Generasi Pelopor Perubahan, Hadapi Arus Deras Era Digital


author photo

10 Des 2025 - 09.28 WIB



Oleh : Evi Fitriani, S. Pd (Pemerhati Generasi) 

“Teknologi tanpa Islam akan menjajah, dan Islam tanpa teknologi akan terjajah” begitulah kutipan popular yang sering kita dengar, mengambarkan bahwa pentingnya umat Islam menguasai pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk menyelamatkan peradaban. Salah satu tantangan hari ini yang kita hadapi yaitu adalah Era digital. 

Era digital tidaklah lepas dari Social Media. Yaitu sebuah platform yang digunakan untuk berbagi, dan berinteraksi dengan konten secara online, yaitu melalui facebook, tiktok, Instagram, dan sebagainya. Platform ini menfasilitasi komunikasi dua arah antar individu atau kelompok secara real-time dan tanpa batasan geografis. 

Perlahan dan pasti kita berada dalam arus deras gempuran era digital. Hampir semua kalangan bisa mengakses semua informasi melalui digital. Hadirnya smartphone yang mudah dioperasikan bahkan dari anak kecil sekalipun. 

Selain itu tidak dapat dipungkiri bahwa sosial media memiliki banyak kegunaan , memudahkan komunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain. Menjadi sarana efektif untuk promosi bisnis dan sebagai ajang dalam berbagai ekspresi diri, perasaannya, pemikirannya melalui tulisan, foto atau video. Sehingga sosial media menjadi sebagai wadah untuk mengakses informasi begitu cepat, dan sebagai sumber pengetahuan.

Berdasarkan data, pengguna terbanyak mengakses media sosial adalah remaja yang sangat aktif. Bahkan rata-rata durasi remaja bisa sampai menghabiskan waktu 6,6 jam perhari untuk mengakses media sosial. Platform popular yang paling digemari remaja adalah tiktok, snapchat dan Instagram, khusunya remaja di usia 13-17 tahun. 

Kemajuan tekonologi tidaklah bisa kita hindari karena ini adalah perkembangan zaman yang begitu maju yang mengharuskan kita berhadapan langsung dengan era digital .Maka kita melihat potensi yang dimiliki remaja saat ini sangatlah besar. Kepiawaian dalam mengakses internet begitulah cepat dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. 

Akan tetapi arus deras gempuran digital saat ini menjadikan remaja ini mudah untuk mengikuti trend, bahkan meniru apapun informasi yang mereka dapatkan. Kecepatan menerima informasi dari berbagai belahan dunia memang sangat membantu untuk mengetahui keadaan dan kondisi wilayah lain disamping informasi kemajuan tekhnologipun tersaji. 

Akan tetapi tidak dapat dielakkan bahwa dunia digital juga mempunyai dampak buruknya. Apalagi ketika remaja jauh dari agama akibat sistem sekuler saat ini sangat berpengaruh terhadap perilaku remaja. Tak sedikit remaja yang tidak mengetahui jati dirinya, hingga mudah untuk meniru (FOMO) dengan hal baru. 

Tersebar konten-konten negatif di ruang digital yang merusak generasi. Paparan konten negatif seperti video porno, judi online, pinjaman online, cyberbulliying, trafficking, moderasi menjadi life style generasi saat ini. Konten-konten negatif ini akan mempengaruhi cara berfikir, cara bersikap bahkan sampai mempengaruhi cara beragama. Remaja muslim menjadi kehilangan identitasnya sebagai muslim sejati.

Mirisnya, kita berada dalam negara dengan sistemnya yang tidak menghadirkan negara secara optimal dalam hal penjagaan. Sistem yang menjauhkan pengaturan agama dari kehidupan. Negara yang menganut paham sekulerime terbukti gagal dalam menciptakan ekosistem ruang digital yang aman bagi generasi muda. . Generasi muda di biarkan tumbuh, berekspresi tanpa ada campur tangan dari negara

Ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menyelesaikan permasalahan ini. Karena dampak negatif yang akan ditimbulkan sangatlah besar. Remaja kehilangan jati dirinya dan semakin jauh dari agamanya.

 Islam Menjawab Tantangan

Dalam Islam peradaban ini maju dan terdepan. Bukan hanya dari sisi akhlak dan adanya, namun juga dari sisi teknologinya. Islam punya aturan yang tidak membuat kaum muslim menjadi umat yang tertinggal. Namun hal itu tentu ada dukungan dan upaya dari negara untuk menjaga perkembangan teknologi ini terutama arus deras era digital ini. Negara dalam sistem Islam atau Khilafah memiliki fungsi yaitu sebagai rain dan junnah, sebagai pengurus dan pelindung yang mempunyai visi untuk menyelamatkan generasi. Memastikan perlindungan kepada rakyat baik di dunia nyata maupu di ruang digital.

Oleh karena itu negara mensupport berbagai elemen untuk mengambil peran dalam mewujudkan generasi yang sebagai generasi pelopor perubahan. Yaitu generasi yang sadar bahwa peran mereka sedang di bajak, mereka menjadi sasaran utama bagi barat untuk menjauhkan jati diri mereka lewat serangan digital. 

Keluarga dan orangtua khususnya para Ibu juga memiliki kesadaran untuk memastikan anak-anak selalu terikat terhadap hukum syara’ serta menumbuhkan daya juang pada diri anak-anaknya untuk belajar dan menuntut ilmu untuk kehidupan. 

Semua ini karena Negara atau Khilafah memiliki visi misi mulia yaitu menjadikan generasi saat ini menjadi generasi pelopor perubahan yaitu yang memiliki kepribadian Islam, generasi yang cerdas pemikirannya, cerdas ilmu pengetahuan dan teknologinya. 

Sehingga negara seperti ini mempunyai upaya totalitas yaitu dengan menutup akses tersebarnya konten-konten rusak dengan teknologi yang canggih yang dimilikinya. Menjadikan sosial media justru sebagai sarana untuk menyebarluaskan kebaikan Islam agar Islam tersebar di seluruh penjuru dunia.  

Wallahu a’lam bishawab.
Bagikan:
KOMENTAR