Oleh: A Tenri Sarwan, S.M.
Malam yang semakin gelap dan kian pekat adalah pertanda sang mentari akan segera menampakkan diri. Di tengah suasana bom dan rudal, entah apakah saudara seiman kita masih mampu melihat mentari atau tidak. Mereka hidup di tengah ketidakpastian, mati karena bom atau karena kelaparan.
Serangan udara Israel di Jalur Gaza kembali menewaskan puluhan warga Palestina, termasuk mereka yang sedang mengantre bantuan makanan, di tengah krisis kemanusiaan yang makin memburuk. Kekerasan yang terjadi sejak Minggu (30/6/2025) telah menewaskan sedikitnya 68 orang. (cnbcindonesia.com, 30 Juni 2025)
56.647 warga Palestina meninggal dunia akibat perang genosida Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, Selasa, 1 Juni 2025. (Tempo.co, 2 Juli 2025)
Huru hara para pelaku kedzaliman kian membabibuta seakan-akan mereka sedang berada diwilayah permainan raksasa, yang mereka tembaki bukanlah manusia melainkan benda mati yang tak bernyawa. Krisis kemanusiaan semakin memburuk, lantas bagaimana semua ini akan berakhir apalagi yang harus kita lakukan?
-- Omong Kosong? --
Segala cara seakan sudah dilakukan namun, persolaan negeri yang di berkahi seakan tak kunjung menemukan titik terang. Masyarakat dunia terus bergerak demi menyuarakan pembelaan membebaskan Palestina dari genosida zionis laknatullah, tapi segala usaha nyatanya tak kunjung menemukan titik terang. Omong kosong? Segala macam kutukan yang diberikan masyarakat dunia bahkan meski pemimpin negeri haram itu telah dilabeli penjahat dunia namun, tak ada yang terjadi. Pelaku kedzaliman itu masih saja tetap pongah dan bertindak semakin brutal dan tak berperikemanusiaan.
Solusi dua negara yang terus dunia gaungkan nyatanya hanya omong kosong belaka. Tak ada perubahan kedamaian yang terjadi justru kebiadaban yang kian dianggap hal biasa.
Bagaimana tidak jika solusi yang digaungkan dunia belum menyentuh solusi hakiki, maka wajarlah cita-cita perdamaian hanya akan jadi omong kosong belaka.
Perubahan macam apa yang diharapkan saat dunia masih juga memuja pelaku kemaksiatan yang sebenarnya? Mereka menyambut dengan penuh suka cita seakan dia adalah pahlawan dunia. Para penguasa negeri muslim masih juga memilih menjadi pemberi cacian dan kutukan padahal bukan itu yang diharapkan kaum muslim.
Alangkah pahitnya nasib kaum muslim Palestina. Demi menjaga masjidil Aqsho yang mulia. Mereka telah mengorbankan segalanya. Mereka telah membayar dengan sangat mahal. Namun, yang terjadi adalah penguasa muslim seakan mati rasa. Sekat nasionalisme telah mencabut hubungan iman hingga mereka buta dan tuli atas kejadian yang terjadi.
Saat non-muslim lebih rela melakukan pengorbanan demi membela Palestina, penguasa muslim harusnya malu? Ini seakan menunjukkan matinya kemanusiaan, apakah mereka masih layak disebut manusia?
Apalagi yang bisa diharapkan? Apalagi yang bisa kita lakukan?
-- Solusi Islam Kian Mendesak? --
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ۗ فَمَنِ اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ فَا عْتَدُوْا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ ۖ وَا تَّقُوا اللّٰهَ وَا عْلَمُوْۤا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
"...Oleh sebab itu barang siapa menyerang kamu, maka seranglah dia setimpal dengan serangannya terhadap kamu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 194)
Islam agama sempurna dan paripurna sudah sejak awal menghadirkan solusi hakiki untuk menghentikan kebrutalan para pelaku kedzaliman zionis laknatullah. Melawan mereka dengan kekuatan setimpal, itulah yang harus dilakukan. Tapi, bagaimana bisa itu dilakukan jika tak ada sosok khalifah yang memobilisasi para tentara kaum muslimin. Para tentara yang siap membela saudaranya karena iman yang kokoh. Yang mencintai jihad di jalan-Nya.
Sudah cukup kaum muslim tertipu dengan propaganda para pembenci kebangkitan Islam. Saatnya kaum muslim fokus, bahwa kedamaian dan kesejahteraan kaum muslim hanya datang dari ketaatan kepada Allah. Segala solusi yang dihadirkan Barat hanyalah tipu muslihat yang semakin menjauhkan kaum muslim dari solusi hakiki untuk membebaskan negeri yang di berkahi dan mengembalikan predikat ummat terbaik pada kaum Muslim.
Hanya Daulah Islam yang mampu hadirkan sosok Umar bin Khattab yang mampu bebaskan masjidil Aqsho. Hanya dengan sistem shahih hadirkan pemimpin sekelas Sultan Abdul Hamid II yang lebih rela tubuhnya terkoyak daripada menyerahkan sejengkal saja tanah Palestina kepada Zionis laknatullah.
Maka, ummat harus terus segera bergerak melakukan penyadaran bersama kelompok dakwah ideologis, untuk terus mendesak terwujudnya sistem shahih di tengah-tengah ummat. Mengembalikan kehidupan Islam, agar segera hadir seorang pemimpin muslim yang siap memobilisasi pasukan terbaik untuk membebaskan umat muslim dari segala macam bentuk penjajahan. Bukan hanya demi kaum muslim Palestina, bukan hanya untuk mengembalikan kesucian Al-Aqsho tapi demi seluruh kaum muslim di seluruh dunia. Hal ini hanya akan terwujud jika ummat sendiri menginginkannya, siapkah ummat merealisasikannya?
إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
“Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muttafaqun ’Alayh dll.).
Wallahu'alam bishshowab.