Kapitalis Menghormati Agama, Namun Nyatanya Islam Terus Di Hina


author photo

14 Jul 2025 - 16.11 WIB


Oleh: Jae Raa 

Hilangnya perisai umat Islam, membuat mereka mudah melecehkan Allah SWT, Rasulullah Saw, dan agama Islam. 

Empat orang ditahan polisi pada hari Selasa (1/7/2025) di Istanbul, Turki, terkait dengan penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad. Penahanan tersebut merupakan bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung yang diluncurkan jaksa Istanbul atas kejahatan menghina nilai-nilai agama di depan umum. Kartun tersebut, yang ditampilkan dalam edisi 26 Juni majalah satir Leman's, menyinggung konflik Israel-Iran baru-baru ini dan menggambarkan Nabi Muhammad dan Nabi Musa berjabat tangan di atas kota yang telah menjadi puing-puing. (sindonews.com, 1/7/25).

Beberapa kartunis majalah satir  ditangkap otoritas Turki setelah menerbitkan ilustrasi yang dinilai menyinggung agama karena dianggap menggambarkan Nabi Muhammad dan Nabi Musa. Kartun itu memicu kecaman luas dari pemerintah dan kelompok konservatif. Presiden Recep Tayyip Erdogan menyebut karya tersebut sebagai "provokasi keji" dan menegaskan bahwa pemerintah tak akan mentolerir penghinaan terhadap nilai-nilai sakral umat Islam. (cnbcindonesia.com, 5/7/25).

Sebagai orang Islam, tentu sangat miris dan menyayat hati melihat berita ini, karena yang dihina adalah manusia yang paling mulia dan menjadi suri teladan bagi kaum muslim. kendatipun banyak umat Islam di dunia tetapi seolah-olah mudah diperolok-olokan oleh orang lain. Pasalnya, penghinaan terhadap simbol-simbol bukan hanya sekali ini saja, hampir tiap tahunnya kasus ini terjadi. Contohnya saja di negeri ini, kasus penistaan agama Islam sudah sering terjadi. Namun sayangnya, hukuman yang diberikan terhadap pelaku sama sekali tidak menjerakan alih-alih mencegah orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Inilah akibat carut marut dari sistem Kapitalisme-sekularisme yang misahkan agama dan kehidupan. Diperparah lagi sikap pemerintah yang lunak terhadap pelaku, bahkan di negeri ini, sudah menjadi rahasia umum kalau sudah viral baru di usut kasusnya. Padahal, Indonesia hampir 87,2% adalah umat Islam, dan mayoritas pejabatnya juga muslim, namun akibat Sekularisme menganggap bahwa agama urusan pribadi dan berada di ranah privat sehingga negara mau ikut campur. Maka tak heran, jika kasus semacam ini sering terjadi di dunia maupun di negeri sendiri.

Ditambah lagi dengan paham kebebasan yang dianut oleh orang-orang Sekuler ini, mereka berpendapat bahwa setiap orang bebas berekspresi dan bebas berpendapat. Bahkan paham kebebasan ini dilindungi oleh undang-undang.  Akhirnya, para penista agama berlindung di balik jargon kebebasan berpendapat. Prinsip kebebasan dalam sistem demokrasi telah memberi panggung bagi para pembenci Islam untuk berekspresi menghinakan Islam, maka tak heran jika kasus-kasus ini akan terus tumbuh subur setiap tahunnya. 

Sungguh, kasus seperti ini akan terselesaikan jika aturan negara berlandaskan pada Islam dalam naungan Khilafah Islamiyyah yang sumber hukumnya berasal dari Al-Quran dan As-sunah. Khalifah sebagai kepala negara umat Islam akan bertindak tegas ketika ada pihak yang menghina agama Islam. Contohnya, sebagaimana sikap tegasnya Khalifah Abdul Hamid ll yang mengultimatum langsung pementasan drama karya Vaoltaire yang menistakan kemuliaan Nabi Muhammad saw, dan pada saat itu jugapun Inggris membatalkan pementasan drama tersebut.

Inilah yang terjadi saat Khilafah tegak, para penista agama akan dihukum jera dan hukuman yang diberikan akan mencegah orang lain untuk melakukan perbuatan yang sama, karena mendapatkan sanksi yang tegas. Mereka akan jera dan tidak mengulangi lagi perbuatannya. Dan umat Islampun berkewajiban membela agamanya sendiri. Karena akidah kita menuntun untuk mencintai Allah, Rasulullah, dan agama Islam. Keimanan kita menuntut kita untuk membela Allah, Rasul-Nya, dan Islam. Jadi, umat Islam wajib membela agamanya ketika ada yang menistakan.

Seperti Firman Allah SWT dalam  QS Al-Ahzab [33]: 57, "Sungguh orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya itu, Allah melaknati mereka di dunia dan di akhirat. Allah pun menyediakan bagi mereka siksaan yang menghinakan.” Serta sabda Rasulullah Saw, “Ada tiga perkara yang bila seseorang memilikinya, niscaya akan merasakan manisnya iman, yaitu kecintaannya pada Allah dan Rasul-Nya lebih dari cintanya kepada selain keduanya.” (HR Bukhari).
Bagikan:
KOMENTAR