Aceh Perkusi 2025 Siap Guncang Samudera: Peradaban Islam dan Budaya Berpadu di Pusat Sejarah Nusantara


author photo

24 Jul 2025 - 14.50 WIB


Aceh Utara – Pemerintah Aceh bersama Pemkab Aceh Utara resmi menggelar survei awal dan rapat koordinasi untuk pelaksanaan Aceh Perkusi 2025, sebuah festival budaya berskala nasional yang akan digelar di kompleks Makam dan Tugu Sultan Malikussaleh, Kecamatan Samudera, Aceh Utara. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung pada 23–24 Agustus 2025 dan menjadi bagian dari agenda Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.

Wakil Bupati Aceh Utara, Tarmizi A. Payang, memimpin langsung kunjungan lapangan dan menegaskan pentingnya festival ini sebagai sarana memperkuat identitas budaya dan sejarah Islam di Nusantara.

“Aceh Perkusi bukan sekadar pertunjukan seni. Ini adalah dentuman warisan peradaban, gema sejarah Islam, dan kebangkitan budaya lokal yang menyapa dunia,” ujar Tarmizi.

Aceh Perkusi 2025 akan menghadirkan ragam kegiatan unggulan, di antaranya:

Napak Tilas Sejarah Islam: Tur edukatif menelusuri jejak Sultan Malikussaleh, pendiri Kesultanan Samudera Pasai, lengkap dengan kunjungan ke batu nisan abad ke-13 dan naskah kuno Islam.

Festival Perkusi Tradisional: Penampilan kolosal Rapai Pasee serta kolaborasi musik etnik dari berbagai daerah, menciptakan atmosfer magis dan sakral di jantung situs sejarah.

Pekan Raya UMKM dan Budaya Dayah. Pameran produk lokal, kuliner tradisional, kerajinan santri dayah, serta tenun khas Aceh yang mendukung ekonomi kreatif dan pemberdayaan masyarakat.

Wisata Edukasi dan Religi. Kegiatan wisata sejarah dan spiritual di Museum Islam Samudera Pasai, memperkuat pemahaman generasi muda tentang akar peradaban Islam di Asia Tenggara.

Festival ini diharapkan menjadi magnet wisatawan lokal, nasional, hingga mancanegara, sekaligus mengukuhkan Aceh Utara sebagai episentrum budaya dan sejarah Islam di Indonesia.

Aceh Perkusi 2025 tak sekadar menghibur, tapi membangkitkan kesadaran sejarah, membumikan kearifan lokal, dan menghidupkan kembali denyut peradaban Islam dari Samudera tempat di mana semuanya bermula.

“Aceh memanggil. Malikussaleh menunggu. Dentuman budaya dimulai dari sini.”(M)
Bagikan:
KOMENTAR