah hal yang lumrah dan wajar dilakukan rakyat kepada penguasa, sehingga penguasa yang baik adalah penguasa yang mau menerima kritak ataupun saran dari rakyatnya.
*Pemuda Bergerak*
Para mahasiswa sebagai pemuda tak boleh ambil diam terhadap kelalaian negara. Pemuda harus selalu ingat akan fungsinya yaitu _agent of change, social control, dan iron stock_ . Maka mahasiswa tak boleh apatis terhadap sistem yang bobrok, pemuda tak boleh tinggal diam atau hanya sekedar survive terhadap kehidupan pribadi dan keluarganya, namun pemuda harus melek literasi dan politik khususnya Islam, karena sistem yang ditawarkan Islam adalah sistem yang mampu menjamin kebutuhan dasar rakyat, dari segi pendidikan, gizi, maupun kesehatan generasinya.
Oleh karena itu sudah cukup berharap pada sistem buatan manusia kapitalisme sekuler yang terus menerus menyengsarakan umat dan mengancam generasi. Pemuda khususnya muslim wajib memperjuangakan Islam demi terwujudnya kehidupan dan penerapan Islam. Sungguh kehidupan Islam telah berjaya selama 13 abad lamanya, maka kerinduan akan indahnya kehidupan Islam patut kita perjuangkan bersama. Wallahu’alam bissawab.
