Warga Lhokseumawe Menjerit: Harga Gas Melon Melonjak Usai Banjir, Diduga Ada Permainan Pangkalan


author photo

9 Des 2025 - 07.08 WIB




LHOKSEUMAWE – Pascabencana banjir yang melanda Aceh, warga di Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, menghadapi kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. Meski stok tersedia di sejumlah pangkalan, harga yang dipatok melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, berkisar Rp25.000 hingga Rp28.000 per tabung.

Kondisi ini memicu keluhan masyarakat, terutama kelompok ekonomi lemah yang menjadi sasaran utama subsidi elpiji. Seorang warga menilai lonjakan harga tersebut tidak mencerminkan solidaritas sosial di tengah situasi pascabencana.

“Ini baru selesai banjir, tapi harga gas sudah dijual jauh di atas HET. Pemerintah harus segera turun ke lapangan saat penyaluran dan melakukan pengawasan ketat. Gas ini untuk masyarakat miskin, jadi jangan ada pangkalan yang bermain harga,” ungkapnya, Selasa (9/12/2025).

Ia juga mendesak pemerintah kota dan DPRK Lhokseumawe mengambil langkah tegas terhadap pangkalan yang diduga memanfaatkan momentum bencana sebagai peluang keuntungan.
“Kita minta Wali Kota dan DPRK turun tangan. Tindak tegas pangkalan yang bermain harga sampai Rp28.000-Rp25.000 usai banjir,” tutupnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah daerah terkait laporan dugaan pelanggaran tersebut. Warga berharap penegakan aturan dilakukan segera agar akses energi subsidi tidak semakin memberatkan masyarakat terdampak.(A1)
Bagikan:
KOMENTAR